8. Belahan jiwanya Hyunbin

4.6K 595 72
                                    

Minhyun itu lahir dari keluarga berada. Iyaps, papanya kontraktor sukses sedangkan mamanya seorang dosen.

Kelihatan kan, kalau dia nggak madesu?

Ditambah, kakaknya, Tiffany dan Edison - Zi Tao - yang merupakan orang penting. Kakak perempuannya seorang jaksa, kakak laki-lakinya yang jadi staf Kedutaan Besar Korea untuk Tiongkok.

Kelihatan kan, gen otaknya Minhyun turun dari siapa?

Nah, yang masih bikin mama sama kakak-kakaknya bingung itu, si adek yang paling disayang karena paling nurut dan sukses jadi adek idaman banget, ternyata jatuh hati kepada seorang cengcorang cungkring yang tiap hari makan mie rebus di sela kerja part timenya.

"Dek, kamu yakin suka sama orang kayak gitu?" Mamahnya sekali lagi menanyakan hal ini pada Minhyun. Soalnya, Hyunbin itu salah satu murid yang sering sekali direvisi tugasnya.

"Emang Hyunbin kenapa, Ma?" Minhyun menutup diktat kedokterannya dan melepas kacamatanya. Ia memperhatikan mimik muka dosen senior itu yang terkesan memandang sebelah mata.

"Dek, mama mungkin hanya melihat Hyunbin dari sudut negatifnya. Tapi, dia pernah mengulang 3 materi sks yang mama berikan." Minhyun tertawa kecil.

"Tapi dia nggak patah semangat, kan ma?" tanya Minhyun sembari tersenyum geli ke arah mamanya.

"Iya, Dek. Tapi, nilai dia nggak pernah lebih dari D. Mama nggak tau harus pakai cara apalagi buat meraut otak bebal anak berandal itu." Mamanya mendengus kesal.

"Ya, mungkin itu yang buat dia unik. Mama bakal ingat terus orang bego tapi nggak pernah nyerah ngejar prestasinya. Udah ya, Ma, aku mau belajar buat praktikum." Minhyun bangkit dengan membawa diktat kedokterannya.

Meninggalkan mamanya yang menggeleng tidak paham dengan tingkah anak bungsunya.

..

"Permisi..." Hyunbin melongok ke dalam ruang baca perpustakaan. Ia mengangguk sopan ketika melihat ibu penjaga perpus menyuruhnya masuk.

Matanya menelisik ke suluruh penjuru ruangan. Mencari keberadaan Hwang Minhyun seorang.

Dan ia tersenyum manis ketika melihat sosok yang ia cari tengah duduk membaca buku sembari menulis sesuatu di laporan tugasnya.

"Kak Minhyun.." Hyunbin tertawa kecil melihat wajah serius Minhyun. Menurutnya, orang yang tengah menatapnya datar itu lucu.

"Mau apa ke sini?" tanya Minhyun datar. Yang ditanyai cuma haha hehe. Ia memberikan sebuah surat ke Minhyun.

"Ini apaan? Tagihan utang makan?"

"Atagfirullah, Kak. Aku selalu salah di mata kakak.😰" Hyunbin berdecak sebal. Ia meminta Minhyun untuk membukanya.

"Diberitahukan kepada mahasiswa bernama Kwon Hyunbin bahwa ia dinyatakan lulus tes masuk program pascasarjana Fakultas Ekonomi." Minhyun membulatkan matanya. Ini nggak ia duga. Soalnya, Hyunbin itu salah satu orang yang akan di DO. Bahkan ia tahu siapa aja orang yang masuk buku death note itu.

"Bin, seriusan?" Minhyun kembali memastikan. Dan pria jangkung itu mengangguk.

"Iya dong kak." Hyunbin nyengir ganteng. Membuat beberapa mahasiswi yang melihat pemandangan langka itu tersipu malu.

"Kita bicarakan ini sambil pulang." Minhyun senyum kecil lalu mengkode Hyunbin untuk mengikutinya. Merek Berdua mengangguk pamit kepada penjaga perpustakaan.

Suasana di mobil minivan Hyunbin lengang, hening, dan rada horor. Biasanya, Minhyun akan berlari ke minivannya sembari mengipasi wajahnya yang memerah kepanasan. Tapi, ia hanya diam. Membuat Hyunbin kembali berpikir.

Family : Minhyunbin + panwinkdeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang