"Pergilah anakku. Pergilah yang jauh. Perang kali ini sepertinya tak akan kita menangkan. Kita kalah jumlah dengan kerajaan Magada. Jagalah putriku dengan baik. Aku dan pasukan yang tersisa akan melanjutkan perang atau bahkan menyerah...." ujar raja Dewawarman VIII.
"Tidak ayah mertua, aku akan berperang di sampingmu. Apapun yang terjadi." kata Jayasingawarman yang berstatus menantu kerajaan Salakanagara.
"Kelak, kau akan mengerti anakku. Kau akan lebih mencintai keluargamu daripada dirimu sendiri. Keluarga ku hanya tinggal istri, putriku, kau dan sebagian penduduk desa yang tersisa. Aku tak ingin melihat rakyat dan keluargaku mati lagi di medan perang. Ini perintahku. Pergilah... Bawa putriku dan sisa rakyatku pergi jauh dari sini. Dirikanlah kerajaan yang baru. Dan makmurkanlah mereka. Kau harus berjanji padaku, rajamu."
"Tapi Yang Mulia...."
"Aku tidak menginginkan perbantahan dalam perintahku raja Jayasingawarman. Pergilah. Sebelum matahari terbit. Pastikan jejak mu tak tercium musuh."
"...."
"Apa kau mendengarku raja Jayasingawarman?"
"Ya paduka. Akan saya laksanakan."
****
"Ayahanda, jika aku putrimu meninggalkan mu dan ibunda dalam perang ini, siapakah yang akan mengurus mu kelak? Janganlah kiranya ayahanda memerintahkan kami untuk melarikan diri. Jika pada perang ini kita kalah, maka aku bersama dengan kalian semua akan lebih baik mati terbakar di api suci.......
Janganlah menjauhkan putrimu ini dari mu dan ibunda, ayahanda......" tangis dari seorang putri raja Dewawarman."Putriku,Minawati Iswari Tunggal Pretiwi. Hanya kau tumpuan hidupku,nak. Jika kau mati, rasanya nirwana pun tak berarti lagi bagiku. Pergilah. Lanjutkan perjuangan ayahanda mu ini untuk memakmurkan rakyat yang tersisa. Doaku menyertaimu putri ku." jawab raja Salakanagara tersebut.
"Bunda.... Tolong bujuk paduka raja agar membiarkan aku di sini. Aku mohon bunda... " tangis putri minawati pecah seketika di pelukan permaisuri kerajaan Salakanagara.
"Putriku... Dengarkanlah ayahmu. Bunda sebenarnya tidak mau berpisah denganmu. Tapi Yang Kuasa berkehendak lain. Ibu menyayangi mu. Pergilah bersama Jayasingawarman. Dia akan melindungimu." dengan haru ibunda dari Minawati memeluk halus putrinya, seolah ingin membunuh waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Tarumanegara
Historical FictionKau mungkin tak abadi... Bahkan cintamu pun tak mungkin abadi. Biarlah semua berlalu... Dan lupakanlah aku. ~Bhanuresmi Chandra Pramesti