Soul 4

32 17 3
                                    

"Aaaaaaa..." Teriak Wulan.

Lia dan Clara yang ada di samping Wulan, merasa sangat terkejut. Pasalnya, Wulan adalah tipikal orang yang banyak diem ketimbang Lia dan Clara.

"Woy kenapa?" Tanya Lia yang kini tengah saling pandang dengan Clara.

"Tadi, gue upload foto.. terus di like sama Kak Dadan." Jawab Wulan dengan wajah yang mulai memerah.

"Cuman di like doang." Ketus Lia.

"Tapi dia jarang like foto gue. Sekalinya di like ya seneng lah." Bela Wulan.

"Ehh, Wulan.. jangan terlalu seneng karena hal sepele loh. Mungkin waktu Kak Dadan nge like, dia ga sengaja mijit tombolnya. Atau mungkin juga itu cuman sekedar formalitas, bukan emang dia suka beneran sama foto lo." Kata-kata Clara membuat Wulan kembali berfikir.

"Tapi yang jelas itu lebih baik dari pada berburuk sangka." Timpal Wulan membuat Clara menjadi kikuk.

"Wiwih.. nusuk banget tuh kalimat lo.." Cibir Lia dengan setengah senyumnya yang bisa dibilang sih senyuman sinis.

Clara terlihat kesal "Oke terserah lo, yang jelas lo harus banyak mikir, jangan cuman fokus sama perasaan lo doang."

"Yaela sensitif banget sih lo.." Sahut Wulan seraya mencolek lengan Clara yang masih terdiam.

"Udah ahh, sekarang mendingan kita ke depan gang aja. Udah ada yang jemput tuh, supirnya bokap gue." Kata Wulan.

"Mau nengok rumah baru?" Tanya Lia dan Wulan hanya mengagguk.

Bergegaslah mereka bersiap-siap untuk pergi melihat rumah baru yang akan mereka tinggali. Sweater cokelat brownies dengan celana katun dan kerudung berwarna senada, warna caramel membuat Lia menjadi tampak manis.

"Ehh gue nyusul ya kesana nya,, share lokasi aja kalo udah di sana. Gue ada urusan dulu, penting." Kata Lia sembari membenarkan posisi tas selempangnya dan berlari terburu-buru.

"Kok mendadak." Kata Clara bengong.

Clara ikut berlari mengejar Lia karena ingin menanyakan sesuatu, namun usahanya tidak berhasil. Dia melihat Lia yang sudah menaiki motor bersama seorang pria.

"Liat tuh si Lia, dia di jemput sama siapa?" Tanya Clara curiga.

Wulan mengedikkan bahunya. "Bukannya cowok itu Alex yah??" Selidik Wulan.

"Gila parah tuh anak!" Dumel Clara.

Alex adalah temannya Lia sejak SD, dan dia pindah ke Bandung sejak SMP. Berbeda dengan Lia yang baru saja pindah ke Bandung satu tahun yang lalu. Tak disangka mereka ternyata suka bertemu seperti ini, bahkan Clara dan Wulan baru mengetahuinya. Muncul beberapa pertanyaan pada benak Clara dan Wulan saat melihat kejadian itu. Kejadian dimana Lia pergi berdua dengan Alex.

"Sudahlah lupakan!" Ujar Clara sembari berjalan mendahului Wulan yang masih tertatih.

Rumah berlantai dua dengan desain rumah modern terlihat sangat sederhana namun sangat menarik. Warna dominan putih dengan beberapa bagian berwarna ungu tua. Terdapat pagar tinggi berwarna hitam yang membatasi rumah dengan jalanan. Halaman yang tidak terlalu luas juga menyuguhkan beberapa tanaman dan bunga-bunga yang indah. Saat memasuki ruangan, semua perabot rumah berwarna putih gading. Sangat indah dipandang setiap sudutnya.

Terdapat tiga kamar tidur, dua kamar mandi, satu ruang tamu dan ruang santai, dapur serta ruang makannya.

Kamar pertama terdapat huruf 'L' di pintunya yang berwarna putih itu. Semua barang yang ada di dalamnya tak terlepas dari warna putih dan biru dongker. Lia memang menyukai warna itu, jadi semuanya dipesan khusus untuknya.

Soul of Lia, Clara, WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang