Berlanjut

867 58 4
                                    

Dengan cemas, ayah Bhanuresmi menghampiri kedua insan tersebut. Tak ada sosok panglima yang tergambar kala itu. Yang ada hanyalah tatapan seorang ayah. Dengan ragu ayah Bhanuresmi memegang kedua telapak tangan Bhanuresmi. Tampak air mata yang enggan jatuh dari matanya.

"Putriku, astaga. Apa yang telah terjadi? Mengapa pergi tanpa ada pemberitahuan? Ayahandamu ini sangat khawatir, putriku..."

Tak lama setelah itu, dari arah lain tampak juga wanita yang kira-kira berumur 40 tahunan terburu-buru berjalan ke arah dua insan ini. Ia meraih tubuh Laranza dan memeluknya.

"Astaga, putriku... apa yang telah terjadi padamu? Ceritakan pada ibu, nak. Kau tahu? Ibu sangat khawatir padamu." Badan rapuh dan air mata deras tergambar jelas pada tubuh wanita ini. Laranza yang menjadi blank seketika tak tahu harus berbuat apa. Ia menoleh ke arah Michael, dan berbicara dengan suara yang terdengar kecil.

"Kenapa mereka menangis? Aku bingung. Aku tidak kenal mereka..."

Michael yang membaca situasi berbisik kembali,

"Kau pura-pura sedih saja... mungkin kau mirip dengan sanak saudara mereka." Mata Laranza terbelalak dan tanpa pikir panjang ia melakukan saran Michael. Michael tersenyum ketika melihat Laranza melakukan sarannya. Laranza sepertinya cocok untuk menjadi pemain film. Ia melakukan adegan itu dengan sempurna. Seketika Michael buyar melihat tatapan orang tua itu yang sepertinya mengarah kepadanya.

"Pangeran Dharmayarwan, mengapa pangeran ada bersama putri hamba? Dan pakaian apa yang kalian kenakan ini? Tampaknya ini bukan pakaian kerajaan. Apakah telah terjadi sesuatu?" tatapan menyelidik sekaligus khawatir tidak bisa disembunyikan dari wajah ayah Bhanuresmi.

Merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh orang tua tersebut, Michael bungkam dan memasang wajah tak berdosa. Ia berharap jika keajaiban memang ada maka kiranya terjadilah keajaiban itu.

Batin ayah Bhanuresmi sepertinya ada yang tidak beres. Berulang kali putrinya dan pangeran diajak berbicara namun, keduanya tak kunjung berkata-kata dan memperlihatkan wajah yang linglung. Sepertinya Yang Kuasa berpihak pada Michael. Akhirnya ayah Bhanuresmi memutuskan agar kedua insan ini dibawa masuk dan beristirahat. Mungkin keduanya kelelahan. Dan memang pada hari itu ayahanda dan ibunda Bhanuresmi hendak pergi ke kuil untuk berdoa dan mengunjungi brahmana dengan hadiah kecil karena telah pulang putri yang sangat disayanginya itu. Dan karena kejadian tersebut, ia hendak menanyakan para brahmana kira-kira apa yang telah terjadi dan langkah apa yang harus dilakukan mengingat pernikahan putrinya yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Kamar Laranza dan Michael sudah disiapkan. Kamar Laranza sudah tentu kamar Bhanuresmi, sedangkan kamar Michael adalah kamar tamu. Michael dan Laranza sama-sama bingung. Tidak tahu apa yang telah terjadi, dimana mereka, bahasa apa yang barusan mereka dengar, bangunan-bangunan kuno, pakaian yang tampaknya bukan dari zaman mereka. Mereka berencana membicarakan hal ini ketika kedua orangtua yang tampaknya baik itu pergi.

Ratu TarumanegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang