Heartwork : 💙 Part one

21 2 2
                                    


***
Gadis berbola mata coklat itu terlihat sibuk dengan dirinya sendiri pagi ini, karena ini hari pertama nya menjadi murid baru di SMAN 45 Semarang.

Dari tadi ia tak henti-henti nya berdiri di depan cermin karena melihat penampilan nya yang menggunakan seragam putih abu-abu.

Tentu ini sungguh asing bagi nya, karena di Kanada siswa/siswi mulai dari tk hingga SMA tidak wajib menggunakan seragam kebanyakan sekolah disana membebaskan pakaian murid-muridnya.

Sekali lagi ia melihat pantulan dirinya di depan cermin, sampai akhirnya Gena adiknya mengagetkan dari arah belakang.

"Woiii!!!" Teriak Gena tepat di telinga kanannya, ia benar-benar tidak menyadari kehadiran adiknya itu karena terlalu serius menatap penampilannya.

"Apaan sih lo! Kaget nih gue" Geramnya sambil mengelus dada nya, karena masih terkejut. Dan menatap tajam Gena.

"Hehe...sorry, habisan gue liat lo serius banget sih. Sampai bunda manggilin dari tadi gak lo denger kak" ucap Gena lalu mendudukan dirinya di atas kasur,

"Iyaa bentar lagi gue turun kok"

"Yodah gue cabs yak!" lalu Gena memutuskan keluar dari kamar Linka. Linka pun segera menyusul  Gena turun dan berangkat ke sekolah.

Sesampai di ruang makan Ana bundanya, yang tengah menghidangkan beberapa makanan terperangah menatap anak gadis nya yang terlihat sangat manis, dan cantik menggunakan seragam SMA putih abu-abu nya itu.

"Kenapa bun ? Aneh yaa ??" Linka yang merasa di perhatikan sedetail itu oleh sang bunda, merasa bahwa sepertinya aneh jika dirinya menggunakan seragam itu.

"No honey, you look beautiful" ucap Ana sambil tersenyum lembut, Linka merasa sedikit lega dan ikut tersenyum walaupun hanya senyum tipis.

"Thanks Bun, you more beautiful than me" Lalu keduanya terkekeh pelan. Gena mendengus kesal karena perutnya sudah lapar sedari tadi dan jika mereka terus tidak berhenti mengatakan satu sama lain terlihat cantik, maka ia pastikan bahwa dirinya dan Linka akan terlambat ke sekolah.

"Hey guys ? Bisa kita mulai sarapan nya. Cowok paling tampan setelah ayah ini sudah mulai kelaparan" Gena mulai bersuara lalu dua orang wanita berbeda usia itu mengalihkan pandangan ke arah Gena

"Baiklah, ayo sarapan nanti kalian terlambat" ucap Ana, dan di angguki oleh kedua anaknya.

"Nanti bunda yang akan antar kalian, karena Pak Toni supir kita masih di kampung anaknya masih sakit" jelas Ana dan mulai fokus pada sarapannya. Linka dan Gena lagi-lagi mengangguk tanda setuju.

***

"Kak! Seriusan ini sekolah baru kita ?" ini sudah yang ke-3 kali nya Gena bertanya hal yang sama. Dari mereka tiba di sekolah sampai sekarang mereka berdiri di dekat papan mading karena menunggu kepala sekolah memberi tahu ruangan kelas mereka.

"Gen! Can you stop asking me like that ?!" Ketus Linka lalu mendelik ke arah Gena, ia bingung kenapa Gena itu sangat bawel, ceroboh, dan itu berbeda sekali dengan sifatnya harusnya yang bawel itu dia kan ?

"You know! I'm just excited!!"

Linka tidak menjawab ia hanya mendengus kasar, bersiap akan menjitak adiknya itu tapi tidak sempat karena kepala sekolah sudah lebih dahulu menghampiri mereka

"Maaf membuat kalian menunggy lama. nah, Jelinka kamu masuk ruangan XI Ips - C letaknya di lantai 2, dan Genanta kamu akan masuk ruangan X Ipa - D letaknya di lantai 3 mari saya antar kalian" jelas Pak Dion kepala sekolah SMA 45 Semarang

"Terimakasih banyak pak" ucap Linka lalu mengikuti langkah guru nya itu, tetapi baru beberapa langkah Pak Dion berhenti dan menghadap ke arah kedua murid baru nya itu.

"Kenapa pak ? Ada yang ketinggalan ?"

"Hmm begini letak kelas kalian kan berbeda, saya bisa keder kalau naik ke lantai 2 terus naik ke lantai 3 lagi. Saya kan sudah tua. Nanti saya sakit pinggang nak- Nah itu ada Alwin!"

Linka dan Gena serentak menoleh ke arah yang di tunjuk pak Dion yaitu, lapangan basket yang berada tepat di depan ruang kepala sekolah.

"Alwin!!" Seru Pak Dion, sedangkan seseorang yang bernama Alwin itu terperanjat kaget dan buru-buru merapikan baju nya yang ia keluarkan.

"Alwin, sini kamu!!" panggil Pak Dion sekali lagi, dan dengan gerakan panik Alwin mendatangi kepala sekolahnya itu.

"Iya pak, selamat pagi Bapak. Bapak ganteng banget pagi ini, udah sarapan pak ?"

"Kamu ini Win, jangan basa-basi saya tidak mood menghukum kamu pagi ini. Justru saya punya tugas buat kamu" Ucap Pak Dion lalu beralih menatap Linka dan Gena.

"Apa tugasnya bapak ? Dengan senang hati akan saya kerjakan" Alwin lalu memberi hormat kepada Pak Dion. Gena yang melihat tingkah Alwin hanya tertawa kecil. Sedangkan Linka memutar bola matanya malas.

"Bagus, karna saya yakin kamu pun tidak akan menolak. Kamu tolong antar murid baru ini, namanya Jelinka. Dia satu kelas sama kamu. Saya akan mengan-" belum selesai Dion memberi penjelasan kepada Alwin tiba-tiba saja anak muridnya itu memotong ucapannya.

"Baik pak, siap laksanakan. Kalau ini sih saya gak akan nolak pak, bapak tau aja. Ayo Jel!! Kita ke kelas. Dadah bapak!!!" lalu Alwin menarik tangan Linka menjauh, Linka hampir terjatuh karena ia belum siap untuk berlari.

"AWAS KAMU ALWIN! BAPAK KASIH POIN KAMU!"

***

"Eh si Alwin sama siapa tuh ?"

"Iya siapa tuh, bule coyy. Cantik banget lagi"

"Alwin nemu cewek dimana tuh, cantik banget anjirr!!"

"Win, kenalin boleh kali"

"Ih... Yayang gue sama siapa tu ?"

"Yayang pala lo peang!"

Seketika koridor kelas XI menjadi riuh, karena kedatangan Linka dan Alwin yang berhasil mencuri perhatian mereka pagi ini.

"Lo bule yaa, hayy what your name, my name is Alwin im a handsome boy in this school?" Ucap Alwin pada gadis di sebelahnya ini yang sedari tadi hanya Diam, ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Linka sangat ingin tertawa saat ini tapi tidak mungkin ia setega itu menertawakan Alwin.

Linka menatap Alwin beberapa detik lalu menatap lurus ke depan lagi.

"Iya begitulah, gue Jelinka Clemira Dasha panggil aja Linka"

"Eh Anjir! Dia bisa bahasa indonesia. Malu-maluin amat sih gue"- batin Alwin

"Pindahan darimana ? Dari Eropa ? Amerika ? Afrika ? Asia ? Oh Lo bisa bahasa Indonesia gue kirain gak bisa" Tanya Alwin lagi dan tak lepas menatap gadis di sebelahnya itu.

"Kanada, dan kita udah sampai. Thanks udah nganterin"

Alwin membulatkan matanya kaget, bukan karena gadis itu pindahan dari Kanada tapi kaget karena harusnya yang tau ruangan mereka kan Alwin, dia yang tadi bertugas mengantar gadis itu.

"Kok lo bis-"

"Tuh di atas pintu ada plang XI Ips - C"

Skakmat!

Sungguh memalukan bagi Alwin, tapi tidak apa-apa setidaknya ia sudah bertemu wanita cantik pagi ini. 

****

Gimana nih permulaan boring ya gengss ??

Yaudah Asikin aja yaa 😁😄

Nah disini aku mau kasih penjelasan jadi walaupun Linka dan Gena ini tinggal lama di Kanada, tapi mereka bisa kok pakai bahasa Indonesia karena bunda dan ayah nya selalu ngajarin mereka berdua bahasa indonesia. Jadi walaupun bule tetap bisa bahasa indonesia.

Kenapa pakai lo-gue ? Karena lebih dapet feel nya aja. Kalau pakai aku, atau saya. Aku nya kurang dapet feelnya. Kalau gak terima juga, yaa terimain aja namanya juga fiksi remaja.

Hehehe makasih 😘😘😘😘😘

HEARTWORKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang