Scene – 9
“Hmm... so now.. Where do you want us to go?” tanya gue.
YooChun mengedikkan bahunya sambil tersenyum.
“Up to you. You’re the one who knew interesting places.”
“Do you mind if we go to another flea market?” tanya gue iseng. “I mean, better one, at least. Not as hot as in that place. But there are lots of stuffs like, clothes, watches, fake bags, fancies... And you can bargain and get good quality stuffs.”
“Cool,” jawab YooChun sambil meringis. “Let’s go there. Maybe I can buy stuffs for the members.”
Gue ketawa. Serius nih? Well, Mangga Dua udah deket banget sih...
“Okay then, we’ll go to Mangga Dua,” cetus gue memutuskan.
“Mang-ga Du-a,” ulang YooChun mengiyakan. “How can I bargain?”
“Oh, you don’t have to. I’ll bargain the price, you just have to show me the stuff you want.” Ya iya lah, masa gue suruh YooChun yang nawar?
“You’re so much fun than my PA from Embassy, that Mr. Bump,” cetus YooChun riang.
Gue nyengir. “Bambang,” ralat gue.
“Oh yeah. Bang-Bang?”
Gue melengos. “Whatever, lah.” Cape deeh.
Gue membelokkan mobil gue ke area parkir Mangga Dua. “Okay,” cetus gue. “Since you said you’re okay with flea market, I’m gonna take you here, the biggest shopping market in Jakarta. But like I said, we still have to be careful with fans who might recognise you. And it will be very crowdy inside, and the risk is bigger than before.”
YooChun mengangguk. Wajahnya tampak serius, tapi semangat. “I got it. I’ll be very careful. If anyone recognise me, I’ll be your brother, Koh Joni.”
Gue ketawa. Masih inget rupanya. “Okay good.”
Setelah memakai kembali topi dan kacamatanya, YooChun keluar dari mobil dan bersama-sama kami memasuki gedung ITC Mangga Dua. Anjreet, rame aja. Yah, namanya juga MangDu. Walaupun hari ini hari Senin, tapi tetep aja rame.
Gue menggandeng tangan YooChun dan menggeretnya menuju tempat penjual-penjual tas. Kebetulan gue butuh tas baru buat kuliah. Para penjual sudah mulai berteriak-teriak menawarkan dagangannya, lengkap dengan harganya. Gue dan YooChun mulai menelusuri tiap lapak, mencari-cari dan memilih-milih tas.
“Bang, itu berapa?” tanya gue ke seorang abang penjual tas sambil menunjuk sebuah tas Louis Vuitton (yang nggak mungkin asli).
Si abang penjual langsung mengambil barang yang gue tunjuk.
“Oh barang bagus nih, dek. Model baru. Abang kasih dua ratus lima puluh, dah.”
Gue memeriksa tas itu. “Mahal amat. Biasa juga goban.” Lima puluh ribu, maksud gue.
“Ini kualitas bagus, dek. Hong Kong punya. Kalau mau yang gobanan, itu tuh,” kata si abang berlogat Batak ini sambil menunjuk sederet tas di dekat gue.
“Ah nggak mau! Saya maunya ini. Kurangin dong.”
“Adek maunya berapa?”
Gue berpikir sebentar. “Delapan puluh deh.”
“Tambahin lagi, lah ya. Seratus lima puluh saja lah.”
“Nggak mau. Cepek deh, pas.”
“Aduh, nggak dapat lah dek..” si abang Batak mulai menunjukkan tampang putus asa.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Summer
Fanfictionsalah satu fanfic favorit saya, tentang cindy dan yoochun (JYJ - TVXQ) yang ditulis oleh mba Ratri Adityarani (blogger - ratri.net) pada tahun 2009. Yoochun ke Indonesia? trus apa aja ya yang dia lakukan? check it out. :D