chapter 4

2.5K 75 3
                                    

Terik matahari sudah terbit sejak dini hari. Sasha menggeliat di tempat tidurnya. "nghhh" gumam Sasha serak seperti orang bangun tidur.

Dia melihat jam di nakasnya. Bola matany membesar, "APA! JAM 06" Kata Sasha berteriak. Tanpa berpikir panjang dia langsung menyabar ke kamar mandi. Setelah selesai menyelesaikan ritual mandinya, dan bersiap-siap walau masih acak-acakan dia tak perduli. Sasha turun ke lantai bawah.

"Bi Sasha berangkat dulu ya" Sasha menyalimi punggung tangan Bi Rose. Yap, Sasha tinggal bersama Bi Rose, karena bokap dan nyokop nya sibuk ke luar kota bahkan ke luar negeri (gak sekalian ke luar dunia😑). Belum sempat bi Rose menjawab Sasha langsung melenggang pergi.

Tepat saat dia keluar dari gerbang rumah nya, dia melihat seorang lelaki sedang menyalakan motornya. Seragamnya dari sekolah gue tuh! Nebeng ah. Batin Sasha

Sasha mendekati lelaki itu, "hy! Boleh bareng gak?" tanya nya kepada lelaki itu. Lelaki itu hanya diam tanpa menoleh ke Sasha. "kalo diam gue anggap iya" Sasha langsung menaiki motor lelaki itu.

Lelaki itu hanya diam. "Turun" kata lelaki itu---Alvaro----Dingin, tanpa menoleh.

"Bisa ngomong? Gue kira lo bisu. Aelah sama-sama searah ini!" kata Sasha. "Buruan dong! Udah telat nih" Lanjut Sasha menggoyangkan badan Alvaro.

Alvaro mendengus kesal, dan menjalankan kendaraan nya. Alvaro membawanya dengan kecepatan rata-rata. Sedangkan Sasha hanya diam dibelakang, sesekali melihat jam tangan nya.

Setelah sudah sampai di parkiran. Siswa-siswi yang melihat kejadian itu berteriak histeris, bahkan ada yang menfoto nya. Pasalnya, Alvaro sangat anti dengan cewek. Apa lagi Alvaro mempunyai sifat dingin kepada semua orang, bahkan jika bersama keluarganya ia berkata secukupnya.

"turun" Sasha tersadar dari lamunan nya. Dia segera turun dari motor Alavaro.

"mmm, thanks udah nebengin gue" Sasha tersenyum "oh ya, nama lo siapa? " Tanya Sasha mengulurkan tangan kanan nya.

Alvaro turun dari motornya dan mumbuka helm. Dia hanya melihat tangan Sasha tanpa berniat membalasnya. "Panting?" tanya Alvaro balik, nadanya dingin,matanya yang tajam menatap Sasha dingin.

Sasha hanya diam ditempat. Sebegitu nya lo gak suka ama gue? Kan gue cuman mau kenalan doang! Apa susahnya sih?. Batin Sasha kesal.

"mmm, gak penting juga sih" Sasha menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, bingung. "tapi kan... "

Belum sempat Sasha melanjutkan ucapannya, Alvaro sudah melenggang pergi. "gue mimpi apa semalem sampe ketemu Alvaro" gumam Sasha senang.

Tapi, sedetik kemudian Sasha tersadar. Tunggu kok gue jadi mikirin dia sih?. Batin Sasha aneh. Tak perduli dengan kejadian beberapa menit lalu Sasha pergi ke kelas nya.

~~~~~~~~~~~~~~skip~~~~~~~~~~~~~~~

Tak terasa bel istirahat berbunyi. Sekarang Sasha dan Clarisa berada di kantin, sedang menikmati makanan mereka. Kadang Sasha tertawa mendengar Celotehan Clarisa.

Pintu kantin terbuka dan terlihat most wanted sekolah. Mereka berjalan ke arah meja Sasha. Clarisa menyenggol Sasha "mereka mau kesini" pekik Clarisa senang.

Sampai dimeja Sasha mereka duduk. Carlie, Cevin, dan Justien duduk bersebrangan dengan Sasha dan Calista. Sedangkan Alvaro, dia duduk disebelah Sasha.

"Siapa yang nyuruh kalian duduk?" tanya Sasha sambil mengerutkan keningnya. Clarisa yang mendengar itu langsung menyenggol tangan sahabatnya dan membisikan sesuatu, yang membuat Sasha manggut-manggut tanda mengerti.

"emmm, enggak bolah ya?" tanya Justien balik.

"eh, boleh kok boleh banget malah" jawab Clarisa cepat. Clarisa tersenyum manis kepada Justien.

"oh ya kalian mau pesan apah?" tanya Celvin.

"gua samain aja" kata Justien. Celvin manganggukan kepalanya dan menunjuk Carlie. "gue juga" Kata Carlie.

"lo...? " tanya Cevin pada Alvaro. Alavaro tidak menjawabnya bahakan menatapnya saja tidak, Alvaro hanya fokus pada ponselnya. Cevin hanya pasrah dengan sifat Alvaro yang sejak kecil tidak berubah, dia melangkah pergi memsan makanan.

"oh ya! Kita belum kenalan! Kenalin nama gue Justien. Yang tadi pergi Cevin, yang sibuk maen handphone Alvaro, Dan yang disebelah gu...." belum sempat Justien melanjutkan perkenalanya, ucapannya terpotong oleh Carlie.

"Nama gue Carlie." Ucap Carlie memperkenal kan, Carlie dan Justien menjabat tangan dan menyebut nama masing-masing, kecuali Alvaro yang hanya sibuk pada dunia nya sendiri.

"Pesanan datang! Silahkan dimakan. " Cevin datang dengan sebuah nampan yang berada ditangan nya. "berasa jadi pelayan" gumam Cevin.

"Oh ya! Kita belom kenalan" Cevin mengulurkan tangan nya.

"Udah pada tau kali" Cevin melirik Carlie sebentar lalu ia melihat Sasha.

"Kenalin, nama gue Cevin orang terganteng sajagat raya" ucap Cevin memperkenalkan diri dengan wajah sombong nya.

Sasha dan Clarisa hanya tersenyum tipis. Makan pun berlangsung dengan ocehan si Double C siapa lagi kalau bukan Cevin dan Carlie.

"Eh kemaren Gue pergi ke mini market" ucap Cevin, dan Tidak ditanggapi oleh teman-teman nya. Walauphn seperti itu, Cevin tetap melanjutkan ceritanya.

"Trus gue ketemu ama bencong. Anjir lu tau gak sih apa yang terjadi gue waktu si bencong ngeliat ke gue?" tanya Cevin.

"Dikejar-kejar" jawab Carlie mulai tertarik pada cerita Cevin.

"Salah" ucap Cevin

"Trus apa?"

"Dia bilang 'mas kok muka nya jelek sih? Mirip panci gosong di rumah saya' kan anjir"

Yang lain pun tertawa mendengar ocehan Cevin karena kesal dengan bencong yang mengatainya panci gosong,  kecuali Alvaro.

Tring tring

Bel masuk berbunyi. Murid-murid pun beranjak dari kantin dan pergi ke kelas masing-masing, begitupun Alvaro, Justien, Carlie, Cevin, Sasha, Dan Clarisa.

Ternyata menyenangkan ya,  berteman dengan mereka. Tidak seperti yang aku pikirkan, batin Sasha.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC...

My Ice Ketos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang