ㅡ3.

54 11 1
                                    

Dongho masuk ke rumah dan mendapati si bungsu membereskan meja makan dengan bekas mangkok dan piring berserakan. Adiknya yang menyadari kedatangan sang sulung tersenyum sekaligus menyapanya.

"Abang! Tumben banget dua abang aku pulangnya cepet semua?"

Hanya senyuman yang dapat Dongho lemparkan sebagai balasan; mengingat banyak sekali kalimat yang tidak bisa ia deskripsikan. Mengingat dirinya dan Daniel memang sudah jarang ada untuk si bungsu berhubung tugas yang antah-berantah.

"Iya, dek. Danielnya kemana?" tanya Dongho. Sambil membawa alat makan bekas Daniel, Mina menjawab, "Di kamar. Siap-siap mau lembur katanya. Aku juga nanti kebagian jaga malam sampai pagi sih di UGD,"

Dongho mengangguk paham lalu bergegas menghampiri Daniel, agar pertanyaannya segera terjawab.

"Nanti kalau mau berangkat, abang aja yang anter Min!" teriak Dongho yang sudah menjauh dari ruang makan.

Dan di sinilah Dongho berdiri ragu; harus mengetuk dulu atau langsung masuk. Pilihannya jatuh pada mengetuk.

Belum sempat mengetuk, pintu itu terbuka dan menampilkan Daniel dengan kemejanya yang sudah pasti tidak serapi ketika berangkat tadi.

"Eh, bang, kebetulan," bahkan Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mau ngobrol di mana?"

Tidak menjawab, Daniel melangkahkan kakinya menuju taman belakang, diikuti Dongho.

Mereka memulai pembicaraan dengan hal umum seperti menanyakan kenapa pulang cepat dan sebagainya.

"Jisung Yoon kenapa lagi?" tanya Dongho langsung, membuat Daniel menatap heran. "Biasa si Minki. Mending jelasin sebelum gue nyari tau sendiri,"

Mau tidak mau Daniel harus menjelaskan pada abangnya itu.

"Jisung dijebak. Pendakwa Ha Sungwoon did a play victim atas pengacaranya Kim Donghan. Bukan hal mustahil buat pendakwa nuntut kesalahan ke terdakwa,"

Dongho berpikir sejenak.

"Terus, apa untungnya dari ngusung kasus ini lagi?"

"Kita harus nangkep pelakunya, bang. Dia bisa aja lagi ngerencanain sesuatu lagi yang entah apa kali ini," tutur Daniel, menghela nafasnya berat.

"Gue bakal kirim crew terbaik kali ini. Tenang aja."

Daniel langsung melebarkan senyumannya ke pipi, lalu memeluk abangnya yang satu itu. Tidak lupa brofist tertera sebagai permulaan kerja sama keduanya.

 Tidak lupa brofist tertera sebagai permulaan kerja sama keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

agak panjang hwhw.

The Inspectors. +PD101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang