***
Sedari tadi Alwin terus bercerita tentang Linka yang menjadi murid baru di kelas mereka. Galen menghembuskan nafasnya kasar sedangkan Rivo terlihat antusias dengan cerita Alwin."Gila! Si Linka itu Cantik banget anjirr!!"
"Gih! buru ke kelas gue pengen liat" seru Rivo dan beranjak berdiri dari kursi kantin mak Inuk. Kantin tempat dimana mereka sering membolos karena letak kantin ini ada di belakang sekolah, jika di lihat dari jauh kantin ini seperti tidak di pakai lagi dan tidak terurus tetapi di dalam kantinnya sangat bersih dan rapi.
Kantin ini sudah lama ada disitu, yah anggap saja warisan dari kakak kelas mereka beberapa tahun lalu, tapi anehnya tidak pernah ketahuan jika ada yang membolos ke kantin itu.
"Yee.. Selow dong nyet! Gue baru aja kesini, minuman gue juga belum jadi" Ucap Alwin lalu menoyor kepala Rivo, Rivo yang tidak terima ingin membalas tetapi di tahan Galen
"Lo berdua ya, kalau jauh-jauhan saling kangen. Sekalinya deket kayak harimau sama kancil!" ketus Galen sambil melotot ke arah keduanya.
"Gue yang jadi kancil nya, kan gue bijak" Rivo memainkan kerah bajunya sambil memasang senyum lebar.
Galen dan Alwin memasang wajah jijik, dan Rivo hanya terkekeh pelan. Mereka memang sudah bersahabat lama sejak 5 hari yang lalu. Tidak bercanda, mereka itu bersahabat sejak di bangku SMP maka nya mereka seperti tidak bisa di pisahkan satu sama lain.
"Tapi..." Alwin kembali bersuara, dan menatap kedua sahabatnya serius.
"Kayaknya itu cewek udah punya pacar, soalnya dia datang sama cowok gitu. Sama-sama bule juga" lanjutnya kemudian menyeruput teh es yang baru saja datang."Bodo, gue juga bule" Jawab Rivo lalu tersenyum bangga
"Bule darimana nya?"
"Lo berdua lupa ? bokap gue turunan jerman ?" tanya Rivo dengan alis terangkat satu
"Anjirr! Lupa gue. Iya, lo kan juga bule ya. Kelamaan main di empang belakang rumah lo yang banyak bebek nya itu. Makanya muka bule lo ilang" Alwin dan Galen serentak tertawa terbahak-bahak. Sampai mak Inuk pun terkekeh mendengar celotehan ketiga pria itu
"Sialan lo, teman laknat"
Rivo memasang wajah cemberut dan enggan menatap kedua sahabatnya itu.
"Jangan ngambek dong sayang" Rayu Galen sambil mencolek dagu Rivo
"Ih apasih Gal! Geli Gue anjirr" Rivo menepis tangan Galen lalu sedikit menjauhi dirinya dari Galen.
"Kamu gitu deh babbiiii" goda Galen lagi
"Gal! Gue tonjok nih ?!" histeris Rivo dengan tangan yang sudah ia kepal, mengambil ancang-ancang posisi seperti ingin menonjok Galen.
"Udah sayang, jangan marah-marah dong" kali ini Alwin mulai ikut menggoda Rivo. Rivo benar-benar ingin muntah sekarang.
Siapa saja tolong, ruqiyah kan kedua sahabatnya itu.
"Sayang..." bukan itu bukan dari Alwin ataupun Galen. Ketiga pria yang sedang asik bercanda tadi tiba-tiba menjadi diam, dan serentak menatap ke arah sumber suara.
Itu Inez. Mantan Rivo yang sudah 2 minggu lalu ia putuskan. Ketiganya mendengus sebal. Lalu bersikap cuek, Alwin asik memakan gorengan, Galen sibuk memainkan ponsel, sedangkan Rivo memandang datar Inez.
"Kamu disini, ah akhirnya aku bolos gak sia-sia" ucap Inez lalu berjalan menghampiri Rivo dan memeluk lengan kiri Rivo
"Mau apa sih lo ?" tanya Rivo dingin, sungguh ia muak dengan wanita di sampingnya ini. Jika ada tempat pembuangan mantan, maka ia orang pertama yang akan memasukan Inez ke tempat itu.
"Sayang, kamu masih cemburu ya sama Kinza ? Aku sama dia itu gak ada apa-apa kok. Kinza aja yang caper ke aku Vo" jelas Inez dengan nada manjanya.
"Bukan Kinza yang caper, tapi lo yang genit" balas Rivo cuek ia terus menarik tangannya dari Inez.
Alwin dan Galen menahan tawanya karena Rivo yang memasang wajah memelas agar di jauhkan dari wanita di sebelahnya ini.
"Rivo! Kamu kok ngomong gtu sih, honey"
"Nez ? Bisa gak lo pergi aja. Gerah gue ada lo disini" Rivo mulai kesal, ia benar-benar ingin menendang gadis itu tapi ia masih punya perikemanusiaan
"Iya Nez, mending lo pergi deh. Mau lo di mangsa sama Rivo ?" Alwin pun mulai angkat bicara, Inez melotot ke arah Alwin, sedangkan Alwin hanya menatapnya santai.
"Sana gak gue bilang ?!"
"Iya, iya sayang.. Gak usah marah-marah juga" akhirnya Inez mengalah dan berlalu dari hadapan ketiganya.
"Amit-amit gue dapet cewek model begitu lagi. Matre, Genit, Manja lagi" Ucap Rivo lalu bergidik ngeri dan mengibas tangannya yang tadi di peluk oleh Inez.
"Gitu-gitu juga mantan lo, Vo" seru Alwin dan Galen serentak. Lalu mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
"Khilaf"
****
Sementara di kelas Linka sudah memperkenalkan dirinya di depan kelas, ia hanya bisa berharap ia bisa di terima baik disini.
Ia duduk di bangku nomor 2 dari belakang, dan di depannya ada dua orang cewek yang terus memperhatikannya
"Ada apa ? Ada yang salah ya sama gue ?" ia pun memutuskan bertanya karena ia sedikit risih di perhatikan seperti itu, ia tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian
"Gak kok, habisan lo cantik banget" ucap salah satu dari mereka berdua dan di angguki oleh temannya
"Oh ya kenalin, gue Galina Elfreda panggil aja Lina. Jangan panggil Galin ntar sama kayak Galen" Linka pun membalas uluran tangan gadis itu, dan mengangguk setuju walaupun ia tidak tau siapa itu Galen.
"Nah gue Naisha Anindy, panggil aja Ica" Linka beralih membalas uluran tangan Ica.
"Jelinka Clemira Dasha, Linka aja manggilnya" Ica dan Lina tersenyum lembut. Dan di balas senyum kecil oleh Linka
"Selamat bergabung, dan kita berdua berharap lo bisa jadi teman kita"
Linka tidak menjawab ia hanya menatap keduanya dan lagi-lagi hanya bisa tersenyum kecil.
Ia aku berharap juga begitu-batin Linka.
***
Sejauh ini gimana ?? Mohon komen dan saran nya yaa gengss 😊😊
Mungkin untuk visual part berikutnya akan aku kasih.
Much love 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTWORK
Teen FictionApa jadinya jika kalian bertemu dengan cowok yang suka gombal ? Suka tebar pesona ? Dan pastinya playboy ? Kesal kan ? Ilfeel juga kan ? Itulah yang di rasakan Linka saat bertemu Rivo Bagaimana mereka bisa bersatu ? Atau bisakah mereka bersama ? It...