Ayahanda dan ibunda Bhanuresmi tiba di Matha (tempat spiritual para pendeta dididik dan guru spiritual tinggal). Oleh karena mereka tidak menemui para brahmana di kuil, mereka berdoa di sana, dan memutuskan untuk mengunjungi para brahmana di Matha.
____________"Ini sudah menjadi keputusan para dewa.... ini juga bukan merupakan kesialan, namun adalah keuntungan bagi kerajaan." Seorang brahmana yang sudah sangat sepuh berbicara kepada ayahanda dan ibunda Bhanuresmi. Pakaian brahmana tersebut terlihat kebesaran, tubuhnya pun tampak bungkuk. Ia berbicara, namun matanya terpejam.
"Hamba juga tidak terlalu mengerti maksud para dewa wahai brahmana, namun putri hamba, Bhanuresmi seperti bukan dia. Tiba-tiba muncul dengan pakaian yang aneh bersama pangeran, mereka tidak mengucapkan satu patah kata pun dan tampak kebingungan. Hamba pikir ada yang salah dengan semua ini. Mohon kiranya hamba diberi petunjuk." Kata ayahanda Bhanuresmi.
"Hmm.... ketika kalian nanti hendak pulang, ambillah air yang ada di kolam di depan Matha ini. Bawa itu bersama kalian. Saat kalian tiba di kediaman kalian, berikan air itu kepada mereka... jangan memaksa mereka untuk menjawab semua pertanyaan kalian. Ajak mereka berbicara pelan-pelan, dan jangan cepat berburuk sangka pada mereka. Semua akan baik-baik saja." Perkataan brahmana tersebut menjadi akhir pertanyaan ayahanda Bhanuresmi.
Perjalanan cukup jauh harus ditempuh untuk segera tiba ke tempat tujuan. Perjalanan yang ditempuh kira-kira 3-4 jam.
___________
Sementara itu di kediaman panglima perang Tarumanegara.'Tok tok tok.....' (tidak ada jawaban)
'Tok tok tok.....' (tidak ada balasan)
"Perempuan aneh, apa kau sudah tidur?" (Tidak ada balasan juga)
Putus asa dengan ketidakpastian, Michael membuka pintu kamar 'wanita aneh'nya tersebut. Hening.... Pandangannya menyapu sekeliling kamar itu, didapatinya 'wanita aneh'nya terlelap. Pakaiannya sudah diganti layaknya pakaian putri kerajaan kuno menurutnya. Begitu pun dengan Michael sendiri. Dia hanya memakai sarung yang dililitkan dipinggangnya (kamen).
Wajah polos 'wanita aneh'nya ketika tidur terlihat cantik. Ditambah aroma kamar yang wangi bunga lavendar seolah menambah daya pikat dari pesona wanita yang sedang terlelap itu. Selendang putih yang lembut membalut bahu wanita itu, untaian rambut yang terurai, hidung kecil yang mancung, bibir merah yang kecil, mata besar dan tertutup dan kulitnya yang mulus kuning langsat diterpa cahaya lilin membuat suasana kian panas. Ada getaran yang aneh di dada Michael. Pipinya panas dan ingin rasanya dia mendekatkan bibirnya dengan bibir mungil itu.
Tanpa sadar, posisinya sudah di atas tubuh wanita yang cocok disandingkan dengan putri tidur. Mata Michael tidak bisa lepas dari wajah eloknya. Nafasnya yang kian memburu beradu dengan nafas lembut 'wanita aneh'nya. Beberapa detik berlalu seraya Michael mendekatkan wajahnya ke wajah Laranza. Hampir dia mendaratkan bibirnya ke bibir wanita itu....
'Tik' mata Laranza terbuka. Michael terkejut dan sadar akan apa yang dia lakukan. Michael berusaha tenang. Mata Laranza tertutup lagi. Parahnya Laranza mulai mendengkur.
'Astaga, apa yang kulakukan? Terpesona dengan wanita yang mendengkur, ceroboh dan suka berteriak? Ayolah mike, itu terlihat bodoh.' Batin Michael menjeritkan logikanya. Dikumpulkannya oksigen sebanyak-banyaknya, dan ia pun berdiri menghadap tubuh wanita itu.
Setelah beberapa saat berdiri, timbul pikiran untuk membalas perbuatan Laranza di gubuk tua ketika Laranza menggoda Michael. Michael kembali ke posisinya, yaitu berada di atas tubuh Laranza. Michael menyeringai. Wajahnya cukup dekat dengan wajah Laranza. Ia ingin berbisik kepada Laranza, seolah mereka akan melakukan hubungan suami isteri. Otomatis wajah Laranza akan kaget dan itu pasti lucu sekali. Michael sudah tertawa lebih dulu di dalam hati. Pada saat ia ingun melancarkan serangan, ketika ia membuka mulutnya untuk berbisik nama Laranza, Laranza batuk tepat di depan mulut Michael.
Wajah Michael menunjukkan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan. Akhirnya ia bangun dan menendahng kaki Laranza.
"Hei perempuan aneh, bangun..."
"Hmm...., Cici aku masih mau tidur. Nanti aku mau lembur. Nyem, nyem, nyem...." suara malas Laranza membuat emosi Michael semakin naik.
"Hei, kau bilang kita akan bicara saat ini kan? Bisa-bisanya di situasi begini kau masih menikmati tidur. Cepat bangun..." Michael menarik tangan Laranza agar ia dalam posisi duduk.
"Hem.... Michel, kenapa kau ada di kamarku?" Tatapan terkejut menandakan jiwa Laranza sepenuhnya sudah terkumpul.
"Kau bilang akan bicara tentang problem solving bukan?"
" Ternyata bukan mimpi...." kalimat Laranza mengakhiri percakapan mereka, ketika pintu kamar Laranza dibuka oleh pelayannya. Pelayan itu berbicara bahasa yang tidak dimengerti kedua insan di kamar itu. Namun pelayan itu menyodorkan guci penuh berisi air.
"Apa kau tahu maksudnya?" Tanya Laranza kepada Michael.
"Guci kecil itu ada di nampan, dan dia bawa secara hati-hati. Mungkin itu untuk diminum. Kau minum saja." Kata Michael. Maka Laranza meminum air tersebut hingga habis.
"Nona, Tuan diharapkan kembali ke kamarnya karena akan diberikan air seperti ini juga." Kata pelayan itu.
"Kau disuru.... hei, kenapa aku mengerti bahasa pelayan itu?" Laranza sontak kaget, begitupun dengan Michael.
"Air..... pasti karena air itu, kan?" Michael pun tampak heboh.
"Bergegaslah ke kamarmu, kau akan mendapatkannya juga. Pelayan itu memberitahuku." Sahut Laranza.
Michael bergegas menuju kamarnya, dan tepat seperti yang dikatakan Laranza ia mendapati seorang pelayan membawa kendi kecil seukuran dengan milik Laranza. Tanpa basa-basi diminumnya habis air itu.
Hai good readers, gimana kabar kalian? Thor udah update cerita bagian ke-10.... hope u guys like it. Jangan lupa vote and comment ya good readers.... Akan menambah pengetahuan dan motivasi bagi author pastinya. That's all, thank you and love ya guys 🥰😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Tarumanegara
Historical FictionKau mungkin tak abadi... Bahkan cintamu pun tak mungkin abadi. Biarlah semua berlalu... Dan lupakanlah aku. ~Bhanuresmi Chandra Pramesti