Sorry for to much typo😊
Jimin memapah Taehyung masuk kedalam rumah. Wajah pria itu sudah semakin pucat. Jimin ingin membawanya ke rumah sakit, tapi Taehyung menolak. Ia tidak ingin bertemu dengan siapapun saat ini, terlebih sampai menginap di rumah sakit. Suara tembakan itu sedikit mengacaukan pikirannya. Membuat bayangan-bayangan mengerikan itu kembali bermunculan di pikirannya. Mengusik ketenangan jiwanya dan membuatnya histeris.
Jimin terhanyut mendengar suara erangan Taehyung. Bukan karena sakit pada lukanya, melainkan karena sakit pada jiwanya yang jauh lebih terluka dari pada tubuhnya. Masalalu yang begitu mengerikan membangkitkan sisi gelap Taehyung. Jimin yang khawatir akan terjadi guncangan pada jiwa Taehyung, segera menyuntikkan penenang dan membuat Taehyung lemas seketika dan tenang.
“Maafkan aku, Tae…,” Gumam Jimin.
Jimin merebahkan Taehyung di tempat tidurnya dan merawat luka Taehyung sendirian. Berbekal sebuah tablet dan video call dengan seorang wanita yang merupakan seorang dokter dan sekaligus teman bagi Taehyung. Tak ada yang bisa menolong Taehyung saat ini jika bukan dirinya. Ia harus mengeluarkan peluru yang masih ada di luka Taehyung. Jimin adalah tipe orang yang akan melakukan apa saja demi sahabatnya.
Selesai menyelamatkan Taehyung dari bahaya, Jimin langsung melancarkan aksinya kembali ke sistem cyber yang ia gemari. Mengecek semua cctv yang sudah ia pasang di setiap sudut rumah Taehyung dan dilengkapi dengan kamera infra merahnya.
Mencari dari sudut manakah penjahat itu bisa punya celah untuk melukai Taehyung. Ia harus menemukan orang itu jika ia tidak ingin Taehyung selalu dalam bahaya selama penjahat itu masih berkeliaran.
------------
Semangat hari ini kembali membara seperti mentari yang sudah menyapa dengan sinar hangatnya yang selalu terpancar. Banyak orang memulai kembali rutinitasnya seperti biasa termasuk Jungkook. Pagi-pagi sekali dia sudah mengantarkan Yuna kesekolah dan bergegas kerumah Taehyung.
Sikap Taehyung yang begitu terbuka kemarin, dan berbeda dari biasanya membuat Jungkook semangat untuk memulai kembali pekerjaannya. Tak biasanya Taehyung tersenyum lebar padanya berkali-kali saat mereka bersama seharian kemarin.
“Jimin hyung...?” Gumam Jungkook melihat Jimin ada di depan rumah Taehyung sedang naik tangga di sudut rumah itu.
“Apa yang sedang kau lakukan..??” Tanya Jungkook yang sudah berada di bawahnya.
“Eh, kau sudah datang, Kook… aku sedang membenahi salah satu cctv ini,”
“Waah.. aku baru tahu ada cctv juga di rumah ini,”
“Heei… jangan bilang kau masih meremehkan pemilik rumah,”
“Tidak-tidak.. aku tidak berani lagi,”
“Sepertinya sudah mendapatkan pengalaman buruk,”
Jungkook mengangkat bahunya dan masuk kerumah begitu saja tanpa menunggu Jimin selesakan pekerjaannya. Mendadak Jimin tercengang menyadari sesuatu yang belum ia bereskan. Pandangan matanya berubah aneh melihat ke pintu masuk rumah Taehyung. Ia segera bergegas turun.
Jimin berhenti di depan pintu, ia mencari dimana Jungkook berada. Ia menghampiri Meja kerja Jungkook dan pemuda itu tidak ada disana. Jimin menghela nafasnya, besar kemungkinan jika Jungkook sudah menemukan kejanggalan di rumah Taehyung sebelum sempat Jimin membereskan sisa-sisa peristiwa tadi malam.
Benar sekali, ia menemukan Jungkook yang sudah ada di garasi mobil Taehyung yang lampunya sudah dinyalakan dan terang. Jungkook berdiri terpaku menatap Jimin yang baru saja menemukannya berada di dekat ceceran darah Taehyung semalam. Jungkook memandangi Jimin penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restless Loves ( VKook )
FanficDILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! [ END ] Jeon Jungkook Namja berusia 27 tahun Hidup bersama dengan seorang anak...