11. Musuh atau Teman?

7 1 0
                                    

"Mulai sekarang gue benci sama lo , lo bukan adik gue lagi!" Ucap Kak Lintang lalu pergi duduk ke kursi ditaman belakang

Aku masih terdiam dan masih memegangi perbanku. Dan melangah pergi meninggalkan tempat ini .

Dia bukan Kak Lintang dengan perhatiannya yang manis
Dia bukan Kak Lintang yang sabar dengan ke sabarannya
Dia masih kakakku

•••

S

uasana ini adalah suasana yang sangat aku suka . Dimana angin berhembus ditemani malam yang dipenuhi galaksi dan bintang . Eh anjir itumah nama si dugong .

Tapi bodo lah . Sekarang gue berada diloteng paling atas dirumah . Gue ga peduli ini malam yang penting sebungkus rokok abis hehe .

Jujur gue sakit hati dibilang Kak Lintang gitu , adek gue benci ame gue lah sekarang si Kak lintang sama:(
Firasat gue ini karena salah faham , tapi gue gatau apa dan sebabnya kenapa? Yang gue tau gue sakit hati dan Kak Lintang permaluin gue depan temen temen dan dirumah pula .
Semua ini gara gara Resdian , andai aja gue ga ikutin ajakan dia buat nganterin gue pulang .

Res, sorry gue harus benci lo . Dikamus gue nama lo ka cetatet

•••

Pagi dihari selasa ini gue kembali menjalankan rutinitas gue sebagai pelajar . Semalem Bunda dan Ayah udah balik dan mereka nawarin gue buat sekolah diluar negeri selama 1 tahun setengah abis itu kelas 3 SMA balik ke Indonesia . Tapi gue mesti mikir panjang supaya ga nyesel .

"Eh Lean lu ga bareng sama Lintang?Biasanya kalian bareng?" Tanya Arlia si kepo tingkat ratu

"Engga" jawabku singkat dan memfokuskan diri agar lanjut membaca novel

"Hm kalian kayaknya lagi berantem ya?apa putus?" Tanyanya yang runtut

"Gue ga pacaran" jelasku lalu Arlia meninggalkanku

Dari tadi dong bego perginya

Hari ini aku dan Lintang kagak pergi bareng ,yah karena urusan kemarin jadi rada slek slek tai munding . Tapi gue ga nyuekin dia cuman gue bersikap sama terhadap Kakak dengan menyamakan sikapku terhadap lingkungan .

"Nih minum" ucap seseorang yang menaruh sekaleng minuman cola dimejaku

Aku melihat seseorang yang beraninya mengganggu konsentrasiku .

Oh Lu ya Kutil

Namun aku menghiraukan pemberian si Resdian itu . Anjir dia ga nyadar apa punya salah ,minta maaf kek kaya ga punya etika aja .

Lalu tanpa adanya aba aba Resdian menarik pergelangan tanganku .

"Heh Pais keong lepasin tangan gue!" Ucapku pada si Kutil

"Diem lo banyak bacot" katanya yang menyeretku menuju ke tangga

"Anjir gue mau dibawa kemana tolol?"tanyaku padanya yang menyeret tanpa kasihan

Ternyata Si kutil nyeret gue ke atap alias rooftop yang sepi . Dan ia melepas cengkramannya pada gue .

"Ngapain sih kesini? Anjir kan tangan gue jahitannya kebuka lagi bego anjir tolil bangsat " ucapku reflek saat merasa jahitanku kebuka yang masih terbungkus perban tapi dibuka karena merasa sakit tapi dililit lagi .

Sebuah Adaptasi Gagal Dari Dilan : Resdian *ehem*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang