Chapter 16

1.8K 75 0
                                    

Ryeon mulai berjalan mendekati ruangan. Namun ia terkejut mendengar suara dari dalam ruangan.

"Apa yang kalian lakukan siapa yang memerintahkan kalian."

"Maafkan kami, ini adalah perintah dari tuan Han. Maafkan kami tuan Jae Won-ssi."

Ryeon sanagat terkejut ternyata selama ini Jae Won adalah mafia yang ia incar.
.
.
.

Setelah mendengar percakapan Jae Won, Ryeon langsung mundur pikirannya kosong. Ryeon tidak tau apa yang harus dilakukannya lagi. Ryeon pun berlari keluar dari gedung resepsinya.
.
.
.
Sendari tadi Jae Won sudah menyadari keberadaan Ryeon. Setelah Ryeon meninggalkan ruang resepsi, Jae Won pun menyusul Ryeon. Tak butuh waktu lama Jae Won menemukan Ryeon. Ia sedang duduk ditaman hotel. Jae Won berjalan mendekat kearah Ryeon.

"Ryeon-ah."

Ryeon merasa namanya dipanggil ia pun melihat kebelakang mencari siapa yang memanggilnya. Ternyata itu adalah Jae Won.

"Mian Ryeon-ah."

"K-kenapa oppa tidak mengatakan bahwa oppa juga adalah seorang mafia, kenpa oppa merahasiakan ini dari ku."

Ryeon mulai menangis.

"Mian, oppa tidak bermaksud untuk tidak jujur kepada mu  Ryeon-ah."

"Jadi oppa juga tau bahwa aku adalah seorang detektif yang sedang menyamar menjadi seorang sekretaris."

"Hn. Sebelum kamu masuk kedalam perusahaan oppa sudah tau bahwa ada yang sedang mengintai oppa."

Ryeon hanya diam.

"Awalnya oppa pikir akan menghabisi orang itu. Tapi saat oppa melihat mu oppa langsung berubah pikiran. Oppa sangat menyukaimu saat pertama kali kita bertemu."

"..."

"Apa kamu menyesal setelah mengetahui kebenaran ini."

Ryeon kemudian menggelengkan kepalanya.

"T-tapi aku takut."

"Apa yang kau takutkan Ryeon-ah."

"B-bagaimana dengan tugasku yang harus menangkap mafia yang nyatanya adalah suamiku."

"Tinggalkan pekerjaan mu dan hiduplah bersamaku."

Kemudian Jae Won memeluk Ryeon.
.
.
.

Satu bulan setelah kejadian itu Ryeon mulai berpikir akankah ia tetap melanjutkan tugasnya dan meniggalkan cintanya, atau ia harus bersama cintanya dan meninggalkan pekerjaan yang ia capai dengan penuh perjuangan.
.
.

Saat ini Ryeon sedang duduk dipingiran sungai Han sebulan ini ia hanya lakukan untuk berpikir. Ryeon tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang duduk disampingnya.

"Hei anak muda bolehkah aku duduk disamping mu sebentar."

"Eh. Ne silakan duduk halmonim."

"Ini minumlah. Kau terlihat sangat lesu. Apakah kau sedang ada masalah."

Ryeon kemudian tersenyum dan menggambil minuman yang diberikan oleh nenek yang sedang duduk di sebelahnya.

"Kamsahamida halmonim. Hanya ada masalah kecil."

"Tapi kau terlihat sangat menyedihkan. Jangan terlalu banyak berpikir. Hidupmu masih sangat panjang, kau hanya sedang bingung."

"Begitukah."

Kemudian Ryeon menatap kearah langit.

"Hei nak kebahagiaan ada di depanmu, kau hanya perlu memilih. Dan pililah yang akan membuat mu lebih bahagia."

"Ne, kamsahamida halmonim."

"Hn."

Kemudian angin bertiup sedikit kencang membuat suasana menjadi hening sesaat. Namun saat Ryeon ingin bertanya sesuatu hal pada nenek tersebut. Tapi nenek itu sudah pergi.

"Hal- eh, kemana perginya halmonim itu."

Saat Ryeon ingin beranjak dari kursi handphone nya berdering.

Kring...kring...

"Yeoboseyo."

"..."

"Ne. Aku akan segera kesana."

Setelah mendapat sebuah telfon dari departemen kepolisian Ryeon langsung bergesas untuk pergi menuju kantornya.
.
.
.

Departemen kepolisian

Ryeon mulai berjalan masuk kedalam gedung departemen kepolisian tempat ia bekerja.

"Noona."

Ryeon merasa ada yang memanggil namanya, dan ia menoleh kebelakang untuk mencari orang yang memanggilnya.

"Ah. Seung Oh, ada apa."

"Ini aku diperitahkan ketua untuk mengantarkan noona keruangan."

"Ne, kajja."

Sendari tadi perasaan Ryeon sudah tidak enak saat mendapat panggilan untuk menghadap bossnya. Tiba-tiba handphone Ryeon berdering.

Kring...

"Yeoboseyo."

"Ryeon-ah kau ada dimana."

"Aku sedang berada didepartemen kepolisian."

"..."

"Oppa apa kau masih disana."

"Cepat tinggalkan kantor departemen itu, Ryeon-ah."

Sebenarnya Ryeon sedikit bingung mengapa Jae Won menyuruhnya untuk pergi dari tempat kerjanya. Tanpa Ryeon sadari ada seseorang yang memukul bahunya dari belakang.

"Tapi ke- akh..o-oppa."

Bruk...

Jae Won panik saat mendengar suara seperti orang terjatuh. Jae Won mencoba untuk memanggil Ryeon.

"Ryeon-ah..."
.
.
.
.







Hai semua🙌🙌🙌🙌
Ron ucapkan terima kasih kepada semua readers dan pendukung cerita Ron. Yang masih setia menunggu update yang amat lama (maafkan Ron  yang jadi lebay ini😅😅😅)

See you next chap guys😆😆😆









My Love Mafia BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang