prolog

208 10 5
                                    

Teman-teman sebelum di baca dapat dinyalakan terlebih dahulu ya☝👆
Agar lebih dapat dihayati :))

Ruang kecil nan lembab, hanya ada sebuah meja, kursi dan tempat tidur single yang terpampang disana.
Kesunyian dan kegelapan yang begitu mendominasi bagaikan gambaran perasaan yang hampa.

Menatap nanar keadaan sekitarnya, pandangan mata emeralnya yang lurus nan sendu,kulitnya yang pucat bagaikan sebuah kertas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap nanar keadaan sekitarnya, pandangan mata emeralnya yang lurus nan sendu,kulitnya yang pucat bagaikan sebuah kertas.
Dirinya yang slalu terduduk di tempat tidurnya
Termenung dan selalu termenung...

Lelaki itu tetap tak bergeming sama sekali, dirinya tetap dalam diam, mukanya yang selalu tak berekspresi sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu tetap tak bergeming sama sekali, dirinya tetap dalam diam, mukanya yang selalu tak berekspresi sama sekali.
Suasana yang tetap kaku...

Hatinya yang selalu berdebar dan memutarkan memory yang telah lalu.

Tak ada yang tau seberapa sesak hatinya sekarang

Tak ada yang tau seberapa rindunya ia kepada seseorang atau orang disekitarnya.

Tak ada yang tau seberapa takutnya ia kehilangan seorang teman.

Tak ada yang tau bagaimana ia harus menghadapi hari- harinya dengan segala kekhawatiran yang terus menghantuinya.

Hatinya terus membatin

Seandainya hari itu ,ia tidak pergi mengikuti party

Seandainya saat itu, ia tidak meninggalkan orang-orang yang dicintainya

seandainya jauh sebelum itu ia tidak melakukan sesuatu kesalahan fatal

Seharusnya ia sadar akan itu

Tapi semuanya telah terlambat...

kebodohannya yang melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan

kebodohannya yang tau sebagaimana dampak bagi orang disekitarnya

Baginya semuanya telah terlambat

Begitu banyak hal yang diluar sana yang belum terselesaikan

Sekarang waktunya yang telah tak banyak,

Hanya penyesalan sekarang yang dirasakan..

Hanya hampah yang terasa...

Hanya sebongkah harapan atau sebuah keajaiban yang berharap akan merubah segalanya.

Begitu banyak penyesalan yang dirasakannnya

Jiwa dan raganya yang selalu mersakan kesakitan

Jauh didalam sana ada jiwa yang terkurung,meronta-ronta,memaksakan diri ingin keluar tapi terjebak, dan akhirnya diam menunggu sebuah jiwa dari tubuh lain yang membebaskan jiwa tersebut.

Mungkin baginya ini adalah akhir dari hidupnya...

Terlalu berat baginya untuk hidup seperti ini

Terlalu memalukan ntuk bangkit dan keluar dari ini semua .

Flashback

"Lu tau ga?, gua mulai kecanduan ni"

"Kaga,emang  candu apa lo Jeon?" Laki-laki itu bertanya dengan wajah serius lalu menatap manik tepat dimata perempuan itu

"Iya gara-gara lu gua  ngerasa candu ni pen terus ngerasain 3 hal ini"

Perempuan itupun tersenyum lantas menjawab dan melihat matanya dengan tatapan lembut lagi dan berkata " Lu kayak stimulant,lu tau itu pemakainya ngerasain riang gembira. lu juga bagaikan halusinogen. Bikin gua jadi gila waktu  gak ada kabar dari lu  selama satu minggu lebih dan itu bikin gua depresi untuk pengobat rasa rindukan jadinya lu tu" perempuan  itu pun tertawa sekilas

Intinya gua rindu ,jangan raguin perasaan gua sama lu.

Kalau gua selalu jawab seadanya bukan berarti gua marah,

Kalau gua kaku sama lu selama ini bukan gua gak cinta  cuman  gua punya cara sendiri untuk sayang sama lu." Lantas perempuan itu membenamkan wajahnya dipelukakn laki laki tersebut.

Laki-laki tersebut kaget dengan ekspresi cengoh dan perasaan suasana hati yang tak tergambarkan sekarang ,apa yang telah dilakukan kekasihnya saat ini juga mebuat perasaanya makin tak karuan. Saat laki-laki tersebut teringat sekilas memory tersebut ada rasa sesak dihatinya,ada butiran hangat yang meluncur dari pipinya ada sedikit senyum samar disana.

Ia tau mungkin kekasihnya akan bergidik jijik melihat keadaanya sekarang,dia mungkin berpikir bahwa kekasihnya akan melepasnya.

Ia sadar bahwa ia tak cukup baik,

Ia ingin melepaskannya tapi apa daya ia belum rela untuk melepaskannya.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang