Hawa panas yang kian merasuk ke seluruh tubuh Bhanuresmi membuatnya merasakan sakit yang teramat sangat. Putri Tarumanegara itu kian lemah dan akhirnya dia lunglai.
-------------------------
Di waktu dan tempat yang lain, dua insan tampaknya terlelap di dalam sebuah gubuk tua. Laranza dan Michael berpelukan dalam diam, hingga sebuah suara samar-samar membangunkan mereka.
"Kalian, ya kalian berdua. Bangunlah.... Setelah ini akan ada pergumulan hebat yang akan kalian lalui. Ketika kalian menyadari sesuatu yang sangat berarti, maka kalian bisa kembali. Laranza dan Michael, titisan dari putri Bhanuresmi dan Pangeran Dharmayarman ada kalanya kalian berdua akan goyah satu dengan yang lain, namun ingatlah ini 'dua titik terbentuk dan dua garis lengkung melengkapinya. Berani dan murni disertai kepercayaan'... bersiaplah."
Laranza perlahan membuka kelopak matanya. Ia mengumpulkan jiwanya perlahan-lahan. Namun sesuatu yang berat sepertinya menindih perutnya. Ketika ia memiliki kesadaran penuh, dilihatnya sebuah tangan. Pandangannya mengikuti arah lengan dan kini tepat pada Si pemilik tangan.
"Astaga..." Laranza tersentak kaget dan secepat kilat dilemparkannya tangan tersebut ke arah Si pemiliknya dengan kasar.
"Hmm..." suara Michael yang terdengar pendek menandakan kesadarannya pulih. Ia terduduk spontan dan melemparkan pandangan kepada wanita di depannya. 'Siapa wanita ini? Tempat apa ini?' Tatapan mata Michael sepertinya terbaca oleh Laranza.
Kesempatan itu dipakai oleh Laranza untuk mengerjai Michael. Mengingat hal-hal yang telah dilakukan Michael padanya, Laranza sedikit kesal akan Michael yang menyebalkan.
"Honey, apa kau lupa dengankuh? Kita sudah melewati malam panas yang bahkan kau dengan sexynya menyebut-nyebut namaku. Aku istrimu..." Suara Laranza yang dibuat-buat dengan nada yang sedikit tinggi membuat bulu kuduk Michael berdiri.
Laranza mendekatkan dirinya kepada Michael, semakin lama semakin dekat hingga akhirnya...
"Berhenti mendekat. Aku mengingatmu... " Michael mendaratkan tangannya tepat di depan wajah Laranza, telapak tangannya yang lebar menutupi hidung, mulut, mata dan pipi laranza.
Dengan sigap laranza menepis tangan Michael...
"Jauhkan tangan asinmu Michele. Lidahku terkena telapak tanganmu." Laranza dengan ketus berbicara tak ikhlas."Astaga... HAHAHAHA.... kau yang menggodaku duluan cewek aneh. Semoga kelak yang kau katakan mengenai malam panas terwujud." Dengan tertawa yang dibuat-buat Michael menatap tajam Laranza. Bukan karena nafsu, namun Michael yang dibuat kesal oleh Laranza seolah mengatakan itu agar Laranza kesal pula.
"Ah, sepertinya aku setuju, suapaya kau tau betapa tidak beruntungnya dirimu memiliki wanita sepertiku...." senyum iblis Laranza terlihat mengancam.
"Cukup, aku tidak mau lagi berdebat dengan wanita aneh sepertimu. Tempat apa ini? Aku tidak pernah ingat membawamu kesini."
"Bukannya kau yang mengendarai mobil? Aku juga tidak tahu tempat ini."
Michael berjalan keluar gubuk tua itu. Laranza mengikutinya dari belakang. Pemandangan di luar gubuk sungguh menakjubkan. Jajaran pegunungan nun jauh terangkai indah. Sawah yang kian luas menambah panorama pegunungan, ditambah beberapa pohon heterogen di berbagai titik wilayah itu.
"Ini, kampung halamanmu?" Tanya Laranza.
"Ku harap begitu. Kampung halamanku di Austria. Menurutmu inikah Austria?" Tanya Michael kembali.
"Dilihat dari sisi manapun, kau menyebalkan michelle."
"Then.... we don't know this place, and I stand here with a annoying girl." Michael tampaknya sebal sekaligus masih terpukau akan pemandangan langka tersebut.
Namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Beberapa warga tarumanegara melihat mereka, dan tentunya membuat para warga dengan pakaian mereka yang cukup aneh pada zaman itu. Mereka mengira bahwa kedua insan itu adalah mata-mata dari kerajaan lain dengan maksud menyerang Tarumanegara. Para warga berunding dan sepakat menangkap mereka berdua.
Mereka dibawa ke tempat paduka raja, dan kebetulan keluarga Bhanuresmi ada disana.
________________________
Di sisi lain, terdengar kabar di seluruh keluarga kerajaan, bahwa putri Bhanuresmi hilang. Ayah Bhanuresmi tampak terpukul, dan ibu Bhanuresmi jatuh sakit. Putri semata wayang mereka tak terlihat, mereka berpikir mungkin putri mereka menyesal akan pernikahan itu.
Namun, keterpukulan ayah Bhanuresmi berakhir ketika melihat warga membawa dua insan. Tampak wajah bahagia sekaligus bingung diwajahnya.
"Putriku..... dan, pangeran? Apa yang terjadi?" Tangis ayah Bhanuresmi membuat seluruh warga bingung. Begitu juga dengan kedua insan ditengah lapangan istana kerajaan.
"Apa kau tahu apa yang dia katakan? Mengapa dia menangis? Sepertinya itu bahasa kuno? Mengapa semuanya jadi aneh? Pakaian apa yang mereka pakai? Apakah ini zaman purba? Astaga bangunan apa itu?" Pertanyaan-pertanyaan Bhanuresmi yang terdengar seperti bisikan membuat Michael bingung.
"Sepertinya situasi ini kacau..." Michael mengangkat kedua alisnya dan mendengus kasar.
Hai hai readers, maaf selama ini autor hiatus. Mohon dimaklumi. 😅 Mulai minggu ini autor akan aktif kembali. Jangan lupa vote dan comment nya yak. Itu akan sangat autor hargai dan harapkan. Happy reading... 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Tarumanegara
Fiksi SejarahKau mungkin tak abadi... Bahkan cintamu pun tak mungkin abadi. Biarlah semua berlalu... Dan lupakanlah aku. ~Bhanuresmi Chandra Pramesti