#3.2 Menjelang kelulusan

39 2 1
                                    

Rey

Laki-laki itu memandang disekitarnya, melihat ditengah keramaian. Rasanya seramai apapun berbeda apa yang dirasakan laki-laki itu.
Rasanya dirinya tetap merasakan kesepian.

Lalu laki-laki itu membatin dan menertawakan dirinya yang sudah biasa seperti ini, "haha dari dulu udah gak lain pasti begini, it's okay mungkin mereka gak tau karna sibuk."
Ada rasa getir dihatinya, tapi laki-laki itu seperti sudah biasa memakluminya.

Disebrang sana terdapat perempuan paruh baya yang memperhatikannya sedari tadi, tak lamanya perempuan itupun berkata "Rey sini donk, peluk tante" sambil membuka tangannya lebar lebar

Rey pun datang menghampiri perempuan paru baya itu dan segera memeluknya dengan erat dan berkata "makasih tante". Lalu matanya mulai memanas entah ada apa laki laki itu merasa sesuatu yang berbeda untuk pertama kalinya. Rasanya ada rasa hangat yang menjalar dihatinya lalu ia membatin "harusnya gue sadar disini ada tante dan ama si Mico yang bisa jagain gue."

Lalu saat Rey masih dalam posisi seperti itu, Mico langsung menyenggol lengan Rey dan berkata "Elah lu nyett,awass.." dan langsung digantikan oleh Mico, sementara Rey hanya melihatnya tak percaya.
Ardeliapun sedikit kaget melihat tingkah anaknya..
" ya ampunn.. udah gede juga lu masih irian ye, ama si Rey?" Perempuan itu berkata dengan nada tak menyangka

"Lagian Rey durasinya kelamaan" .Micopun makin mengerat pelukannya

"Idihh... bego najong amat lu jadi cowok" Rey berkata dengan muka datarnya, tetapi terlihat mata Rey  sembab dan merah.
Mico yang tak sengaja melihat pun langsung berkata "mak... mata Rey merah sembeb tu"
Ardelia yang tak menyadarinya pun langsung melepaskan pelukan anaknya.
" ya ampun Rey, coba sini tante liat matanya"

Micopun berkata dengan suara samar "nyesel gue"

"HAYYY... Tante" Jena memanggil Ardelia dengan suara lantang sambil melambaikan tangannya.

"Ada Jenna sini, donk" Ardelia sambil menepuk nepuki kursi disebelahnya. Jennapun langsung menduduki salah satu kursi disebelah perempuan itu.

"Duhh.. Jenna makin cantik aja"

"Duhh..  masih cetaran tante tau."

"Jelaslah mak gue lebih cetar dari lu untung, nyadar."

"Tu mulut udah kayak cewek ae lu" Jenna berkata sambil memicing kan matanya kearah Mico.
"Kalau gitu jenna pergi dulu ya tan"

"Ohh.. iya ni tante juga sekalian mau pergi, apa sekalian sama sama aja ya?"

Maaf kalu ceritanya kependekan, soalnya masih banyak tugas lainnya. Gak enak kalu jarang publish buat kaliannya,walau gak tau  cerita aku menarik atu gak dimata kalian sebagi pembaca.
Sekian trimakasih buat para pembaca yg udh ngeluangin waktu kalian ntuk baca ini:).

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang