Tak banyak orang desa yang bisa di bawa untuk melarikan diri. Begitupun dengan barang-barang berharga. Putri Minawati sendiri tidak begitu banyak bicara setelah meninggalkan perkemahan perang kerajaan Salakanagara. Di dampingi pelayan nya yang bernama Rajni Pratita, ia duduk menghap barat di kapal sederhana yang di pakai suaminya untuk melarikan diri.
Perjalanan yang di tempuh lebih dari lima hari di lautan nan luas tentu membuat tidak sedikit orang yang bosan, lapar, haus dan masih banyak lagi permasalahan yang mereka hadapi.
Selama masa perjalan itu pulalah putri Minawati berdiam diri bahkan terkadang menangis dengan sedihnya. Pelayannya, Rajni hanya bisa menenangkannya dengan mengusap-usap bahu putri Minawati.
Jayasingawarman menyaksikan hal tersebut. Ia tidak mengerti jalan pikir para wanita. Jadi, dia hanya terdiam dan memikirkan cara untuk menghibur Putri Salakanagara yang baru di nikahinya itu. Pernikahan mereka berlangsung 2hari sebelum pernyataan perang dari kerajaan Magada di ultimatumkan.
.....
Pada hari keenam, seorang prajurit berseru dengan nyaringnya
"Kita menemukan daratan......"
Sontak membuat kaget seluruh penumpang kapal. Terlihat senyum penuh harapan dari semua orang di kapal. Kecuali putri Minawati.Akhirnya setelah kapal mendarat semua orang di atas kapal turun dan berjalan menuju daratan yang di tumbuhi pepohonan menjulang tinggi. Sebagian dari mereka mulai sibuk berkemas.
Putri Minawati berdiri di tepi pantai tempat kapal mereka mendarat. Tatapan penuh arti terlihat dari mata lelahnya.
Tanda tanda akan terjadi badai tampak di kabarkan alam kepada beberapa manusia di tepi pantai tersebut. Jayasingawarman memimpin rakyat untuk mencari tempat yang layak untuk di tinggali. Mereka semua memasuki hutan, semakin lama semakin dalam dan akhirnya mereka menemukan suatu tempat dimana terdapat beberapa goa. Jayasingawarman memutuskan untuk beristirahat di tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Tarumanegara
Narrativa StoricaKau mungkin tak abadi... Bahkan cintamu pun tak mungkin abadi. Biarlah semua berlalu... Dan lupakanlah aku. ~Bhanuresmi Chandra Pramesti