Hurt

1.2K 94 3
                                    

Lagi, untuk kesekian kalinya Hinata menghela nafas pasrah akan cobaan yang menghampiri hidupnya. Lelaki yang ia cintai, ayah dari kedua anaknya, kei dan saki. Sikembar Uchiha yang hampir 100% menuruni gen dari sang ayah. Uchiha Sasuke, yang terlihat sedang mencumbu gadis musim semi di bawah pohon sakura yang mulai berguguran.
Hinata hanya mampu menahan isak tangisnya dengan mata sembab dan pipi memerah seperti buah kesukaan suami tercinta.
'Cinta ,eh? Jangan bodoh hinata! Kalian hanya dijodohkan dengan perjanjian khonyol tetua yang gila harta itu!'

Hyuuga hinata, Heires dari klan hyuuga corp, perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif yang juga memiliki cabang di banyak negara di asia. Dengan terpaksa -atau 'pura-pura terpaksa' lebih tepatnya? Menikahi si bungsu uchiha yang arogan, dingin dan angkuh yang sialnya semakin terlihat berkarisma.

Uchiha Sasuke, bungsu dari keluarga Uchiha Fugaku dan Uchiha mikoto. Pemilik dari perusahaan elektronik terbesar di jepang. menurutnya sendiri , dia kalah jauh dari si sulung Uchiha, si jenius yang mampu menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Universitas Of Konoha pada usianya yang masih 19 tahun, namun malah menjadi C.E.O di perusahaan cabang Uchiha di eropa, dan meninggalkan gelarnya hanya demi keinginan sang papa. Sasuke dipaksa menikah dengan heires hyuuga yang lemah dan cengeng hanya untuk mengikat hubungan perusahaan mereka agar lebih maju. Dan sialnya, sasuke yang berusaha mendapat pengakuan dari sang papa 'tercinta' hanya mampu mengikuti naskah yang telah disediakan papa untuknya.

Dengan langkah gontai dan mata yg semakin sembab, hinata pergi dari tempat terkutuk yang sayangnya indah itu dengan menenteng sebungkus pelastik yang berisi jajanan kesukaan buah hatinya.
"Tadaima.. Saki-chan, Kei-chan"
"Okaeli, oka-chan" saki langsung menghambur kepelukan hinata.
"sudah ku katakan jangan memanggil ku dengan sufix -chan, oka-san" jawab Kei dengan pipi mengembung dan merah menahan marah yang justru terlihat menggemaskan bagi hinata.
Putri dan pangeran kecilnya memang hampu menghangatkan suasana hatinya.
"Ha'i Ha'i.. Gomenne Saki.." hinata menggantung kalimatnya dengan sengaja, untuk kemudian menambahkan "-chan" kemudian dia langsung menggendong Saki dan lari menuju ruang keluarga mereka, membuat ujung bibir Saki melengkung dan menimbulkan semburat merah di pipinya. Kali ini bukan marah, namun karna malu.
-ahh, beruntunglah hyuuga, satu kebiasaanmu menurun pada putra kecilmu.

"Okaa-san, dimana Otau-san? Sejak pagi, Saki tidak melihatnya." tanya Saki dengan mulutnya yang penuh eskrim.
Pandangan hinata kemudian menyendu, dan tak perlu menggunakan otak jenius klan Uchiha bagi Kei untuk membaca raut sedih sang Ibu karna pertanyaan adik kecilnya.
" Saki-chan, otou-san sedang sibuk di kantor, dia sedang banyak pekerjaan. Tapi saat Otou-san pulang, dia akan mengajak kalian bermain"
"benarkah itu, Okaa-san??" tanya Saki antusias.
"Hu'em" jawab hinata yang tersenyum sendu sambil membersihkan mulut saki yang belepotan karna eskrim. "Kei-kun, kemarilah, bantu ibu mengangkat belanjaan ini, sayang"
"Ha'i, Okaa-san.."

Untitled Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang