1. From Bali Ka Bandung

34 4 1
                                    

Siapa sangka kini Bandung lah yang terpilih menjadi tempat tinggalku . Ya aku suia tinggal disini . Walau kampung halamanku bukan di Bandung . Tapi aku tetap bersyukur karena telah mengenal Bandung . Karena Kota ini memberi efek besar dalam ekspedisiku .

Namun izinkan aku untuk jujur . Aku sangat suka keadaan Bandung ditahun 2000 an saat aku sedang berada di masa play group atau TK . Ya aku sangat mengenang udara Bandung kala itu . Sangat asri bahkan yah walau daerah perkotaan sudah mulai tercemar  secara perlahan .

Dulu kendaraan bermotor sangat jarang . Jalanan sepi , pejalan kaki banyak , angkutan umum selalu penuh . Sekarang tingkat kemacetan bertambah , volume kendaraan sangat banyak . Menurutku banyak warga Bandung yang tidak menggunakan angkutan atau transportasi lainya adalah karena keamanan . Ya mungkin ada copet atau tukang todong .

Jika saja aku Kapten Preman kaya diserial 'Preman Pensiun' mungkin aku akan seperti Kang Mus yang membuat bawahannya sadar bahwa masih ada perkerjaan lain yang lebih baik daripada menjadi Preman. Tapi ya mau bagaimana lagi .

Aku adalah murid baru dikelas 10 SMA Swasta di Bandung. Ya mengingat hanya dua mata pelajaran yang aku sangat tekankan untuk belajar . Jadi hasilnya pun gak maksimal . Dan ujung ujungnya , ya you know lah . Harus terima kenyataan bahwa Passinggrade ku gak bisa masuk SMA Negeri diBandung.

Liat Ayah sama Ibu Kecewa pas tau aku gak masuk SMA Negeri . Tapi Bunda selalu ingetin

Lean sayanng anak Perempuan Bunda satu satunya . Dengerin dan fahami betul apa yang Bunda bilang . Bunda tau kok kamu begini karena kamu sibuk , waktu kamu SMP kamu pacaran sampe ngasih dampak gak baik buat kamu . Apapun kenyataannya kamu harus terima dan ikhlas . Allah sangat suka dengan hamba-Nya yang selalu bersyukur . Jadi kamu harus tetep bersyukur . Lagi pula Lintang Juga satu nasib sama kamu . Tapi Lintang ga pacaran . Ga kaya kamu - Bunda berpidato

"Ahh Bunda memang yang terbaik . Tapi maaf Bunda kata terakhirnya hehe " kataku yang senang karena diceramahin Bunda lewat Pidato nya.

"Sudah Le , kamu harus tidur . Besok kan hari terakhir kamu disini " ucap Bunda yang mengusap rambut hitamku.

"Loh Bunda Lean hari terakhir dimana?" Tanyaku amat serius karena Bunda bilang gitu

"Hari terakhir di Bali Lean "jelas Bunda

"Ihh Bunda ngagetin aku aja " ucapku sembari menghela nafas

"Bunda belum selesai ngomong kamu maen nyolot aja " ucap Bunda yang lagi nyisirin rambutku

"Hehe iyaa lah gimana Bunda aja . Ibu ibumah bebas "jelasku dengan santai

"Ah kamu udah sana tidur . Besok kan mau ke Pantai "kata Bunda dengan nada khas nya

"Siap Bosqueh " ucapku sembari hormat kepada Bunda .

Bunda lalu menutup pintu kamar dan membiarkan aku bergelut dengan mimpi mimpi , kalau mimpi itu juga .

◇◇◇

Euughhhhhhh

Aku bangun dari tidur setelah ada cahaya matahari yang menampakan dirinya lewat jendela besar

"Ini siapa coba yg buka jendela , mana deket pantai pula " batinku berceloteh

Aku ga nyangka udah buat pulau dibantal . Dan saat aku cium aromanya , ehm bau sumpah . Oh iya lupa kan malem ga sikat gigi . Tapi gak apa bisa aku cuci . Aku langsung buka sarung bantal dan segera mencucinya. Sekalian mandi ya nyuci juga .

Setelah 30 menit lamanya dikamar mandi . Aku turum ke ruang makan . Aku liat ada nenek , kakek , ayah , bunda , Leon , sepupu ku , dan saudara ku yang lainnya.

Sebuah Adaptasi Gagal Dari Dilan : Resdian *ehem*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang