[3] romantis

2.6K 128 0
                                    

Setelah keluar dari rumah sakit, aku pun kembali ke sekolah. Selama seminggu ini aku tidak pernah lagi mendatangi lapangan sekolah . Tempat di mana Deran biasa berlari dan latihan. Aku tidak pernah lagi menonton latihanya seperti biasa yang selama ini yang aku lakukan. Aku tahu, bahwa dia pasti tidak ingin melihatku lagi sejak kejadian itu.

Kring.......kring.......kring bunyi bel pulang sekolah. Semua siswa pun pulang bersama teman-temannya. Tapi aku hanya sendirian dan berjalan menuju halte bis.

Tapi aku pun sudah terbiasa tidak punya teman. Sejak kecil aku juga tidak punya teman bermain. Aku dilarang untuk bermain, jadi aku tidak punya teman. Jadi untuk apa aku harus menangis karena kehilangan Deran ? Deran juga akan sama seperti yang lainnya, yang akan segera menjauhiku ketika tahu aku sakit.

Tak lama kemudian bis pun datang . Aku pun naik ke dalam bis tersebut selama di perjalanan , aku terus menatap ke luar jendela bis sambil mengenang kejadian itu.

Mata Deran yang kelihatan berkaca-kaca ketika menatapku pada saat itu, dan Deran marah karena pada saat itu dia menyesal mengajak ku untuk berlari. Saat dia keluar, aku pun langsung menangis. Saat itu aku taku kalau aku telah kehilangan matahariku. Matahari yang selalu ada untukku, matahari penyemangat hidup ku, matahari yang sangat berarti bagi ku.

Tiba-tiba bis berhenti mendadak hingga membuat semua penumpang di dalamnya terkejut. Sopir bis pun berteriak
"Hey nak ! Sedang apa kamu disana ? Kenapa menghalangi jalanku ? Kamu mau cari mati ya ? Jerit sopir bis tersebut.
Dan aku pun segera melihat siapa orang yang telah menghalangi jalan kami. Benar-benar cari mati. Pikirku.

"Maaf pak. Aku cuma mau jemput temen aku pak !," katanya suara seorang laki-laki tersebut.

Aku mengucek kedua bola mata ku yang memerah, karena mencoba berusaha menahan tangis. "Deran !" Pekikku dengan terkejut, karena aku melihat Deran sedang di depan dengan sepedanya.

"Ayo tar sini turun cepetan ! " Ajaknya. Aku pun segera turun dari bis dan membayar kepada supir bis tersebut, karena takut para penumpang yang lainnya jadi ikutan marah karena hal ini.

"Apa yang kamu lakuin ? " Tanyaku kebingungan.

" Naiklah . Aku bakal bawa kamu ke suatu tempat yang indah" ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku dan kata-katanya yang sangat misterius.

"Kamu mau anter aku pulang ?" Tanyaku dengan mimik muka yang sangat penasaran.

"Jalan-jalan selama pulang sekolah gak papa kan ? , bukannya kamu mau melakukan sesuatu yang belum pernah kamu lakukan selama ini ?, jadi mungkin jalan-jalan setelah pulang sekolah sambil naik sepeda bisa termasuk salah satunya," katanya tertawa hingga membuat aku pun ikut tertawa juga.

"Kita bakal kemana ?" Tanyaku yang penasaran sambil duduk di belakang boncengan sepada Deran.

"Jalan-jalan. Pegang lah yang erat karena aku akan mengayuhnya dengan cukup cepat," Jerit nya. Lalu aku segera memeluk pinggangnya dengan erat.

"Kurang cepat bisa gak kamu kayuhnya lebih cepat lagi !" Jerit ku . Kini aku bisa merasakan terpaan angin yang menghembus wajahku. Aku seolah sedang berlari. Tapi aku tidak cukup puas dengan ini dan akhirnya aku memutuskan aku berdiri sambil memegang bahu Deran , lalu berteriak sekuat kuatnya .

************************************
Hayo gimana sama ceritanya ? Sedih ? , geregetan ? , atau terhura dengan cerita nya ?
Jangan lupa untuk vote dan comment nya ya !
NEXT TO 4 👉 or 👇

Good Bye You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang