(Ayahku Dimana)
»»»»»»
Shafa merobohkan tubuhnya diatas spring bed. Menatap kosong kerah langit-langit bernuansa putih itu.
Seharusnya,rumah yang disinggahi Shafa saat ini menjadi destinasi hiburan sehari-harinya.
Tetapi malah kejenuhan yang didapat.Saat semua orang ingin cepat pulang ke rumah,justru berbeda dengan Shafa yang lebih senang berlama-lama di luar rumah.
Shafa bertanya pada dirinya sendiri 'kapan'.
Kapan saat ia pulang dari sekolah ibu menyambutnya atau paling tidak membalas salamnya.
Setiap kali Shafa pulang dari sekolah,Assalamuallaikum yang dia ucapkan hanya dibalas tiupan angin.
Kapan setiap kali ia membuka tudung saji terdapat banyak makanan kesukaannya.
Hanya butiran debu yang selama ini setia menyambutnya ketika membuka pintu.
Kapan ia bisa merasakan punya ayah.
Cerita bahkan rupa ayahnya saja Shafa tidak tau. Selembar foto tentang ayahnya juga tidak punya. Memori dalam otaknya tak menyimpan perihal ayahnya.
Sempat Shafa berfikir bahwa ia anak yang lahir di luar nikah atau orang-orang menyebutnya dengan 'anak haram'.
Apakah benar ayahnya pergi karena tidak menginginkannya lahir ke dunia.
Ayah menyuruh ibu untuk menggugurkan kandungannya tapi ibu berselisih pendapat dan masih ingin mempertahankan dirinya.
Jika benar seperti itu kenapa namanya Shafa Putri Herlambang seolah-olah dia ini putri satu-satunya Bapak Harlambang.
"Tau ah!"
Shafa menyerah dengan teka-teki yang dibuatnya sendiri. Ia memiringkan badannya ke kanan,memeluk guling dengan erat.
Seperkian detik matanya terpejam lalu terperanjat mengingat ada suatu hal yang belum dikerjakannya sore ini.
Ia duduk bersila diatas tempat tidur,menepuk-nepuk jidatnya mungkin dengan begitu otaknya dapat mengingat apa yang belum dikerjakannya.
3 menit lamanya Shafa melakukan ritual itu akhirnya teringat juga.
"OH IYO...lali gorong nyapu."
(Oh iya,lupa belum nyapu)Shafa bergegas keluar dari kamar,mengambil sapu dan cikrak yang bersembunyi di balik pintu gudang. Tak lupa juga hari ini jadwal Shafa mengepel rumah.
Hampir setiap hari Shafa mengerjakan pekerjaan rumah. Menyapu,mengepel,mencuci,bahkan sampai jadi tukang kebun sekaligus kecuali memasak.
Pernah ia mencoba memasak ikan gurame karena keinginannya yang terus mendesak. Dia sudah browsing cara memasaknya,hasilnya lumayan memuaskan.
Sampai-sampai kucing yang biasa lewat di depan rumahnya enggan untuk memakan ikan hasil buatannya.
Iya,ikan gurame yang dibuatnya terasa pahit warnanya pun juga beda dari yang lain hitam bau gosong.
Semenjak itulah Shafa menghentikan cita-citanya menjadi seorang chef.
Shafa sendiri yang meminta ibunya untuk tidak menggunakan jasa pembantu. Itung-itung dengan banyaknya kegiatan dirumah membuatnya lupa sejenak dengan sosok ayah.
»»»»»»
Langit berubah warna menjadi jingga. Kumandang adzan maghrib bentar lagi bersautan.
Badan mulai pegal-pegal,perut sudah keroncongan tapi yang ditunggu gak datang-datang.
Hampir 50 menit Shafa bertapa di kursi depan terasnya. Rambut hitam lurusnya yang basah kuyup mulai kering tertiup angin.
Matanya tak berhenti melirik ke luar pagar. Telinganya tak berhenti mendengar suara mesin yang lewat di luar rumahnya.
Hanya satu yang ditunggunya.
Pip...Pip...Pip
Nah..Suara klakson dari mobil Jazz putih yang menunggu dibukakan pagar olehnya.
Dengan secepat kilat Shafa membukakan pagar,digemboknya pagar itu setelah mobil milik orang yang sedari tadi ditunggunya terparkir dengan mulus.
Shafa cepat-cepat berlari di depan pintu pengemudi sambil mengadahkan tangannya.
Seorang wanita berjas rapi keluar memberikan bingkisan kepadanya. Dengan rasa senang tanpa sungkan ia menerimanya.
Terlihat jelas dari senyum merekah dan mata berbinar-binar tak berhenti terpancar dari wajahnya.
"Kamu tuh enggak salim,enggak salam sama ibu main langsung ambil makanannya aja."
"Assalamuallaikum bu."
Salam Shafa pada akhirnya setelah diingatkan sembari mencium tangan Rena,ibunya.
"Waallaikumsalam."
Balas Rena yang tak bisa berhenti menahan senyumnya,memeluk Shafa dengan satu tangan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
»»»»»»»
KAMU SEDANG MEMBACA
Shafa Iku ' Yo' Aku
Teen FictionNote: Bahasa yang digunakan dapat menambah beban pikiran. Bagi yang berani saja silahkan baca! »»»»»»»»» Kisah yang mungkin dimiliki oleh banyak orang. Tetapi tidak ingin dilewati oleh banyak orang. Hidup bukan pilihan melainkan takdir. Takdir yan...