6. Kekacauan

13 0 2
                                    

"Kau manis tapi galak!"ucapnya lalu tersenyum sinis dan siapa sangka pria itu menusukan sebuah belati pada perut Safa

"Safaaaaaaaa!!!" Teriakku padanya yang tersungkur akibat sakitnya ditusuk sebuah belati

"Sekarang apa kalian berani melawan?" Tanya pria pemilik pistol itu

●●●

Hampir Semua penumpang berhasil keluar . Terkecuali aku , supir bus ,ibu ibu , satu anak kecip dan pria seumuranku .

Aku melihat Safa yang tersakiti akibat tusukan dari Belati itu . Aku memiliki kesempatan karena kedua Bedebah itu memergoki supir ,berusaha memaksa agar mereka memberikan harta nya .

Aku mengambil sebuah kaos seragam olahragaku . Dan merobekannya untuk menghentikan pendarahan pada Safa . Lelaki itu membantu ku untuk mengendong Safa .

"Safa kamu tunggu disini , ini ambil hp kakak ,telfon ambulan "ucapku sembari menekan beberapa digit nomer dan memberikan ponselku pada Safa . Orang orang terluka itu menolong Safa

"Kakak!!"

Aku menoleh pada Safa yang menangis . Mungkin ia melihat tanganku berlumuran darah serta seragamku yang lusuh

"Everything's will be Okay ,dear " ucapku pelan dengan senyuman .
Lelaki itu menaiki bus kembali bersamaku melewati pintu belakang

Aku melihat penumpang tadi duduk dengan menunduk

"Hei ada apa?" Tanyaku

Seseorang membekapku dari belakang ,menyeretku bersembunyi di tangga pintu belakang bus .

"Sutt diam"ucap lelaki itu

Ia lelaki tadi , kukira Duo Bedebah itu

"Dimana dia?" Tanya salah satu penjahat itu

"Kubilang dimana??" Tanya nya dengan suara lebih keras. Penjahat itu menjambak rambut anak kecil itu

Aku meronta meminta lelaki ini melepaskan bekapannya

Ia semakin menguatkan bekapannya . Apa lelaki ini berusaha membunuhku?"

"Hey kau bedebah kecil keluar kalian berdua atau semua orang dibus ini akan mati!" Teriak penjahat itu dengan geram

Aku tak tahan lagi dengan pria yang membekapku ini . Ia melepaskan bekapannya lalu memberiku sebuah pisau lipat dan pria itu juga mengenggam pisau lipat juga . Aku dan dia sepakat untuk melakukan penyerangan dengan tehnik 1 per 1

Aku berjalan menuju penjahat itu

"Lepaskan mereka semua!" Ucapku lantang

"Oh rupanya kau disini gadis kecil" jawab salah satu penjahat berjaket hitam tersebut

"Baiklah kalian semua keluar!" Titah kawan dari penjahat itu

Semua penumpang berhamburan keluar . Aku menyimpan pisau lipat itu disaku celana olahraga yang kupakai .

Kulihat si Penjahat itu berjalan mendekat .

"Kau membuat semuanya Kacau!"
Tegas Sang Penjahat itu dengan emosi mengebu ngebu

Yang aku rasakan saat ini campur aduk , takut , cemas , bimbang semua bersatu padu .

Penjahat itu medekat padaku ,berjalan sembari mengeluarkan seringaian dari bibirnya . Matanya merah seakan sudah mabuk berat itu menatap tajam aku . Aku yang kini bingung. Hingga ia berada didepanku dengan jarak setengah meter

"Kau mati gadis kecil"

Itu kata kata yang penjahat itu ucapkan sebelum akhirnya pisau tajam menusuk perutku

'Aaaaaaa'

Teriakku yang menahan sakit dari tusukan benda tajam itu. Aku terkulai lemas dilantai . Terpaksa aku merobek Scarf yang kupakai untuk menghentikan pendaharanku.

Penjahat itu berbalik badan namun Laki laki dari arah belakang memukulnya hingga pingsan.

Lelaki yang berseragam sama denganku itu memukulnya hingga tak sadarkan diri . Kudengar suara sirine ambulance dan mobil polisi menghampiri kekacauan yang terjadi .

Semua nampak samar terdengar ,baju  bersih seragamku lusuh banyak darah
Tatapan terakhir yang aku lihat adalah seseorang yang berseragam sama dengaku datang bersama tim medis

Hingga mataku tertutup tak kuasa menahan sakit dan lemasnya badanku yang terkulai dilantai bus

●●●

Sebuah Adaptasi Gagal Dari Dilan : Resdian *ehem*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang