'Seharusnya aku tak perlu mendengarkan hati, karna logika ku selalu benar. Seharusnya-'
"Ne, okaa-san. Kata boluto-kun, ada cafe baru yang menjual cinnamon loll yang enak." kata Saki memecah keheningan.
Ayolah, berada di dalam mobil bersama kakak laki-lakinya yang irit bicara dan Ojii-san 'garaa' yang datarnya tak jauh berbeda dari sang papa benar benar membosankan untuk anak seaktiv saki.
"Baiklah, nanti saat pulang, kita mampir beli untuk Saki-chan" jawab hinata sambil tersenyum lembut.
Mendengar itu, saki hanya mengembungkan pipinya, dia ingin membelinya sekarang, bukan saat pulang nanti 😖
Pemandangan itu tentu tak lepas dari dua manik jade garaa. Dia hanya tersenyum samar melihat interaksi ibu dan anak yang terkesan manis itu. Dengan pembawaan yang tenang dan datar, garaa berkata
"Saki ingin membelinya sekarang??" tawar garaa yang seakan memahami keinginan saki.
"Bolehkah, Okaa-san??" tanya Saki yang langsung menoleh ke arah hinata. Dan jangan lupakan jurus Puppy eyes no jutsu nya. Tentu hinata tak mampu menolaknya.
"hai, saki-chan. Garaa-kun, maaf merepotkanmu" kata hinata dengan senyum manis yang tak pernah lepas dari wajahnya.
"hn, tak apa, hinata. Aku senang melihat senyumnya -senyummu" jawab garaa yang mati matian menahan suaranya agar tak terdengar gagap karna senyum manis hinata.
Tentu, semburat merah dipipi gara tak terlewat oleh pandangan onyx bocah uchiha yang kini menyeringai, dia tentu paham jika pemilik tato ai di dahinya memendam rasa terhadap sang ibu.
Melihat kakaknya yang menampilkan senyum aneh, seperti tokoh jahat yang sering saki lihat di film kartun kesukaannya, dia langsung berkata"Nii-san, jangan tersenyum. Kau menakutkan!!" ujar saki yang mulai beringsut ke arah ibunya.
Mendengar hal itu, membuat perempatan muncul di dahi Kei, dia kesal. Senyum menawannya malah dibilang mengerikan oleh adik kecilnya. Dengan cepat Kei pun menyerang Saki dengan jurus andalannya.
"Huaaaa Kei-nii, hentikan.. Ini sangat geli. Hahahaha" ronta Saki yang mulai jengah karna ulah kakaknya yang menggelitik perutnya.
"tidak. Rasakan ini Saki, kau ku hukum karna menyebutku mengerikan" jawab Kei yang semakin menambah kekuatannya untuk membalas dendam pada adik kesayangannya.
Melihat kedua buah hatinya hinata ikut tertawa. Dia senang, melihat senyum anak-anaknya tak pernah luntur walaupun tidak mendapat perhatian dari sang ayah a.k.a sasuke.
Garaa yang berada dalam situasi hangat keluarga kecil ini menyunggingkan senyum. Dia bahagia melihat hinata, sang pujaan hati tertawa lepas. Meski dalam hati kecilnya merasa iri terhadap Uchiha sasuke yang mendapat wanita sekaligus kedua anak yang sangat manis ini. Ahh, andai garaa mengungkapkan perasaannya waktu itu. Andai dia tak terlambat. Andai dia tak pergi ke eropa untuk membantu sang kakak di perusahannya. Pasti dia yang kini menjadi suami hinata, menjadi ayah dari anak-anak mereka. Tapi, waktu tentu tak dapat di putar. Bukan??
"Ahh, sudah sampai" instrupsi Hinata yang menghentikan aksi tangan Kei di perut adik kecilnya.
Mereka keluar dari mobil bersama, dengan gara yang menggendong Saki. Hinata yang berjalan di sebelahnya dengan tanggannya yang tak pernah lepas dari Kei.
Ahh, sepintas, pemandangan ini tampak seperti potret keluarga kecil yang bahagia. Mereka bercakap dan tertawa bersama. Saling menjaga, membantu dan melengkapi.
Hingga amethystnya tak sengaja bertemu pandang dengan sang pujaan hati yang kini juga menatapnya tajam. Dan jangan lupakan wanita berambut buble gum yang bergelayut manja di lengan kokoh sang suami.Deg..
Hatinya sangat sakit. Dia ingin berlari kearah mereka dan menampar wajah tampan sasuke. Tapi, dia tak berkuasa untuk cemburu. Bahkan, menangisi mereka pun dia tak berhak. Apa posisinya? Istri?? Jangan bercanda!! Itu hanya ikatan formalitas yang sungguh tak berkesan apapun.Dengan cepat, hinata memalingkan wajahnya. Dia mati matian menahan air matanya agar tak terjatuh di depan buah hatinya. Kemudian, menarik lengan gara agar menjauh dari jangkauan dua pasangan yang cukup untuk menghancurkan mood nya. Sasuke menyerngitkan dahi. Cukup kaget melihat tindakan hinata yang seakan berpura-pura tak melihatnya. Dan itu membuatnya kesal.
Gara yang bingung dengan tindakan tiba-tiba hinata yang merangkul lengannya langsung menoleh kebelakang. Sejenak dia terbelalak kaget. Karna disana ada Sasuke, suami hinata yang justru sedang -err, bermesraan?? Dengan wanita lain. Melihat itu, gara menyeringai kearah sasuke dan ikut menyamankan lengannya di pinggang hinata.
Dan binggo!! Hal itu sukses membuat perempatan muncul di dahi sasuke. Dia kesal melihat hinata bermesraan dengan lelaki lain. Dan apa apaan sikapnya yang seolah mengabaikannya itu! Apa yang mereka lakukan? Kenapa kedua anaknya terlihat sangat bahagia bersama setan merah itu?!. Siapa dia? Tangan busuknya dengan santai merangkul pinggang istrinya!'Tunggu! Sejak kapan kau menganggap hinata istrimu, uchiha!'
Sasuke mengeram menahan amarahnya melihat sikap hinata yang terlalu berbeda. Bukankah selama ini hinata memujanya? Dia hanya mencintainya, kan?
Mungkin, ini taktiknya untuk menarik perhatian nya. Ohh, murahan sekali caramu, hyuuga!Melihat sikap sang kekasih yang tiba tiba berbeda, sakura bertanya " ada apa denganmu, Sasuke-kun?"
"Hn" jawab sasuke yang singkat, padat dan ga jelas 😂
Sakura terbelalak kaget, baru kali ini sasuke bersikap datar padanya. Biasanya dia pasti selalu tersenyum lembut untuknya. Sasuke tak pernah menjawab dengan konsonan sedatar itu.'ada apa dengan mu, sasuke-kun?' batin sakura dengan tatapan menyendu.
.
Tbc
