Chapter 18

1.8K 73 0
                                    

'Oppa semoga kau tidak datang mencariku.'
.
.
.

Tak butuh waktu lama Jae Won menemukan keberadaan Ryeon. Kemudian Jae Won menghubungi beberapa bawahannya.

"Yo man, ada yang bisa ku bantu."

"Ya aku perlu bantuan mu."

"Apa yang bisa aku perbuat untuk menolong yang master kita ini."

"Aku sedang tidak bercanda dengan mu Choi Hak Woon. Aku sedang serius."

"Ne. Ada apa kawan."

"Aku pinjam beberapa anak mu."

"Silahkan, apa kau ingin melenyapakan sesuatu. Apa boleh aku ikut. Sudah lama aku tidak berpesta."

"Baikalah mungkin akan lebih menyenangkan bila kau ikut tapi kau harus berhati-hati."

" yayaya... kirimkan saja alamatnya."

"Hm."

Setelah Jae Won menutup sambungan telponnya ia mulai berjalan masuk ke arah gudang tempat dimana penyekapan Ryeon.
.
.
.

Didalam gudang keadaan Ryeon sangat kacau ia disiksa habis-habisan oleh anak buah bossnya.

"Akh..."

"Ryeon-ah."

Ryeon terkejut mendengar suara Jae Won.

"O-oppa..."

Setelah mendengar suara Ryeon, Jae Won pun berlari kearah suara itu. Jae Won terkejut melihat keadaan istrinya yang terbilang lumayan parah.

"Ryeon-ah gwaenchanayo?."

"Ne, oppa."

"Kajja kita pergi dari sini."

"O-oppa lebih baik pergi dari sini sekarang. Ryeon mohon oppa, Ryeon tidak mau oppa terluka."

"Ani. Oppa tidak akan pergi jika tidak bersama mu."

"Opp-"

Dorrr...

"Akh..."

"Oppa!!!."

"Akhirnya aku mendapatkan mu juga tikus kecil. Ternyata umpan yang kutaruh sangat berguna. Hahaha..."

"O-oppa gwaenchana hiks."

"Ne, Ryeon-ah."

Tiba tiba seseorang datang dan menyeret Ryeon menjauh dari Jae Won.

"Maaf tuan Lee apa yang harus kita lakukan. Apa kita harus membunuhnya sekarang atau harus menunggu boss besar."

"Kita tunggu saja boss besar."

Kemudian kepala kepolisian yang dipanggil tuan Lee itupun berjalan kearah Ryeon.

"Hei nona Kim kau tau, jika aku berhasil menangkap suami tercinta mu itu aku akan naik pangkat dan mendapat uang yang banyak dari orang-orang yang membenci suami mu itu, hahahaha."

"Kau memang bedebah sial. Cuih."

Ryeon meludah dimuka bossnya.

"Ah...mati saja kau Kim sial."

Tuan Lee mengarahkan senjatanya kearah Ryeon.

Dorr....

Tembakan pun terjadi. Ryeon merasa ia akan mati sekarang tapi sendari tadi setelah mendengar tembakan ia tidak merasakan apa-apa kemudian ia membuka mata.

"Ommo oppa hiks..."

"Uljima Ryeon-ah akh..."

"Oppa hiks..."

"Hah aku benci sekali melihat adegan romansa didepan ku lebih baik aku bunuh saja kalian berdua hahaha."

Saat tuan Lee akan menembak Ryeon dan Jae Won ia tidak menyadari sendari tadi ia sudah dikelilingi oleh anak buah dari Choi Hak Woon teman dari Jae Won. Dan Hak Woon sudah bersiap utuk menembak kepala kepolisian itu dari belakang.

"Matilah kalian berdua."

Dor...

Dengan spontan Jae Won melindungi Ryeon saat tembakan itu terjadi. Ryeon tidak mendengarkan suara kesakitan dari siapapun.

"Yo man, ini sangat mudah."

"Gomawo Hak Woon."

"Ne. Kau harus cepat dibawa kerumah sakit dan akan ada banyak polisi disini jadi aku harus pergi untuk mengurus pemakaman siberengsek Han itu."

"Apa kau berhasil membunuhnya."

"Ya dia mati ditangan ku saat dia selesai menghubungi si tua bangka itu."

"Hm kerja bagus kawan."

"Aku pergi dulu."

"Hm."

Sementara itu, Ryeon sendari tadi hanya diam melihat kejadian penembakan yang dialami oleh bossnya. Ya tuan Lee mati mengenaskan.

"Ryeon-ah gwaenchana."

"O-oppa."

Tiba tiba Ryeon pingsan ditempat. Dan saat itu juga sesuai dengan perkataan Hak Woon tempat itu pun ramai dengan polisi.
.
.
.
.

Hai guys.
Ron ucapkan terima kasih kepada semua readers dan yangmendukung cerita ini.

See you next chap.😊😊😊

My Love Mafia BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang