"Sudah berapa lama aku pergi? Rambutmu bahkan sudah sepanjang ini, Hinata." ucap Itachi sambil membelai rambut Hinata lembut.
"Sangat lama, Nii-chan," merapikan anak rambutnya, Hinata melanjutkan jawaban pertanyaan kakak iparnya. "Itulah sebabnya aku sangat merindukanmu."
Itachi tersenyum sesaat. Kemudian mengalihkan pandangannya pada jalanan.
Hening. Terlalu canggung bagi Itachi untuk menanyakan bagaimana hubungan Hinata bersama adiknya sekarang. Karna dia sendiri tau, bagaimana keadaan mereka dimasa lalu, sekarang, atau mungkin kedepannya. Harus Itachi akui, adiknya itu memang pria berengsek."Kau sudah makan? "
"Tentu saja belum. Aku membiarkan perutku kosong sejak pagi untuk memakan masakanmu" Lagi, sulung Uchiha itu tersenyum.
Begitu lembut, begitu hangat, begitu menenangkan. Mungkin jika Sasuke tersenyum, akan lebih meneduhkan bagi Hinata. Sayang, setiap Hinata melihat lengkung merah milik suaminya adalah ketika dia bersama Sakura.
.
Setelah hampir setengah jam mobil mereka meluncur melewati jalan beraspal, Itachi memutar stir kemudi agar mobil berbelok dan masuk ke dalam garasi rumah Hinata.
"Apa yang ingin kamu makan Nii-chan? " tanya Hinata setelah mereka turun dari mobil.
"Bagaimana jika spaghetti ? " kata Itachi.
Kei tersenyum dan terlihat bersemangat.
"Aku akan membantumu Kaa-san" teriak girangnya sambil berlari menuju ke dalam rumah. Dia sangat ingin memakan spaghetti pedas buatan ibunya."Sudah ku katakan kamu menakutkan saat tersenyum nii-chan. Hentikan." Saki berteriak sambil menyusul kakaknya yang terlibih dahulu masuk dalam rumah.
Hinata membuka sweater rajut berwarna hitam yang dia pakai. Menyisakan kaos berlengan pendek dan jeans yang melekat pada tubuh proporsionalnya.
Ketika dia berjalan kearah dapur. Dia melihat Saki yang sedang menonton serial kartun kesukaannya, dan Kei yang asik mengganggu adiknya.
Bukankah tadi dia yang menawarkan Hinata bantuan untuk memasak makan malam untuk mereka? Sekarang lihatlah. Mereka justru asik dengan aktivitasnya sendiri. Hinata terkekeh kecil dan memilih untuk melanjutkan langkahnya daripada mengganggu kesenangan dua malaikat kecilnya."Biar ku bantu. " Itachi melipat lengan kemeja maronnya sampai ke siku dan mulai mengeluarkan bahan masakan dari kulkas.
"Tentu saja kau harus membantuku, Ita-nii" ucap Hinata sambil tersenyum kecil.
Mereka mulai memasak untuk empat porsi spaghetti. Menata empat piring dimeja makan untuk mereka santap bersama.
Dentingan sendok dan piring dimeja makan menjadi satu satunya suara yang mereka keluarkan. Baik keluarga Hyuuga ataupun Uchiha memang terbiasa makan dengan tenang.
Di tengah-tengah santapan mereka. Sang kepala keluarga. Uchiha Sasuke tiba di rumah.
Hinata cukup terkejut. Tak biasanya suaminya pulang se awal ini."Kau pulang, otuoto." sapa Itachi
"Kapan kau sampai? " pertanyaan yang di jawab dengan pertanyaan, sasuke memang tak menyukai basa basi bahkan dengan kakaknya sekalipun.
"Tadi siang, " Jawab itachi. Memasukkan sesuap spaghetti ke dalam mulutnya. "Aku mampir untuk menyapa keponakan dan adik iparku" lanjutnya santai.
"Siapkan satu piring untukku, Hinata." ucap Sasuke yang terdengar seperti perintah.
"Kau belum makan Sasuke-kun? " tanya Hinata.
Sasuke memutar matanya malas. Benar benar pertanyaan yang bodoh. Bagaimana mungkin dia meminta makanan jika dia sudah makan? Perutnya kosong sekarang!
"Ano. .a-aku hanya menyiapkan empat porsi sasuke-kun" cicit Hinata.
Great! Sudah cukup memalukan bagi Sasuke meminta makanan pada Hinata. Dan sekarang? Apa yang dia katakan? Bolehkah sasuke membalik meja makan ini sekarang?
"Lupakan, aku akan ke kamar saja." ucap sasuke bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamarnya.
Sasuke menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat pemandangan yang entah kenapa membuatnya kesal.
Mereka tampak seperti keluarga yang sesungguhnya. Sasuke tidak bodoh untuk tidak menyadari perasaan kakaknya pada Hinata. Untuk alasan itulah Itachi pergi meninggalkan Jepang. Hanya orang orang bodoh yang tidak menyadari arti tatapan Itachi saat melihat Hinata. Dan untungnya, Hinata salah satu dari orang orang bodoh itu.
Sasuke kembali duduk ke meja makan di sebelah Hinata.
"Kita bisa berbagi. "
Hinata memerah. Pasalnya sumpit yang di gunakan Sasuke adalah sumpit yang sama dengan sumpit yang digunakan Hinata.
Hei, bukankah ini ciuman tidak langsung? Pipi gembil Hinata semakin memerah saat memikirkannya.Di lain sisi, Itachi merasa sangat terkejut. Apa ini? Bukankah Shikamaru bilang jika hubungan mereka berdua selalu buruk? Untuk alasan itulah Itachi memutuskan untuk kembali. Apa dia melewatkan sesuatu? Ada apa dengan Sasuke?
Well, makan malam kali ini benar benar terasa berbeda.
.
.
.
.
Tbc...Hei hei.. Maaf banget nih baru up lagi.. Ini semua karna saya lupa password dan id watty saya huhu.. :(