Hujan semalam tak kunjung reda, pagi-pagi buta masih merintik membasahi Centris yang hampir membeku. Taehyung kembali menarik selimutnya. Hawa dingin yang menusuk tulang sulit untuk dihalau.
Baru beberapa saat ia kembali menenggelamkan wajahnya dibalik selimut hangat itu, Taehyung mendadak terbangun. Hari ini spesial baginya, ia tidak boleh sampai terlambat.
Ia membersihkan dirinya dan membuat tubuhnya sewangi mungkin. Ia juga membersihkan wajahnya dari rambut-rambut halus yang memberi kesan matang. Mematutkan diri di depan cermin, memilih baju mana yang akan ia kenakan.
Dari sekian stelan mahal itu, Taehyung menjatuhkan pilihannya pada kemeja putih, baju dengan warna yang tiap hari ia kenakan. Ia padukan dengan jas warna biru gelap dan celana bahan fit body warna senada tanpa ikat pinggang. Warna biru yang serasi dengan seragam sekolah Yuna.
Mengeluarkan krah kemejanya dan menumpuk jadi satu dengan krah jasnya. Membiarkan terbuka kancing kemeja dua dari atas, memberi kesan sexy. Berdandan dan menata rambut yang sedikit membuatnya nampak lebih muda dari usia aslinya. Tolong Taehyung, ini acara pengambilan raport anak sekolah dasar. Bukan ajang bergengsi pencari bakat modeling. Bapak satu ini terlalu berlebihan. Si perfectionist yang kadang salah tempat, tapi tetap mempesona.
Persiapannya sudah sangat matang pagi ini. Sayang cuacanya masih belum bersahabat. Taehyung meraih jam tangannya di atas meja dan memakainya. Seperti halnya seorang laki-laki normal pada umumnya, bersiul, tersenyum dan membuat mimik wajahnya secerah mungkin. Tak lupa ia membawa serta kado untuk Yuna yang sudah ia persiapkan sejak semalam.
"Batalkan semua schedule hari ini," Ucap Taehyung pada sekertarisnya dikantor via telepon.
Taehyung segera berangkat menuju ke sekolah Yuna. Ia nampak sangat gugup. Padahal hanya bertemu dengan beberapa wali murid lainnya. Berkali-kali Taehyung menatap wajahnya di kaca mobil. Memastikan jika softlensnya terpasang dengan benar. Masih merasa tidak percaya diri, Taehyung mengenakan kacamata hitam andalannya. Bersiul di dalam mobil dan tersenyum-senyum sendiri.
Beberapa meter mobilnya baru masuk ke jalan utama, ia harus menerima kenyataan pahit, lalu lintas macet. Hujan diwaktu jam berangkat kerja memang sedikit menyebalkan. Karena sudah bisa dipastikan akan ada banyak mobil yang keluar.
Mereka yang biasanya berjalan kaki atau naik busway lebih memilih untuk mengendarai mobil pribadinya. Karena mereka rasa lebih aman. Setidaknya baju kerja yang sudah mereka kenakan tidak kotor dan basah karena hujan.
"Hyung kamu dimana...??" Pekik Jungkook kesal karena Taehyung tidak kunjung datang ke sekolah Yuna.
"Maaf Kookie.. aku tadi kena macet. Aku sudah sampai di dekat sekolah Yuna," Jawab Taehyung.
Jungkook menghela nafasnya, ia sudah bilang pada Taehyung untuk bangun lebih awal. Tapi tetap saja jam nya molor. Sedangkan dirinya sekarang sedang berada di toilet cukup lama karena harus berpura-pura sakit perut supaya Taehyung bisa menemani Yuna.
Setelah mendapatkan tempat untuk memarkirkan Audi R8 Ice silver metallic kesayangannya, Taehyung menerjang gerimis masuk ke lobi sekolah. Pada saat itu kepala sekolah sedang berpidato menyampaikan sambutannya. Sebagian wali murid juga baru saja datang. Ia tidak merasa canggung jika datang terlambat sendirian.
Beberapa guru yang masih ada diluar aula memperhatikan Taehyung dari atas sampai bawah. Mereka belum pernah melihat pria seganteng itu sebelumnya di acara pertemua wali murid. Taehyung tersipu malu dan tetap tersenyum menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya. Ia masih mengenakan kaca mata hitamnya. Meski nampak begitu sombong, tapi ia lebih percaya diri jika tidak ada yang kontak mata langsung dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restless Loves ( VKook )
FanfictionDILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! [ END ] Jeon Jungkook Namja berusia 27 tahun Hidup bersama dengan seorang anak...