mari bicara dan sedikit luruskan ini

880 202 27
                                    

"Mau mango thai?"

Minhyun menggeleng saat ditawari minuman yang sedaritadi dicicipi Jonghyun.

"Masih memikirkan Hyunbin?"

"Tidak," Minhyun menghela nafas. "Maksudku disini, tidak benar benar tidak. Aku memikirkan hal lain, kamu dan aku misalnya."

Jonghyun tertawa kecil. "Kita kenapa? Kamu memikirkan rumor pacaran itu?"

Minhyun mengangguk dan itu sedikit mengejutkan Jonghyun.

"Tumben kamu memikirkan omongan orang lain," sahut Jonghyun heran.

"Bukan seperti itu," Minhyun berdehem. "Aku dulu menyukai Hyunbin, padahal aku tak pernah dekat dengannya. Sementara kamu dan aku, bahkan aku berangkat sekolah masih sering bersamamu," Minhyun berdehem lagi. Aneh rasanya. Benar kata Jonghyun, tidak biasanya Minhyun memikirkan ini.

Mungkin aku perlu istirahat.

Tidak mungkin karena dare itu kan?

"Jadi kamu mau kita berpacaran?" Tanya Jonghyun jahil dan Minhyun mendengus keras.

"Maksudnya, kalau kita dekat, apa berarti harus suka dan berpacaran?" Minhyun mencibirkan bibirnya. "Aku tidak paham."

Jonghyun menghela nafas lalu memandang ke langit biru. "Ada beberapa hal yang tidak bisa kamu mengerti secara logika. Salah satunya itu."

"????" Minhyun jelas masih tak paham sampai tertinggal berapa langkah dari Jonghyun.

Jonghyun terdiam sebentar sebelum berbalik dan mengambil buku buku dari tangan Minhyun. Itu kumpulan proposal dari tahun ke tahun, karena alasan Jonghyun sedang minum, Minhyun mengajukan diri untuk membawanya dalam kondisi tubuhnya yang semakin mengurus dan kulitnya tampak tak sehat.

"Kamu pulang saja dan beristirahat, akhir akhir ini jadwal kita semakin padat karena upacara lepas jabatan di undur terus."

"Karena itulah," Minhyun mengeluh dan Jonghyun selalu suka melihatnya, itu terlihat lucu. "Kenapa bukan adik kelas saja? Mereka menggebu gebu mengajukan diri sebagai ketua tapi tak menunjukkan sisi ketua ketuanya, sementara zaman kita, kamu merendah mati matian."

"Karena mereka ya mereka, kita ya kita."

Minhyun memutar bola matanya malas. "Seharusnya mereka semakin lebih maju karena semua fasilitas sudah tersedia."

"Mempertahankan lebih sulit," Jonghyun sudah mengambil seluruh tumpukkan proposal dengan satu tangannya sementara Minhyun harus membawanya dengan kedua tangan.

"Kamu pulang naik mobil saja, aku tidak meminjamkan motorku karena takut kamu pingsan di jalan. Aku tidak mau melihat bibi Hwang ce-"

"Kim Jonghyun, berisik."

Jonghyun mengulas senyum lebar. "Hwang Minhyun juga, meski hanya menggerutu di depanku."

Minhyum berdecak keras. "Kamu terlalu baik, kalau kita tidak berteman sejak bayi, aku bisa salah paham dan menyukaimu."

Jonghyun mengangguk kecil. "Aku tau itu."

Minhyun terdiam sebentar untuk memandangi Jonghyun yang sibuk menyusun proposal proposal itu.

"Kamu itu tampan, kamu tau itu kan? Kalau bukan karena kamu ingin menembak Ren, aku mau memilih untuk menyukai orang baik sepertimu saja."

"Kamu juga baik, Hyunbin tak terlihat jahat juga."

Jonghyun nampak tak sedikitpun terganggu dan Minhyun tak tau bagaimana cara mengendalikan diri seperti itu.

truth -minhyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang