"Tadi diantar siapa?"
Minhyun yang tak sadar terus berjalan sambil menunduk dan tidak membalas sapaan murid-murid lainnya merasakan sesuatu menghalangi di depan pintu kelas.
Minhyun menghela nafas sebelum buru-buru membenahi peralatan sekolahnya.
Belajar dari pengalaman dan mencegah lebih baik daripada mengobati, dia akan keluar kelas lebih dahulu dan bersembunyi di toilet kalau diperlukan dan kalau bisa dilakukan oleh seorang wakil ketua OSIS sepertinya.
"Pertanyaanmu nadanya hampir sama dengan pertanyaan kemarin malam," respon Minhyun untuk mengurangi curiga dari Jonghyun. Pemuda itu pasti tidak akan senang kalau tau Hyunbin sudah mulai bergerak sampai membuatnya hampir kesiangan (meski memang itu yang dia mau) dan bisa jadi, akan mulai menyalahkan dirinya yang lepas dari janjinya pada bibi Hwang.
"Tumben saja kamu kesiangan tadi, tidak mungkin sengaja kan?"
Sebuah buku kembali dia letakkan di atas meja. "Aku kelelahan belajar dan sengaja berleha sedikit sebelum berangkat. Tidak mungkin sengaja karena mau taruh dimana jabatan OSIS ku?"
"Omong-omong, bagaimana tadi pagi? Sukses?" tanya Minhyun lagi, mengalihkan pembicaraan.
Jonghyun menyipitkan sedikit matanya sebelum menghela nafas. "Ya, tergolong sukes. Aku membawanya pergi ke toko kue yang sudah lama kau sarankan untuk membeli sarapan, Minki tidak sering sarapan sepertiku juga. Terima kasih untuk saranmu juga untuk tidak pergi ke toko langganan kita saat bersamanya karena dia sempat bertanya dimana dirimu dan kenapa tidak kesana-meskipun artinya aku jadi tau ternyata dia 'semencari-tau itu' tentang diriku."
"Oh, itu terlihat dari merahnya wajahmu," ledek Minhyun saat menyadari perubahan warna pipi teman masa kecilnya tersebut. "Kau pasti senang karena dia mencari tau tentang dirimu juga jadi tunggu apa lagi, Jonghyun-ah?"
"Ini disebut terencana dengan baik, Hwang Minhyun," bisik Jonghyun padahal kelas sudah tak ramai. "Bukan bermain tarik ulur. Kalau sebelumnya kami saling mencari tau sama sekali, momen saat ini pas untuk memastikan dan memantapkan hati."
"Aku curiga karena Minki anggota OSIS juga, hubungan kalian akan seperti agenda bulanan OSIS yaitu dievaluasi yang kurang dan dicari solusinya."
Yang lebih tua mengedikkan bahunya, entah setuju tapi tidak keberatan atau tidak terlalu memikirkannya. Melainkan tangannya yang menarik tas Minhyun yang membuat pemuda manis itu terheran-heran. "Dan salah satu cara selanjutnya adalah hari ini kita harus pulang bersama. Kau tidak bisa lepas semudah itu untuk tidak menceritakan sesuatu."
"Mana bisa begitu?" Ditepislah tangan Jonghyun dari tasnya. "Ini yang menyebabkanmu bisa dibilang main tarik ulur. Pagi pergi bersama Minki, malam bersamaku?"
"Minki juga akan curiga karena mendadak aku jadi bersamanya terus dan berakhir kita akan membahasmu," Raut wajah pemuda Kim berubah. "Kita harus senatural mungkin-maksudku sepertinya Minki juga tau kalau kau dan aku sedekat itu dan setelah periode kepemimpinan kita usai, bukan berarti kita tidak dekat lagi kan?"
Minhyun tidak mau membuatnya jadi lama. Kaki-kaki panjang Hyunbin pasti bergerak lebih cepat ketika mereka sibuk berdebat. Tapi mengiyakan ajakan Jonghyun terlalu memberatkannya; bukan karena Jonghyun akan menginterogasinya atau tentang Ren, tapi dia tidak mau setelah perdebatan usai, ternyata Jonghyun malah bertemu Hyunbin.
"Jangan membuat semua hal terasa sulit tau?" desah Minhyun, tidak mau terdengar terlalu kasar. "Minki akan menunggu kalau kau tidak izin-harus izin langsung supaya kau terlihat meyakinkan dan aku akan berakhir pulang semakin malam, itu bukan kabar bagus."
Jonghyun akhirnya semakin menaruh rasa curiga. "Apa kau sedang menghindari sesuatu? Dari kemarin, kau terlihat aneh."
"Tidak. Kenapa jadi aku yang dicurigai sih? Maksudku kan baik," Mau tak mau Minhyun jadi ikut terpancing dan menaikkan sedikit nada suaranya.
"Kau-"
"Rupanya kau disini, hyung!"
Setelah suara berat Hyunbin mengintrupsi perdebatan kecil mereka, semua terjadi begitu cepat. Jonghyun mempertanyakan panggilan hyung tersebut, Hyunbin mengajak Jonghyun berkenalan sekaligus meminta izin untuk meminjam Minhyun, tepukkan sok akrab disana-sini yang meninggalkan Jonghyun untuk mau tak mau mengiyakan, dan tangan halus pemuda Hwang ini sudah dibawa pergi oleh si Kwon.
- - - -
"Apa yang kau lakukan?"
Mobil Hyunbin berhenti di drive thru yang McDonald punya karena malam hampir menyentuh kata 'pagi' dan tidak baik makan di malam hari. Hyunbin juga sudah menjelaskan selanjutnya kemana mereka akan pergi; di pinggir sungai Han dengan catatan masih berada di dalam mobil untuk tetap hangat.
"Mengajakmu night driving karena makan malam atau kencan tidak mungkin dilakukan jam segini," Hyunbin baru mampu membalas setelah membayar pesanan. Minhyun tidak mengatakan apapun sebelum pertanyaan tadi jadi Hyunbin putuskan suasana hatinya pasti sangat buruk jadi dia membelikan creamy float rasa strawberry, si menu baru dan french fries.
"Bukan, maksudku apa yang kau lakukan dengan Jonghyun?" Berikutnya, pukulan padat mengarah ke lengan ateletis Hyunbin. "Dia temanku hei dan kau bukan siapa-siapa! Kalau disuruh memilih, aku lebih memilih Jonghyun daripada kau. Tidak sopan sekali. Bagaimana kalau dia marah dan tidak mau bicara denganku lagi?"
Hyunbin tidak protes atau mengaduh karena dia masih mengemudi. "Meskipun Jonghyun sunbae jadian sama Ren sunbae, senior ketua OSIS akan tetap di atas posisiku?"
"Meskipun mereka sudah jadian, aku tetap memilih Jonghyun karena kalau misimu atau apalah itu selesai, kau akan pergi sementara Jonghyun tidak akan semuda itu meninggalkanku karena kita sahabat. Dimana-mana sahabat lebih penting daripada pacar."
"Dan yang tadi itu apa? Kau menguping sampai bagian tau Jonghyun naksir Ren?" tanya Minhyun tidak percaya rahasia yang berusaha ia bantu sembunyikan tentang Jonghyun sudah terbongkar melalui mulutnya sendiri yang berjanji tidak akan bocor. "Ya Tuhan, sia-sia yang aku lakukan saat ini."
"Eh tidak!" Hyunbin menyela agar Minhyun tidak semakin salah paham. "Meskipun Jonghyun sunbae tidak sebanyak itu momennya dengan Ren sunbae, tidak seperti kalian berdua, aku curiga kenapa tiap Ren sunbae mendekat, Jonghyun sunbae terlihat segera menjauh atau gugup. Cuma dari situ, bukan artinya aku baru tau. Aku tidak tau apa murid yang lain tau Jonghyun-Ren atau tidak."
Lalu Hyunbin baru menjawab penjelasan panjang yang akhirnya keluar juga dari mulut Minhyun. "Dimana-mana sahabat lebih penting daripada pacar? Maksudmu aku ini dipastikan akan jadi pacarmu, hyung?"
'Dimana-mana sahabat lebih penting daripada pacar' terdengar biasa saja tapi cukup menenangkan bagi Kwon yang sempat tidak percaya diri saat berhadapan dengan Jonghyun.
Meskipun kemungkinan 'lebih baik aku memacari sahabat sendiri karena sudah kenal luar dalam' sangat tidak cocok untuk mereka berdua, tapi sudah ada 'penjaga' berlabel sahabat yang sehebat Jonghyun, kemungkinan standar 'penjaga' berlabel pasangan hidup harus melebihi Jonghyun atau Jonghyun akan tidak terima.
Dia juga agak sakit hati saat mendengar Minhyun tetap menomor satukan Jonghyun di atas segalanya tanpa takut sudah ada Ren di hidupnya. Tapi setelah dipikir lagi, Jonghyun sepantas itu untuk dinomor satu kan dan benar saja, pacar bisa putus tapi sahabat tidak. Sahabat tentu bersamamu sampai akhir, pacar belum tentu jadi pasangan hidup, betul tidak?
Minhyun menatapnya aneh. "Bicara apa kau. Kalau Jonghyun dihadangkan pilihan harus sahabat atau pacar pasti dia akan menjawab seperti itu dan aku tau, bukan sok percaya diri, tapi Minki juga bukan tipe orang yang egois makanya aku tidak masalah Jonghyun dekat dengannya. Dia menunjuk sesuatu di jendela mobil Hyunbin. "Cepat ambil, kau terlihat bodoh karena melihatku terus dan mengabaikan makanan pesananmu."
Hyunbin tergagap sebentar sebelum mengambil paperbag melalui jendela sampingnya yang terbuka dan menjalankan mobil keluar dari area McDonald.
Setelah dipikir lagi...
....Seharusnya Hyunbin tidak perlu merasa sakit hati dan minder berhadapan dengan Jonghyun ya, kan dia tidak menyukai Minhyun hanya ingin mengenalkan masa-masa SMA harus seindah apa saat punya pacar.
Benar kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
truth -minhyunbin
FanficHwang Minhyun adalah pribadi yang malas ribet. Setelah sadar bahwa dia menyukai Kwon Hyunbin kelas 1, Minhyun yang duduk di bangku kelas 2 yakin kalau saingannya akan banyak dan itu terbukti. Sekali lagi, Hwang Minhyun malas ribet jadi dia tidak ber...