P.O.L#3

40 3 0
                                    

Langkah Hillna sangat cepat dan penuh semangat .. Koridor sekolah dia tapaki dengan penuh senyuman.. Senyuman yang manis..

"Hey hillna?? Bisa bicara sebentar??"

Hillna menoleh...
Memastikan yang memanggilnya benar-benar aron.. Hillna sangat peka dengan suara 'aron grafli einstein'..

"Ini masih pagi! Berapa banyak hal yang akan  dibicarakan?!"

"Huhh..kau ini.. Sebentar saja.. !"
Aron menghampiri hillna...

"Baiklah.. Katakan!"

"Hmmmmm....-"

"Baiklah.. Aku pergi...!!"

"Tunggu!! Sebenarnya aku ingin menanyakan.. Apakah kau mau menyanyi-" belum saja aron selesai menjelaskan .. Hillna sudah menampangkan wajah malas..dan langsung memotong penjelasan aron..

"Aron.. jawabannya.. TIDAK!! Baiklah aku pergi!!"

"Tapi hillna!! Tunggu!!"

Hillna tidak akan terbuai dengan bujukan aron untuk bernyanyi..

Aron menggaruk kepalanya .. Dan menoleh kearah parkiran..
Mengangkat bahunya dengan putus asah... Mengisyaratkan pada devan bahwa rencananya tidak berhasil..
Devan yang berada ditempat parkiran ikut patah semangat dan langsung mengambil tasnya dan bergegas untuk masuk kesekolah..

"Tunggu!"

Langkah devan berhasil dihentikan oleh seorang wanita..dari penciuman devan seperti bau ...

"Gita!!? Kenapa? Kau membuatku kaget saja!"

"Maaf!! Maaf!! Aku tidak bermaksud seperti itu..."

"Hmm.. Ada apa?"

"Oh iya.. Kemarin aku mendengar.. Hmm.. Maaf yah.. Maaf... Sebenarnya aku menguping pembicaraan kalian kemarin.. Tentang mencari seseorang yang berbakat untuk menyanyi..!"

"Tidak apa-apa.."

Jawaban singkat dari devan membuat gita seperti 'dikacangkan' padahal gita berharap devan menanggapinya dan menawarkannya untuk bernyanyi...

"Maaf ya gita aku buru-buru.." devan langsung berlalu meninggalkan gita yang mematung ditempat parkiran ..

Gita sangat gemas dengan tingkah devan.. Gita tidak bisa marah .. Karena devan itu adalah incaran hatinya.. Yang telah berhasil membuat dirinya tergodah ..
"Huh devan.. Syukur saja kau telah menjadi pangeran dihatiku!!" gita hanya berusaha tersenyum sambil memikirkan renacananya yang selanjutnya..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hillna melihat dari balik jendelah.. Melihat feron yang sedang berbicara dengan bapak dayen..

"Maaf ya feron.. Bapak tidak bisa melatih.. Bapak sudah terlalu sibuk!! Mungkin kau bisa cari guru yang lain.."

"Hmm.. Baiklah pak.. Terimaksih.."
Bapak dayen langsung keluar dari ruangan itu ..
Saat langkah pak dayen  menghilang.. Hillna masuk kedalam ruangan itu..

"Feron??"

Feron menoleh.. Dengan wajahnya yang tadinya putus asah.. berubah menjadi  datar.. Saat menatap kehadiran Hillna..

Hillna kemudian mendekati feron.. Mengacungkan jari kelingkingnya..

"Baikan??"

Feron masih berusaha untuk tidak peduli dengan hillna..

Hillna terus tersenyum dihadapan feron..
Tentu saja feron tidak bisa menahan godaan dari hillna.. Yang selalu berhasil membujuk feron..

"Baiklah.." feron mengaitkan kedua jari mereka.. Lalu mereka berdua  berpelukan...

"Hillna aku sangat merindukanmu.."

Masih tetap berpelukan..

"Hah?? Benarkah?? Aku juga sangat merinduhkanmu!!"
Hillna sangat senang saat berpelukan dengan feron..

Mereka melepas senyuman dan tertawa bersama..
"Rasanya.. Kita berdua memang tidak bisa untuk dipisahkan.. " hillna kembali memberikan seyuman yang manis..

"Setiap kali ada masalah.. Kau selalu menjadi orang pertama yang mengajak baikan.. Sedangkan aku??..
Padahal semua masalah itu berasal dariku.. Maaf ya.." feron menatap hillna dalam-dalam .. Mengungkapkan semua rasa bersalahnya..

"Tidak apa-apa feron..   Aku mengerti.." hillna menopang kata-katanya dengan senyuman..

Mereka berdua cukup lama berbincang-bincang..
Hingga Hillna mengajak feron bernyanyi sambil menari bersama.. Hillna tahu selain feron tidak ada orang lain yang bisa mendengar suaranya saat bernyanyi di tempat itu..

Feron sangat terkejut .. Saat mendengar  hillna  menyanyi..
Mereka berdua bernyanyi sambil menari.. Berputar-putar diruangan itu..  menanti bel jam pertama pelajaran dimulai..



.
.
.
.
.
Devan terus memikirkan satu permintaan dari ayahnya itu..
"Devan.. Bagaimana kalau kau suruh saja ayahmu untuk membuat kompetisi atau lomba menyanyi di sekolah kita?? Aku yakin kita pasti akan sangat mudah mencari bakat penyanyi yang bagus..!!?"
Aron kembali memberi saran yang cemerlang untuk devan..

Devan mendalami perkataan aron..
Dan sepertinya devan tidak tertarik untuk itu..
Kata hatinya adalah dia harus berusaha menjadikan bakat Hillna sebagai caranya untuk membantu ayahnya.. Karena Devan yakin .. Suara indah hillna tidak akan mengecewakan ayahnya...

"Tapi aron.. Ayahku tidak akan setuju.. Dan aku juga tidak yakin.. Kurasa disekolah kita Tidak ada lagi yang memiliki suara seindah dan semurni suara hillna.. "

"Hmm.. Iya juga yah?? Apalagi junior-junior jaman sekarang.. Huu.. Paling mereka bisanya menyanyi lagu daerah.."

Devan tertawa mendengar kata-kata aron..

"Sudahlah.. Ayo belajar.. Jangan lupa.. Sebentar lagi kita ujian nasional.." devan mengingatkan UNBK mereka yang sebentar lagi akan mereka hadapi..
Devan dan aron belajar bersama didalam kelas.. Sedangkan murid-murid yang lain sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing..
.
.
.
.
.
.
.
.
"Gita.. ini foto-foto siapa?"
Clarissa,kakaknya gita terkejut saat mendapati setiap bingkai yang berada dikamar gita diisi dengan foto seorang pangeran tampan..

"Iihhhh.. Kenapa? Kau cemburu? Makanya bergaul.. Jangan cuma tahunya ketempat kerja, rumah, tempat kerja , rumah..!! Trus pas lihat sesuatu yang baru langsung marah-marah..!!" ketus gita..

"Hei.. Heii.. Siapa yang marah-marah?? Aku hanya bertanya .. Siapa yang ada di foto ini? Dan Memangnya kenapa kalau aku tidak tahu tentang pergaulan.. Lagipula pergaulanmu terlihat tidak menyenangkan!!" clarissa berusaha menentang gita..

"Kak clarissa yag cantik!! Itu pangeranku..!"

"Siapa namanya?"

"Devan!!" dengan cepat gita membalas pertanyaan dari kakaknya tanpa berpikir itu bisa menjadi ancaman dari kakaknya bagi kehidupannya selanjutnya..

"Ouuhhh.. Aku ingat! Aku ingat! Devan itu bukannya teman sekelasmu?? Si anak tampan dan pintar itu? Iya kan??!"

"Bukan!! Bukan!! Ihhh.. Sudah pergi sana!!"

"Tunggu!! Gita.. Apa kau menyukai devan??"
Clarissa berusaha menggodah adiknya itu..

"Tidak!! Tidak!!"
Gita menarik tangan kakannya dan menyuruh kakaknya untuk keluar dari kamarnya..

"Sudah pergi sana!"
Gita mengusir kakaknya..
Kakaknya keluar .. Dan terus menggodah gita..

"Semoga saja devan memiliki perasaan yang sama.."  clarissa membatin saat berada diluar kamar gita.. Adiknya itu memang selalu membuatnya kesal dan tidak pernah mendengarkan kata-katanya.. Tapi clarissa sangat menyayangi adiknya.. Dan dia tidak ingin melihat adiknya tersakiti dengan perasaannya..

"Principle Of Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang