Bagian 10

494 29 15
                                    

Hari minggu yang cerah. Hari ini Daniel mengajak Ana olahraga di alun-alun kota. Sejak pukul 6 Daniel sudah sampai di rumah Ana mengendarai mobilnya sendiri. Ana tampak semangat. Dia nggak menyangka Daniel sangat berbeda. Walaupun selama seminggu ini Daniel tetap sering menggoda Ana dengan kata-kata pedasnya. Tapi Ana sudah biasa jadi tak ada rasa sakit hati lagi sekarang.

"Kak, tungguin dong," Ana sudah ngos-ongosan padahal mereka baru berlari memutari jogging track setengah putaran.

Di sekeliling mereka banyak muda-mudi yang sedang jogging atau sekedar berjalan santai. Udaranya memang masih sejuk karena daerah sekitar alun-alun dijadikan car free day setiap hari minggu mulai pukul 05.00 sampai pukul 11.00. Rasanya menyenangkan melihat keramaian ini. Disepanjang jogging track ditanami pohon trembesi yang sudah mulai agak rindang. Saat jogging pagi atau melakukan jalan-jalan sore tak akan terkena terik sinar matahari.

"Pasti jarang olahraga, masa baru setengah putaran udah kaya gini," Daniel mengahmpiri Ana dan memberikan botol minum. "Kita istirahat dulu."

"Makasih Kak,"Ana langsung meminum air yang diberikan Daniel dan duduk di rerumputan di pinggir jogging track. "Kak Daniel sering joging di sini?"

Daniel menggeleng sambil menatap orang-orang yang sedang Jogging, "Aku biasanya bersepeda," Daniel duduk di samping Ana. Mereka tak jadi melajutkan jogging lagi.

"Soal sepeda aku jadi inget saat bertemu kak Daniel pertama kali. Aku nabrak sepeda kak Deny, hehe." Ana meringis ke arah Daniel sambil memilin-milin rumput yang ada disekitar tempat duduknya. "Jangan-jangan kakak juga yang kasih aku coklat pas di taman?"

"Kebiasaan kamu suka terlambat ke sekolah," ujar Daniel sambil menatap Ana dengan sayang. "Coklat apaan An?" Daniel pura-pura tak tahu.

"Nggak papa kak Deny nggak inget coklat itu yang penting aku seneng, tapi Kak Deny harus maklum rumahku kan jauh, jadi kalau sering terlambat sekolah ya wajar banget. Tapi apa kakak selalu bersikap seperti itu sama setiap cewek?"

"Cuma sama kamu," Daniel berbaring di rerumputan dan menatap langit yang berwarna biru cerah.

Benar-benar pemandangan yang menyenangkan. Hamparan rumput hijau yang terawat dengan baik, beratus-ratus pot bunga yang ditata dengan artistik, kolam kecil berisi ikan mas koi yang sudah besar disertai hamparan langit yang berwarna biru cerah karena masih bersihnya udara disekitarnya. Bunyi gemerisik air dari kolam ikan membuat syahdu suasana. Seperti muasik latar yang sangat pas sekali untuk suasana seperti sekarang ini.

"Ih nggak adil banget, tapi kenapa Kak?" Ana penasaran.

"Aku kasar aja kamu jadi kayak gini, kalo aku lembut sama kamu tar kamu gimana sama aku, hahaha." Daniel mencoba menggoda Ana.

"Aku serius kak, jawab. Pokoknya harus di jawab," Ana merajuk. Ana menghirup udara disekitarnya yang masih sejuk dan bersih.

"Laper nggak Sy?" Daniel bangun. "Kita cari sarapan yuk."

"Kak Deny, kenapa selalu nyebelin?" Ana berdiri dan mengikuti Daniel yang berjalan ke food court.

"Dulu aku suka sama kamu tapi nggak ingin punya hubungan atau dekat sama kamu. Jadi ya sikapku kaya gitu, Sy," Daniel berkata dengan serius. Ana langsung merangkul lengan Daniel dan berjalan di samping Daniel.

"Terus sekarang pengen deket sama aku?"

"Banyak tanya, nyebelin." Ujar Daniel santai.

"Biarin, tapi Kak Deny suka kan?" Ana menggoda Daniel.

"Mau makan apa, Sy?" Daniel berhenti di depan Food Court. Ana tetap merangkul lengan Daniel.

"Nasi goreng itu, sama es kelapa muda," Ana menunjuk beberap kedai.

Ketika Cinta Datang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang