Hurt (II)

1K 96 11
                                    

Jam menunjukkan pukul 02.55 malam. Tentu waktu yang sangat dingin dan membuat siapapun ingin bergelayut nyaman di selimut kebesaran yang menghangatkan. Tapi, tidak untuk hinata. Saat ini, dia menunggu sang suami yang sampai sekarang belum menunjukkan tanda kehadirannya. Mengeratkan pelukannya pada tubuhnya sendiri, dengan ditemani secangkir kopi yang membantunya untuk tetap terjaga. Hinata benci kopi, karna terlalu pait untuk pengecapnya yang sedikit sensitiv. Mungkin di keadaan lain, dia lebih memilih segelas cinnamon hot chocolate. Manis dan tentunya tidak membuat lidahnya kelu. Tapi segelas coklat panas tak akan membuatnya terjaga. Ia butuh kafein agar tetap sadar dan menyambut suami tercintanya dengan senyum hangat saat pulang nanti. Ahh memikirkannya saja sudah membuat semburat merah muncul di kedua pipi gembilnya.

'brakk!' -anggap saja suara pintu yang di dobrag 😂

Suara bedebum keras itu menarik keluar secara paksa khayalan hinata agar kembali ke dunia nistanya. Terlihat di ujung pintu, sang pujaan hati yang masih tetap mempesona walaupun sedang dalam keadaan mabuk.
'Tunggu, mabuk??!!'

Dengan bergegas, hinata menghampiri sasuke yang terlihat sedikit sempoyongan namun tetap membuatnya sadar. Uchiha tak mungkin di kalahkan dengan beberapa teguk alkohol, kan?

''Sasuke-kun, kenapa baru pulang, darimana saja? Dan kenapa mabuk begini?" Hinata dengan rasa khawatirnya yang tak bisa dipisahkan, berlebihan memang. Tapi itulah caranya untuk mengekspresikan kepeduliannya untuk orang yang dia cintai.

"Menyingkirlah, Hyuuga! Kau menjijikan!" ketus sasuke sambil mendorong hinata agar menjauh darinya.
"kau!!" bentak sasuke sambil menunjuk nunjukkan telunjuknya di depan muka hinata "kau dan dua bayi sialanmu itu!! Enyahlah dari hidupku!"

Airmata tak dapat di bendung lagi oleh hinata, otaknya mendadak lambat merespon ucapan sasuke barusan. Lidahnya kelu untuk sekedar bertanya, 'kenapa?'
"Kalian mengganggu hidupku! Karna kalian, aku dan sakura tidak bisa bersama di depan umum! Kami harus menutupi hubungan yang mereka bilang menjijikan. Padahal justru kau yang lebih menjikikan!! Kau tau? Aku benar benar membencimu! Karnamu aku harus masuk dalam cerita busuk yang dibuat orang tua kita!!" seakan menjawab pertanyaan dalam benak hinata, sasuke dengan kalimat panjangnya yang sukses membuat organ dalam hinata seakan berhenti bekerja. Lututnya seketika melemas dan tak mampu menahan beban tubuhnya sendiri.
Jadi, selama ini peran jahat ada pada dirinya? Selama ini ia mengira bahwa antagonis dalam drama percintaannya adalah si cantik Haruno. Namun dia salah, dialah si penghambat kebahagiaan dua pasangan yang saling mencintai itu. Lalu, apa yang harus dia lakukan? Pergi dari rumah ini tentu bukan pilihan terbaik untuknya.
Kali ini, biarkan hinata bersikap egois, dengan menahan sasuke agad tetap disisinya.

Setelah mengeluarkan amarahnya pada istri yang dulu juga teman masa kecilnya, sasuke kembali ke ruang kerjanya. Rasanya engan pergi ke kemar mereka dan kembali melihat wajah sok polos istrinya.
Sasuje akui, jika ucapannya mungkin terlalu berlebihan. Tapi, bagaimana lagi? Dia benar benar tertekan, apalagi saat mendengar aduan sakura jika karyawan kantornya bergosip menjadikan sang gadis seakan iblis di kehidupan rumah tangganya. Dia muak dengan tingkah hinata yang seakan menerima semua perlakuannya dan hanya bisa menangis. Kau tau? Itu membuatnya terlihat sangat kejam!

'hei, sadarlah Uchiha. Kau memang kejam'

Untitled Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang