anomalee22 present📖
STORM
SoonHoon
Mature for this chapter
ZRASHHH!!!
Hujan deras mengguyur, membuat jalanan maupun tanah menjadi basah karenanya. Berbondong-bondong manusia menepi karena tidak membawa jas hujan, sebagian membuka payungnya untuk berlindung. Burung juga seakan merindukan sarangnya sehingga pulang lebih cepat.
Jihoon baru saja mengangkat segala pakaiannya, membuat dirinya menarik napas sulit karena segala pakaiannya masih basah.
Ayah dan ibunya belum pulang dari acara jalan-jalan sore hingga malam hari. Membawa serta Minhyung, menyisakan dirinya di rumah sendirian.
Ia bosan, kembali merasa sendirian karena tidak memiliki satupun teman.
Jihoon yang malang.
"Tidak usah ikut, kau sudah besar seharusnya menjaga rumah."
Jihoon membuat gesture seolah bertanya, mengapa tidak boleh?
"Bukankah kita akan berjalan kaki bu?"
"Dengar, tidak akan ada kata kita. Kau ya kau dan aku dengan keluargaku. Seharusnya suamiku memberikanmu tempat lain selain di sini. Kau mengganggu semuanya."
Yoona mengatakan segalanya dengan tenang, seolah memang itu yang harus dikatakan. "Lebih baik kau lebih tahu diri. Siapa kau di sini."
Dadanya terhimpit sesak, "A-aku, masih anak kandung ayah."
"Tidak sadarkah kau? Ayahmu sudah bahagia bersamaku, juga Minhyung dan Seungcheol. Sejak kedatanganmu kemari, kau membuatnya sedih."
Menatap tak percaya, Jihoon menepis rasa takutnya dengan kembali bertanya.
"Aku tidak membuat masalah, mengapa aku yang disalahkan?"
Ibu tirinya menatapnya berang, "Kau sudah dewasa! Harusnya kau sudah lepas dari tanggung jawabnya!"
Dalam kilatan mata Yoona, Jihoon kini paham. Ibu tirinya tidak senang akan keberadaannya.
"Aku... akan membicarakannya dengan ayah nanti."
Tangan kecil itu menutup wajahnya yang terbilang cantik, menangis bersahutan dengan suara hujan yang turun. Menyembunyikan sebuah kebohongan besar dari sang ayah.
Ia sungguh menyayangi Donghae lebih dari apapun. Apa kalian tahu, bagaimana rasanya kehilangan semua orang yang kalian sayangi dan hanya satu yang tersisa?
Ia juga menyayangi Minhyung seperti adiknya sendiri, Seungcheol seperti kakaknya sendiri. Tapi tidak ada yang membuatnya tersenyum seperti dulu.
Jihoon sudah bahagia meski tanpa sosok ayah baginya, meski ia merangkap sebagai ayah untuk Chan, bekerja untuk keluarga kecilnya tanpa berpikir suatu hal rumit. Dan semua berubah karena ayahnya yang kembali.
Sebenarnya ia merasa terharu ayahnya ingin mengambilnya, merawatnya kembali, mengulang sepuluh tahun lalu di mana ia masih dapat bercanda bersama. Empat orang lengkap yang saling menyayangi.
Pertanyaannya sekarang, untuk apa ia bekerja jika orang yang harus menikmati hasilnya sudah pergi lebih dulu?
Untuk apa hidup jika kebahagiaan tidak pernah sambang pada dirinya?
Ibu dan adiknya pasti sudah bahagia di sana, tidak perlu memikirkan cacian, tidak perlu berpikir tentang uang, bagaimana harus menyambung napasnya setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] STORM [RANDOM PRIVATE]
Fantasy[SOONHOON!!] Apa kalian takut akan kematian? Apa yang kalian takutkan? Itu akan terjadi pada tiap yang bernyawa. Tidak seharusnya kalian mendewakan kehidupan. Apalagi tanpa cinta, dan kebahagiaan. Pasrah? Tidak. Aku justru memilih mati daripada hidu...