Di Bawah Pesona Dewi Malam

2.3K 112 5
                                    

Kursi yang tertata rapi di tepi danau, dengan pantulan senja yang tampak kontras, diselingi alunan music folk klasik dari tanah Inggris. Membuat aura nostalgia semakin terasa. Ya, music kesukaan Sasuke yang merupakan sosok pria dambaan hatinya. Hyuuga Hinata yang sering disebut Hinata, dikenal sebagai gadis pemalu bermata amethyst, telah menitipkan sebagian perasaannya pada Sasuke yang tidak lain adalah teman masa kecilnya.

Dengan suara lantang namun samar-samar, terdengar seruan pria yang nampak tak asing di telingaku.
"Hinata!" seruan suara pria itu, membuat ku sontak terbangun dari lamunanku.
Entah merupakan kebetulan atau memang sudah waktunya, si penggugah lamunanku tidak lain adalah Sasuke, tokoh utama dalam fantasiku yang telah berkembang secara liar.

Saat ku tengok ke belakang untuk memastikan firasatku, yaa, dialah Sasuke, Uchiha Sasuke. Dengan rambut hitam pekat, bergerak lembut saat terhembus angin. Bibirnya tak henti mematri sebuah senyuman. Onyx nya begitu anggun, layaknya permata fir'aun, sungguh memabukkanku. Belum lagi hidung mancung yang terpahat dengan sempurna. Yaa, dialah magnet untuk wanita. Dan salah satu dari mereka adalah aku.

Ku beranikan menatapnya, bahkan hingga pangkal matanya. Perlahan bibir lengket ini mulai mengeluarkan ungkapan yang mungkin memalukan bagi seorang gadis, namun itu terhenti saat kata-kataku hampir melecut keluar. Seakan harga diriku tak mengizinkannya.

Dan yang ku keluarkan hanyalah ucapan :

"Hai, Sasu. Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya canggungku.
Ahh, persetan dengan semua ini!

"Oh, hai, hanya menikmati senja" Jawabnya.

Kemudian, ku alihkan pandanganku, menuju kerumunan katak di tepi danau yang seakan berpesta. Mereka bernyayi riang saling sahut-menyahut. Bukannya terhibur, malah membuatku semakin kesal, seakan mereka mengejek akan tingkah khonyolku.

Ini membuatku sangat sesak, karna menahan gejolak antara harga diri dan perasaan yang tak mampu ku ungkapkan.

"Apa lebih baik ku ungkapkan sekarang?" Gumam ku.

"Hahahaha.. kenapa wajahmu memerah? Apa kau demam?" Tanya Sasuke sambil tertawa terbahak-bahak.

" Tidak!!" aku menggerutu kesal.

" Hahaha tenanglah, aku hanya bercanda" Ucap Sasuke yang seakan ingin membuatku berhenti menggerutu.

"Kenapa kau datang kesini?" Tanyaku, sambil menengadah memandang langit senja.

Lama Sasuke terdiam, aku tak mendengar ia menjawab pertanyaan ku. Tiba-tiba ia berdiri di hadapanku dengan wajah yang tampak serius, sangat berbeda dengan Sasuke yang ku kenal.

"Ahh sudahlah, lupakan saja apa yang tadi aku katakana, Hahahaha" Sahutku dengan tawa super garing yang ku keluarkan dari bibir terkutukku. Memalukan! Rasanya seperti mendapat berton-ton lemparan kacang kearahku. Aku berniat mematahkan suasana canggung ini, namun malah membuat ku tampak begitu khonyol di hadapnya.

"Karna aku ingin melihatmu" Sahut Sasuke.
"Iya, aku mencintaimu. Bagaimana dengan mu?" Lanjutnya.

Bersamaan dengan deklarasi perasaannya, mendadak katak-katak yang tadinya bersahutan diam seribu bahasa. Seakan mereka paham dengan situasi mengejutkan ini.

Otakku mendadak lambat mencerna perkataan Sasuke barusan. Aku terdiam cukup lama.

"HAHH!!" Mulutku mengaga. Aku sangat terkejut dengan deklarasinya. Ini gila, sangat gila! Tak pernah ku bayangkan Sasuke menyatakan cintanya padaku.
Dalam sekejap, aku merasa seperti Putri Disney dalam dongeng masa kecilku. Ini seperti mimpi dalam mimpi.

"iya, aku mencintaimu, sangat!" Jawabku tanpa ragu sedikitpun.

Seperti itulah kisah kami dimulai. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Rasanya, seperti akulah ratu di kehidupanya. Ku lewati hari-hariku dengan senyum yang ku biarkan melayang di udara.

Keesokan harinya, kusambut mentari yang mengintip dari celah jendela kamarku, bergegas, ku tengok handphone ku yang tergeletak lemas hampir koma, menunggu sms dari Sasuke. Dan tak lama kemudian, bunyi ponsel yang ku nantikan pun berdering. Tertulis nama pengirim Sasuke di ponselku.

"Hinata, nanti malam temui aku di tepi danau"
Kubalas "Iya" Tanpa ragu sedikitpun.

Sabtu malam, hari merdeka bagi setiap pasangan untuk mengekspresikan ketulusan cinta yang mereka miliki. Kami memutuskan untuk datang ke tempat saat pertama kali Sasuke menyatakan cintanya padaku. Aku menunggunya di kursi yang sama pula, sambil menikmati music folk klasik kesukaannya.

Tak lama kemudian dia datang memanggil namaku dengan lembut, sangat lembut. Seperti biasa, dengan mata yang hanya melihatku, kulit seindah susu, dan aroma kasturi yang membuatku mabuk kepayang. Tak henti-hentinya dia menembakkan senyuman yang membuatku terbuai.
Yaa, senyumnya seperti undangan untuk imajinasiku, untuk terbang setinggi-tingginya dan berkembang seliar-liarnya.

Cukup lama kami berbincang. Bernostalgia tentang kisah kasih kami, sambil memandang pesona indahnya dewi malam.

Untitled Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang