[1] pandanganku

10.2K 270 2
                                    

Di sekolah yang bernama SMAN 1 Anggrek di situlah tempat tariara bersekolah.
Pada pagi itu , aku datang lebih cepat ke sekolah. Di lapangan yang di sinari matahari ada seorang laki-laki sedang berlari. Dia berlari sangat cepat seperti angin . Aku suka matanya yang langsung tertuju pada garis finish. Dan sejak itu..... ia telah menempati hatiku.

Belakangan aku baru tahu , ia bernama Deran. Anak kelas dua SMA. Sama denganku, tapi beda kelas. Deran masuk klub atletik. Aku sering menontonnya latihan atletik di lapangan sekolah karena Deran akan mengikuti pertandingan spinter ( pelari jarak pendek ). Aku selalu mengangguminya dari kejauhan.

Deran sangat menyukai dunia olahraga berbanding terbalik dengan duniaku yang jauh dari olahraga. Kami bagai hidup di dunia yang berbeda. Sejak kecil aku memiliki penyakit jantung, hingga dokter dan orangtuaku melarang ku untuk melakukan kegiatan olahraga atau sesuatu yang bisa membuatku lelah. Sampai-sampai , pelajaran olahragapun aku tidak ikut. Aku hanya bisa melihat teman-teman melakukan olahraga di lapangan bermain basket, voli dan lainnya dengan gembira.

Seperti biasa, pagi ini Deran juga sedang latihan sambil menyelipkan kedua earphone di telinganya. Aku pun tidak pernah untuk melewatkan kesempatan untuk menontonnya. Tiap kali aku melihat Deran lari melintas lapangan seperti angin melesat dengan cepat, membuat hatiku berdebar - debar. Ingin rasanya aku bisa seperti Deran, bisa berlari di atas lapangan dan merasakan angin.

Tiba tiba depan berhenti berlari, lalu ia melepaskan kedua earphone nya dari telinganya. Ia menoleh ke arah ku. " Hey ! " panggilannya hingga membuatku terkejut dan bertanya-tanya apakah ia sedang memanggilku. Aku pun menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada siapa siapa selain aku.

"Kamu !" Tunjuknya dengan tersenyum.

"Aku ? Kamu memanggilku ?" Tanyaku dengan bingung.

Aku tak menyangka kalau Deran tiba - tiba akan menyapaku. Padahal selama ini, entah dia menyadarinya atau tidake dengan kehadiranku yang seperti bayangan, dia tidak pernah terusik dengan kehadiranku yang selalu duduk di sini menontonnya. Apa kali ini dia mulai terusik dengan kehadiran ku ?

"Iya, kamu. Disini kan tidak ada orang lain selain kita berdua," katanya lalu mengambil tasnya dan segera datang menghampiriku, kemudian dia duduk di sampingku.

"Apakah aku telah menganggumu ? Maaf kalau aku mengganggumu aku akan segera pergi " ucapku segera berdiri, namun ia menarik tanganku.

"Sama sekali tidak mengganggu , duduklah" ucapnya. Aku menurutinya dan akupun duduk kembali. Ia pun mengeluarkan botol minuman di dalam tasnya kemudian dia menawarkannya padaku, tapi aku menolaknya. Ia pun langsung meneguk minumannya hingga tersisa setengah. Aku tahu, dia pasti sangat lelah ,karena berlari terus sehingga membuat tenggorokannya kering dan merasakan kehausan.

"Siapa namamu ?" Tanyanya sambil mengelap keringat pada dahi dan lehernya.

"Tariara," jawabku dengan gugup dan sambil menggigit mulutku.

"Tariara, aku sering banget liat kamu menontonku ketika aku latihan dan duduk disini terus sambil menatapku" Deran sedikit tertawa.

"Kamu menyadari kehadiran aku ? selama kamu latihan, aku kira kamu tidak menyadari kehadiranku," ucapku tersentak.

"Tentu aja aku tau. Kamu kan bukan hantu yang gak bisa aku lihat. Kamu juga sering datang pagi-pagi ke sekolah kan ? "

"Iya, karena aku suka melihatmu berlari dilapangan ," kataku dengan wajah malu.

"Kenapa ? " Tanyanya sambil meregangkan badanya dan mengelap keringatnya.

************************************
Kenapa kenapa ayo ?
Jangan lupa untuk vote dan comment nya ya
NEXT TO 2 👉 or 👇

Good Bye You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang