bagian 2

722 33 15
                                    


Bel tanda istirahat kedua berbunyi, Ana langsung memberesi buku-bukunya. Padahal Bu Dewi belum menutup pelajaran. Laura juga agak bingung dengan tingkah Ana hari ini. Sudah dua bulan Ana jarang berinteraksi dengan orang lain. Namun hari ini Ana menjadi sedikit bersemangat dan mau mengobrol dengan beberapa teman sekelas. Sekarangpun Ana ingin cepat-cepat keluar dari kelas tidak seperti biasanya.

"Mau kemana An?" tanya Laura menatap Ana heran.

"Aku mau ke perpustakaan." Ana memasukkan semua buku-bukunya ke dalam laci dengan tergesa-gesa.

"Ke kantin aja yuk An, nemenin aku. Jessi kan nggak berangkat hari ini," ajak Laura.

"Tapi kita mampir ke perpustakaan bentar ya Ra," Ana memandangi Laura dengan pandangan memohon.

"Heh?!?!" Laura benar-benar nggak siap dengan jawaban Ana. Dia kaget sekaligus bingung kenapa Ana semudah itu memenuhi permintaannya untuk pergi ke kantin yang selama 2 bulan ini selalu ditolak Ana.

"Kenapa Ra, kamu nggak bisa?" Ana menjadi sedikit kecewa melihat Laura hanya bengong dengan permintaanya.

"Nggak kok An. Yuk kita ke perpus sekarang." Laura langsung menarik tangan Ana, takut Ana berubah pikiran dan tidak mau menemaninya ke Kantin.

Perpustakaan seperti biasanya selalu sepi dan semua bukunya tampak berdebu. Kelihatan sekali buku-buku diperpustakaan jarang dibaca. Banyak bangku yang terlihat kosong karena hanya beberapa murid yang terlihat sedang membaca. Ana dan Laura langsung masuk. Laura mengikuti langkah Ana tanpa bertanya apapun tapi sebenarnya Laura benar-benar penasaran siapa orang yang akan ditemui Ana sekarang dan bisa membuat Ana kembali tersenyum lagi.

"Fa, nih bukunya," kata Ana sambil menyerahkan buku yang dibawanya ke Rafa.

Laura benar-benar kaget saat tahu siapa orang yang sedang ditemui Ana sekarang. Rafa si cowok cakep yang sangat populer mulai dari kelas X sampai kelas XII. Tapi gosip yang beredar Rafa selalu dingin dengan cewek-cewek yang mendekatinya. Karena itu Rafa mendapatkan julukan Mr. Cool. Laura bertanya-tanya ada hubungan apa antara mereka berdua.

"Makasih ya An." mata Rafa langsung berbinar saat melihat buku yang disodorkan Ana.

"Sama-sama. Aku duluan Fa,"Ana berjalan meninggalkan Rafa.

"Trus aku ngembaliin ini kapan?" tanya Rafa dan Ana berbalik memandangi Rafa lagi.

"Terserah kamu. Aku udah selesai baca kok." Ana tersenyum manis, membuat Rafa terpaku selama beberapa detik.

"Besok aku tunggu disini, An." Ana hanya mengangguk dan tersenyum sambil berjalan meninggalkan perpustakaan.

Laura langsung cepat-cepat menarik tangan Ana. Dia tidak sabar ingin mendengar cerita antara Ana dan Rafa. Seperti apa hubungan mereka berdua dan kenapa Ana tidak pernah cerita kalo Ana mengenal Rafa. Padahal Laura dan Jessi sering sekali membicarakan Rafa.

"Tadi beneran Rafa kan An?" tanya Laura tak bisa membendung rasa penasarannya lagi "Dia ngomong sama kamu kan?"

"Iya. Kamu udah kenal?" Ana memandangi Laura dengan bingung. Kenapa Laura menjadi sangat bersemangat.

"Ana?! Siapa sih di sekolah kita ini yang nggak kenal sama Rafa. Dia kan salah satu cowok populer di sekolah kita." Laura menjelaskan penuh semangat.

"O....jadi dia itu cowok yang sering kamu bicaraan sama Jessi. Aku kan baru kenal kemarin, Ra." Ana menjawab dengan polos.

"What?! Baru kemarin An, dan kamu terlihat sangat akrab dengan Rafa padahal banyak cewek-cewek yang mencoba deketin dia tapi nggak ada yang bisa merebut hatinya. Tapi kamu baru sehari sudah bisa akrab dengannya?"

Ketika Cinta Datang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang