[9] perjuangan cinta

2.3K 75 1
                                    

  Keesokan harinya aku sudah siap untuk pergi ke pertandingan, aku pun pergi ke halte bus yang biasa aku tunggu, setelah bus datang aku pun segera menaiki bus tersebut. Di tengah-tengah perjalanan aku mengalami sedikit hambatan karena macet.

  Akhirnya aku pun segera membayar bus tersebut lalu turun dari bus yang ku naiki karena tidak sabar untuk menunggu macet yang terlalu panjang. Jika terus menunggu di dalam bus, bisa-bisa nanti aku datang terlambat ke pertandingan Deran.

  Aku tidak peduli dengan penyakit jantungku dan kesehatan ku. Aku berlari semampu untuk mencapai tempat tujuan. Kemungkinan ini adalah pertandingan terakhir yang bisaya ku tonton. Aku berhasil sampai ke lapangan walaupun pertandingannya sudah berlangsung. Ketika aku melihat Deran yang sedang berlari, aku pun meneriakkan namanya.

  "Derannnnnnn!!!!!" Jerit ku dengan nafas terengah-engah karena kecapaian. Aku terus berdoa agara tuhan jangan mengambil nyawaku sekarang, sebelum pertandingan ini berakhir. Aku masih ingin menyaksikan pertandingan ini. Melihat Deran berlari sampai finish.

  Teriak kan penonton bersorak gemuruh di lapangan ketika Deran telah mencapai garis finish . Aku pun aku pun tersenyum gembira kemudian terjatuh. Tiba-tiba adatang seseorang yang mengangkat tubuhku dengan Teriakkan histeris sambil meminta pertolongan.

  Aku perlahan lahan membuka mataku dan melihat aku berada di dalam ruangan IGD dan melihat Deran yang sedang menangis di depan pintu ruang IGD dan dokter menyuruhnya untuk keluar terlebih dahulu.

*******
DERAN POV

  Aku sangat panik, histeris, takut, menangis semua perasaan itu bercampur aduk. Setelah itu aku pun bercoba untuk menelpon mamahku dan mamah tari. Mereka pun datang dan sampai ke rumah sakit dan menuju ruangan IGD.

  "Der tari kenapa der ?" Tanya mama tari sambil menangis.

  "Ta....tariara tadi pingsan tante terus kata dokter dia harus melalui perawatan intensif" ucapku sambil menangis.

  "Der dia pertamanya kenapa ?" Tanya mamaku sambil menangis juga.

  "Dia pertamanya pingsan mah" jawabku sambil menghapus air mataku.

  Tak lama kemudian dokter pun memanggil kita.

  "Di mohon untuk keluarga di persilahkan masuk ke dalam ruangan" ucap dokter tersebut dengan mata yang berkaca kaca.

  Kita bertiga pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Kita bert iga melihat tariara dalam keadaan lemah dan infusan jarum yang menempel di tangan kirinya.

  "Ada sesuatu yang ingin aku bilang sama kamu" ucap tariara.

   "Apa ?" Ucapku sambil menahan tangisan ku.

  "Terima kasih ........ kamu telah menjadi matahariku selama ini. Matahari yang menyinari dan menguatkan gadis bunga matahari....." ucapnya.

  "Mah makasih ya udah ngerawat aku dari kecil" ucap tari sambil menangis.

  Tak lama kemudian semua orang yang ada di ruangan pun menangis karena seorang gadis yang pendiam tetapi murah senyum itu pun sudah tiada.

************************************
TAMAT

  Next to Quotes 👉 or 👇

Good Bye You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang