P.O.L#14

21 3 1
                                    

Devan berjalan menuju kantin sekolah untuk mencari hillna. Tiba-tiba di tengah perjalanan, Gita menghampirinya.
"Dev, kamu mau kemana?"

"Eh, aku mau ke kantin. Mau menemui Hillna. Kenapa?"

"Hmm ,, kamu tidak tahu yaa,,? Hari ini Hillna pergi ke luar kota. Jadi dia tidak masuk sekolah hari ini." Gita menjelaskan dengan seksama.

"Hah? Benarkah?" Devan terkejut.
Wajah khawatir devan untuk hillna sangat tidak disukai gita.
Gita memanfaatkan keadaan dengan melebih-lebihkan hal yang dia tahu tentang hillna hari ini.

"Ya. Ku dengar akan ada acara tunangan. Feron juga ikut. Setahuku hari ini kakak feron pulang. Dan dia akan bertunangan. Apa mungkin,,,??" Gita memancing devan.

"Tidak mungkin!" Devan terdiam memikirkan perkataan gita. "Apa mungkin, hillna?"

"Hmm.. aku hanya mengira-ngira saja. Lagipula apa salahnya jika hillna cepat-cepat bertunangan. Sebentar lagi kan kita akan lulus sekolah. Jadi menurutku itu wajar saja." Gita semakin  membuat devan tertekan.

Devan memandang kebawah dan langsung pergi meninggalkan gita.

Gita tersenyum bahagia karena rencananya berhasil. Gita sudah merencanakan hal ini dari jauh hari, sejak hillna memberitahunya kalau hari ini dia tidak akan masuk sekolah karena dia akan pergi ke luar kota.
Senyum gita semakin menjadi kala membayangkan, jika nantinya hillna kembali, devan pasti tidak akan mendekatinya lagi.  Dan gita akan semakin leluasa untuk mendekati devan. Selama ini gita memang hanya pura-pura baik terhadap hillna. Padahal hillna sudah begitu baik terhadap dirinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hillna menikmati pemandangan puncak kota molompar.
Hillna menatap seorang yang melambaikan tangan dari dalam rumah ke arahnya. Itu doran.
Doran menghampiri hillna dengan membawa dua botol minuman soda.
"Hai hill." Sapa doran dengan senyum mempesona.

"Haii kak doran."

"Kau mau ?" Doran menawarkan minuman.

"Oh ya. Terimakasih."

"Hmm,, oh ya hill,, bagaimana kabar leander? Ku dengar dia akan segerah tunangan ya?"

"Hmm dia baik-baik saja. Masalah tunangan , aku kurang tahu, dia tidak pernah menceritakannya padaku. tapi sekarang dia memang sedang pacaran." Hillna menjelaskan dan dibalas anggukan dari doran.
"Bagaimana denganmu kak? Kudengar kepulanganmu ini karena kau akan segerah tunangan? Dimana calon tunangan kakak?" Tanya hillna dengan rasa ingin tahu yang sangat kentara dari raut wajahnya.

"Oh iya. Aku memang akan segerah tunangan. Pacarku ada di dalam. Ayo masuk. Akan kukenalkan kau padanya."

"Hah? Hmm,, aku tidak enak untuk masuk. Aku menunggu ayah dan ibu saja disini.mereka akan segera tiba. Aku akan masuk bersama mereka nanti." Ucap hillna dengan pipi merona.

"Kau itu tamu disini. Tidak mungkin aku membiarkanmu sendirian disini. Ayo masuk. Lagipula didalam kan ada feron yang menemanimu. Ayo." Pintah devan.
Hillna teringat kalau tadi feron pamit masuk kedalam rumah untuk membantu ibunya. Hillna juga melihat didalam rumah mereka ada kerumunan orang yang sedang merayakan kepulangan doran.
"Tapi kak, feron sedang sibuk. Tidak apa-apa aku disini saja."

Doran tetap memaksa.
"Tidak. Kau harus masuk Hillna." Doran menatap hillna dengan serius.

Hillna  semakin merona dan tidak bisa menolak.
"Hmm, baiklah."
Akhirnya mereka berdua masuk.
.
.
.
.
.
.
.
"Kurasa gita memang tidak mungkin mengarang cerita." Ucap aron setelah mendengar penjelasan devan tentang hillna yang tidak masuk sekolah hari ini.

"Principle Of Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang