Sorry for to much typo😊
Desiran angin diawal musim penghujan berderit menggesek diantara dedaunan dan ranting pohon. Desau suaranya menentramkan hati yang tak lagi tersengat teriknya matahari. Bau basah sebentar lagi akan mewarnai jalan kering kerontang jantung kota Centris yang membara tatkala musim panas pada puncaknya.
Awan hitam yang masih terpisah-pisah sedikit menghantarkan kelegaan. Hujan akan segera menyambangi kota mungil Centris tepat pada masanya.
Death spot, perumahan sepi yang nampak tanpa penghuni terlihat lengang siang ini. Sebuah mobil masuk merambat di jalanan sunyi menyusuri kompleks.
Sayang, rumah-rumah yang nampak megah itu ditinggalkan begitu saja oleh para penghuninya. Tanpa sebab yang pasti, setelah munculnya berita sebuah pembunuhan sadis di kompleks tersebut dengan pelaku yang belum tertangkap.
“Hei…,” Pekik seorang laki-laki yang baru saja turun dari sebuah mobil yang terparkir di depan gerbang sebuah rumah.
“Kau yakin ini tempatnya..?” Tanya pemuda itu pada seorang pemuda lain yang lebih manis, yang berjalan menuju gerbang rumah itu.
“Mana ada yang tinggal di rumah yang berantakan seperti ini..??”
“Tapi… alamatnya benar ini,” Sergah si pemuda manis bergigi kelinci itu tak mau kalah karena memang alamat yang ada di tangannya menunjukkan jalan menuju ke rumah itu.
“Kau pasti sudah kena tipu, sudah ayo pulang… aku merindhing,” Ajak pemuda yang lebih tegap itu lantas masuk ke dalam mobil.
Pemuda manis yang ia antar sampai ke depan gerbang rumah kosong itu masih berdiri tak jauh dari mobil teman prianya yang mesinnya sudah menyala. Sedikit kesal dengan sikap si gigi kelinci yang masih terpaku menatap ke lantai dua rumah itu yang jendelanya terbuka.
Mata si manis melotot seketika. Ia merasa seseorang baru saja menyingkapkan tirai putih tipis dan menatapnya dari balik kegelapan. Keterkejutannya sirna ketika teman prianya itu memanggilnya dan mengajaknya pulang sekarang juga.
Pemuda manis itu tak bisa tinggal lebih lama lagi atau ia akan benar-benar ditinggalkan di tempat itu sendirian. Itu sangat menyeramkan.
Bersama dengan dua orang temannya di dalam mobil mereka sedang asik membicarakan dimana tempat makan yang paling asik saat senja begini. Mereka berdua terlalu asik membicarakan tempat-tempat nongkrong yang ada di Centris. Karena salah satu dari mereka baru saja kembali ke Centris setelah beberapa bulan tugas di luar kota dan tidak pernah pulang.
Pemuda manis yang sempat terpaku menatap jendela rumah lantai dua yang nampak kosong tadi, sekarang terpaku menatap layar ponselnya. Tanpa teman-temannya ketahui, ia sedang chattingan dengan seseorang yang sesungguhnya telah mengirimkan alamat rumah kosong tadi kepadanya. Pemuda itu tidak berbohong soal alamat yang ia terima.
Pemuda manis bergigi kelinci itu bernama Jeon Jungkook. Mahasiswa lulusan sastra inggris. Ia pernah bekerja di kedutaan dan sekarang baru saja mengundurkan diri. Karena satu alasan yang penting yang membuatnya harus pulang ke Centris.
Kedua temannya begitu senang dengan kepulangan salah satu dari personel geng mereka. Dengan pulangnya Jungkook ke Centris maka lengkaplah sudah kelompok mereka yang telah lama terjalin semenjak mereka bertiga masih duduk di bangku sekolah menengah.
Pria yang memegang kemudi, yang tadi ikut turun dengan Jungkook di depan rumah kosong bernama Kim Namjoon. Seorang perwira polisi divisi kriminalitas. Dimana tugasnya lebih sering berhadapan dengan penjahat secara langsung. Mulai dari menyelidiki sampai mengejar dan menangkap penjahat.
Di usianya yang menginjak 34 th, terpaut 8 th lebih tua dari dua pemuda lain yang saat ini masih bersamanya itu, Namjoon sudah sangat berpengalaman dalam hal menangani penjahat model apapun yang pernah membuat onar Centris. Tak terkecuali penjahat-penjahat yang sedikit psikopat atau bahkan memang seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restless Loves ( VKook )
FanfictionDILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! [ END ] Jeon Jungkook Namja berusia 27 tahun Hidup bersama dengan seorang anak...