Eps-2

342 11 10
                                    

Aku terbangun dipagi hari bermandikan matahari. Hari ini sangat cerah. Matahari pagi bersinar dibalik jendela kamarku.

Handphone ku berdering. Satu pesan masuk dari Akbar. Aku akan menjemputmu pukul 6.30 pagi. Segeralah berkemas" katanya yang membuatku bersegera pergi bersiap.

Jam telah menunjukkan pukul 6.27 pagi. Aku baru saja ingin membuka pagar rumahku tapi Akbar membuat gerakkanku lebih cepat. Ia telah sampai untuk menjemputku pergi ke sekolah. Sekolah dimulai pukul 8 pagi tapi kami selalu berangkat awal agar bisa makan di kantin sekolah. Sekedar info, kantin sudah buka sejak pagi sekali.

*saatnya jam pertama dimulai

Saatnya masuk kelas. Jam pertama adalah pelajaran matematika, pelajaran yang paling ku benci. Walaupun aku anak ipa, aku tidak terlalu hebat dalam hal berhitung dan lainnya. Yah, kemampuan menghafal ku pun biasa saja.

Dikelas semua orang sibuk sendiri. Ketika Pak Bambang datang, semua keributan tadi menjadi hening. Maklum, guru killer.

"anak anak, cepat simpan buku kalian. Kita akan ulangan harian" kata beliau yang sontak membuatku kaget.

Aku belum siap. Belajarpun tidak. Bagaimana ini? Aku tidak akan lulus" gumamku.

Soal yang diberikan ternyata sangat menyulitkan. Aku tidak tahu apa yang akan ku tulis. Konsentrasi ku pun juga terganggu oleh sosok di sudut ruangan yang sedari tadi terus memperhatikanku. Semua orang tidak menyadari keberadaannya. Huh, kepalaku semangkin pusing dibuatnya.

Pak Bambang mengatakan bahwa 5 menit lagi ulangan selesai. Aku baru menjawab 14 dari 20 pertanaan. Saat aku sedang ingin berkonsentrasi, sosok yang tadi berada di sudut ruangan tiba tiba mendekat. Kepalaku yang pusing seakan ingin meledak. Pandanganku menjadi buram. Sosok itu kini telah ada didepanku

Sorry temen temen, ceritanya kependekan. Oh ya, mungkin besok buku ini gak bakalan update. Soalnya aku lagi sibuk banget. Dan mungkin bakalan update hari jumat sore. Makasih ya yang udah baca... Love you<3

Last DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang