Bagian 9

433 33 10
                                    

Kak, itukan fotoku?" ujar Ana dengan berat. Dia sama sekali tak menyangka akan menemukan fotonya dikamar Daniel. Bukan hanya itu saja, ternyata itu fotonya waktu SMP. Foto saat dia sedang berada di depan sekolah menunggu angkutan umum.

"Kamu salah lihat." Daniel menjawab dengan dingin dan mengalihkan pandangannya ke arah taman.

Ana mendekat dan membuka foto itu sendiri, Daniel tak sempat mencegahnya.

"Ini aku, Kak," teriak Ana dengan mata berkaca-kaca. "Bagaimana Kak Deny bisa punya fotoku waktu SMP, padahal kita baru kenal beberapa bulan ini."

"..........." Daniel hanya terdiam.

"Tolong jelasin Kak," Ana memohon. Setetes air matanya meluncur ke pipi. Ana langsung menghapusnya.

Daniel bangkit dan mendekati Ana menggunakan kruk. Daniel merasa bersalah. Ana langsung menjauh saat Daniel mencoba mendekat. Saat Daniel ingin menyentuh bahu Ana, Ana langsung menepisnya.

"Kenapa foto ini ada di sini Kak?" Ana menyorongkan fotonya ke Daniel. "Kenapa Kak Deny selalu bersikap kasar dan menjaga jarak sama aku. Apa salahku Kak, sejak awal kita bertemu Kak Deny nggak pernah bersikap ramah. Dan foto ini....." Ana terisak pelan.

"Aku menyukaimu An," Daniel akhirnya membuka suara. Ana menatap Daniel dengan pandangan tak percaya. "Sejak pertama melihat kamu, 3 tahun yang lalu."

"Kak Daniel sudah mengenalku selama itu?" Air mata Ana terus mengalir. Hatinya sakit merasa telah dibohongi selama ini.

"Maafin aku An, seharusnya aku nggak membuatmu menangis seperti ini. Aku menyukaimu sejak melihatmu di gereja 3 tahun yang lalu. Kita berbeda An, karena itu aku nggak ingin memiliki perasaan apapun denganmu." Daniel merasa frustasi karena membuat Ana menangis lagi.

"Apa yang membuat kita berbeda Kak?" Ana ingin tahu.

"Kita memang berbeda An. Dari awal aku memang tak ingin dekat denganmu, tapi rasa suka itu semakin besar saat aku sering melihatmu dan sering bertemu denganmu An." Daniel tak mampu menjelaskan.

"Kenapa Kak Deny tega melakukan semua ini sama aku? Apa salahku sama kak Deny? Rasanya sakit Kak, dibohongi selama ini. Selama ini aku terus bertanya-tanya kenapa kak Deny selalu bersikap kasar sama aku." Ana berteriak histeris sambil terisak-isak.

"Aku udah janji An, setelah ujian aku nggak akan pernah mengganggu kamu lagi. Maafin aku karena aku membuatmu terluka untuk kedua kalinya...." Daniel berkata dengan lirih tapi Ana mendengar semuanya dengan jelas.

"Kak Deny jahat!" Ana berlari meninggalkan kamar Daniel. Daniel hanya menatap kepergian Ana dengan pandangan terluka. Daniel tahu hal ini cepat atau lambat akan terjadi. Hanya menunggu waktu saja dan ternyata terjadi lebih cepat.

Sudah 3 tahun Daniel mengenal Ana. Dulu Daniel sering melihat Ana pergi ke gereja bersama papanya. Sejak pertama melihat Ana, Daniel langsung menyukai Ana. Saat itu Daniel Kelas dua SMP. Tapi sejak Daniel kelas 3, Daniel tak pernah melihat Ana ke gereja lagi. Tapi rasa itu tak pernah hilang atau berkurang sedikitpun. Apalagi saat Daniel sering melihat Ana menunggu Bus setiap pagi sejak Ana SMA, membuat perasaan Daniel semakin bertumbuh.

Daniel terus memendam perasaanya selama 3 tahun ini. Daniel juga sadar dia dan Ana berbeda, tak akan ada jalan untuk bersatu. Saat Daniel bertemu lagi dengan Ana, Daniel langsung menjaga jarak dengan bersikap kasar dan dingin. Walaupun hati kecilnya bersorak bahagia setelah 6 bulan tak bertemu dengan Ana akhirnya Daniel bertemu kembali.

"Ana mana, Den?" tanya Anita sambil membawa minuman dan kue kering.

"Udah keluar." jawab Daniel samabil menatap taman.

Ketika Cinta Datang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang