20. Imunisasi

3.7K 526 77
                                    

Ini adalah kejadian ketika si dedek ganteng berusia 7 bulan. Si abang masih playgroup, dan si kakak kelas satu sekolah dasar.

Cekidot.

Sabtu pagi yang sebenarnya tenang. Angin yang bertiup lembut mengajak dedaunan bergoyang manja dan kesibukan Minhyun yang tengah mencuci piring dengan gemercik air keran jadi iringan syahdu yang bikin Hyunbin semakin ingin tidur.

Iya.

Awalnya sih, gitu.

Sebelum Minhyun memintanya mengecek kalender.

"Yang, liatin kalender dong." Minhyun yang udah selesai cuci piring mengambil panci. Mau buat sarapan.

"Sekarang tanggal 7 April. Kenapa?"

Hyunbin menoleh ke arah Minhyun yang tengah mengulek lada. Sesekali mengucek matanya yang masih mengumpulkan nyawa. Efek kerja semalam suntuk buat menafkahi anak istri tercinta.

-info aja, paragraf di atas akhirannya a semua.

"Oh, kalau gitu sekarang jadwalnya Jinyoung sama Guanlin cek kesehatan." Minhyun mengusap keringat di dahinya.

"Lho? Bukannya kemarin udah, ya?" Hyunbin mengambil alih penggorengan. Ia berdiri di samping Minhyun yang lagi motong-motong buncis.

"Hm. Itu kan udah bulan lalu. Jangan lupa dagingnya dibalik." Minhyun mendekat ke arah Hyunbin menaburkan lada dan mengoleskan bumbu yang ia buat ke daging sapi panggang.

CHU~

"Suka deh liat kamu di rumah pagi-pagi." Hyunbin senyum lembut banget ke arah Minhyun setelah mencuri kecupan di pelipis yang lebih tua.

"Aku punya tanggung jawab banyak. Dikiranya aku cuma dokter? Ck! Aku juga tanggung jawab sama keluargaku." Jawab Minhyun memotong wortel dengan keras. Tanda sedikit tersinggung dengan sindiran Hyunbin.

"Iya dong, sayangnya Hyunbin kan gitu. Jadi tambah suka." Yang pria jangkung itu lakukan selanjutnya adalah mengecilkan kompor dan menarik pinggang Minhyun.

"Makasih ya, udah bertahan terus sama aku." Hyunbin menghirup daerah collar bone Minhyun. Menikmati aroma perkamen tua campur matcha dan petrichor. Yang aromanya, sumpah, bikin Hyunbin nggak mau jauh-jauh dari Minhyun saking nyamannya.

"Hmm.. aku juga." Minhyun berjinjit dan mengambil kecupan kecil di ujung hidung Hyunbin.

"Bisa minta tolong?" Minhyun masih mengusap-usap pipi Hyunbin.

"Gimana?" Hyunbin menguap kecil.

"Kamu mandi, terus bangunin anak-anak. Kita sarapan bareng." Minhyun menepuk dada kiri Hyunbin.

"Jihoon ada pramuka di sekolahnya, kan?" Tanya Hyunbin. Ia masih malas menjauhkan diri dari Minhyun. Aroma tubuh Minhyun itu khas. Kalem. Enak. Bikin tenang.

"Iya. Nanti kamu anterin kakak ke sekolah terus ke rumah sakit aja langsung. Nanti biar Jinyoung sama Alin pulang bareng kamu."

"Okee, sayangku. I luv you." Hyunbin mengecup bibir Minhyun dan memberikan sedikit gigitan di sudut bibirnya.

Terus lari gitu aja.

Ninggalin Minhyun yang misuh-misuh karena harus menutupi bekas gigitan itu dengan lipbalm.

...

"Kakak, bangun, yuk. Katanya mau berangkat pagi ke sekolah?" Hyunbin menidurkan dirinya di samping Jihoon yang masih menggulung dirinya di selimut.

"Bentar Pi, masih ngantuk.." suara Jihoon parau. Ia berusaha menggeser Hyunbin supaya badan besar papinya nggak bikin dia sesak karena terhimpit di antara tembok dan tubuh besar ayahnya.

Family : Minhyunbin + panwinkdeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang