P.O.L#12

17 1 0
                                    

Setelah puas dengan keramaian pasar yang memanjakan mata, devan dan hillna keluar dari pasar dengan tangan yang penuh dengan barang belanjaan.

"Hillna.. Tolong bukakan pintu mobilnya!" devan memerintah dengan sambil memegang erat semua barang-barang yang hampir tidak muat ditangan.

"Hah? Maaf devan, Tanganku penuh! Sekarang saja aku kesusahan untuk memegang semua ini!" ketus hillna, yang sedang susah paya memegang belanjaannya.

Mereka berdua jadi kerepotan sendiri dengan barang-barang mereka. Jalan pasar sedang penuh lumpur, karena semalam hujan. Mereka tidak mungkin meletakkan barang-barang mereka di atas lumpur.

Devan kasihan melihat hillna. Devan merasa bodoh melihat hillna kesusahan tapi dirinya tidak bisa membantu.
Devan melihat sekeliling dan matanya tertuju pada sebuah mobil pick-up yang terparkir tepat didekat mobil mereka. Devan langsung menaru barang-barangnya, dan mengambil barang-barang hillna juga lalu diletakkan pada bak mobil milik pedagang dipasar itu.

Devan kembali mendekati mobilnya sambil merabah semua kantongnya, dan menyadari kalau kunci mobilnya tidak ada.
Devan menatap hillna dan tersenyum usil, dan dibalas dengan tatapan bingung oleh hillna.

"Hillna sebetar ya! Aku melupakan kunci mobilku ditempat makan tadi! Aku aka mengambilnya sebentar!" devan langsung masuk kembali kedalam pasar dengan lari yang kencang sebelum mendengar kutukan dari hillna.
Hillna hanya bisa menghembuskan napas kesal.

Tak lama kemudian devan kembali, devan tersenyum kepada hillna yang sedang bersandar pada mobilnya.

"Ayo cepat devan! Langit sudah mendung! Sebentar lagi akan hujan!" kata hillna sambil berjalan menuju mobil pick-up untuk mengambil barang-barang mereka yang mereka titipkan tanpa ijin pemilik mobil.

"Baiklah!" devan langsung mendekati mobilnya dan bergegas membuka pintu mobilnya.

"Devan!!!" hillna berteriak dan membuat devan terkejut.

Devan pergi kebelakang mobil dan melihat hillna mematung melihat mobil pick-up yang berisi barang-barang mereka sudah berjalan meninggalkan tempat parkir pasar.

Devan terkejut dan ikut menatung menyaksikan hal itu. Hillna membalikan badannya menatap devan, "ayo! Kita harus mengejar mobil itu!" seru hillna dan langsung masuk kedalam mobil diikuti devan yang terlihat panik.

Devan memutar mobilnya dan menancap gas untuk mengejar mobil pick-up tersebut.
Mereka berada pada ujung jalan pasar, mereka mengikuti mobil pick-up yang belok kiri, devan berusaha menancap penuh gasnya, tapi masih belum bisa mengejar dengan jarak yang dekat agar devan bisa berteriak memanggil pemilik mobil pick-up itu.
Wajah devan terlihat serius, devan tidak memikirkan barang-barang yang lain, tapi ada satu barang berharga dari belanjaannya yang membuatnya berusaha keras untuk mengejar mobil itu. Sedangkan hillna tidak begitu memikirkan barang belajaannya, tapi yang lebih penting baginya adalah tas sekolahnya yang dia letakkan bersama-sama dengan barang belanjaannya di mobil pick-up yang kini sedang mereka kejar.

Debuh berhamburan dijalanan desa yang kini dilewati mobil devan, mobil pick-up yang mereka kejar kini semakin dekat, devan menancap gasnya, dan akhirnya devan berhasil menyalib mobil pick-up didepannya karena jalan yang tidak terlalu bagus.

Seorang pria berbadan gemuk dan berkulit hitam keluar dari mobil itu dan langsung marah-marah, "hey!! Apa kau ingin cari mati? Yang kau lakukan tadi sangat berbahaya!!"

Devan keluar dari mobil itu,dan diikuti hillna dengan wajah takut.  " maaf! Maaf! Maaf pak!" ucap devan sambil berlari mendekati mobil milik pria berkulit hitam itu, "tadi kami menaruh barang-barang kami di mobilmu dan kami menghalangimu untuk mengambilnya! Tadi kami berusaha mengejarmu di pasar,, tapi tidak bisa! Jadi  kami mengikutimu kesini dan menghalangi jalanmu! Maaf ya pak!"

"Principle Of Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang