BAB 1 Bad Boy to Good Man

56.1K 1.3K 3
                                    

Sore ini aku menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di taman. Aku warga baru di kompleks ini. Akhirnya uangku cukup juga untuk membeli sebuah rumah di kompleks perumahan elite ini. kalau mau, aku bisa saja membeli apartemen. tapi, ntah mengapa aku menginginkan sebuah rumah. mungkin saja esok aku akan memiliki sebuah keluarga.

Tiba-tiba mataku menangkap sosok laki-laki tampan yang sedang lari sore. Di taman ini ada banyak orang. ada yang sedang bermain bersama keluarga, anak-anak yang berlarian, dan pria bersepatu kets biru yang sedang lari sore ini tentunya.

Aku sedang duduk di sebuah bangku taman tepat dibawah pohon rindang. melihat anak-anak yang sedang bermain ini membut pikiranku melayang. Terbayang olehku percakapan mama dan aku beberapa hari yang lalu.

Flashback

"Diandra mama nggak mau tau kamu harus menikah secepatnya!" tegas mama dengan nada membentak

"Tapi, ma aku belum siap. Lagian mau nikah sama siapa coba?"

"Kamu tinggal pilih, Mama jodohkan kamu dengan anak kolega bisnis papa atau kamu yang cari sendiri jodoh kamu" whaaat? dijodohin bayangin aja zaman sekarang masih ada orangtua yang mau jodohin anaknya.

"Diandra cari sendiri pokonya!" Tegasku. Mama pasti bakal nyariin cowok anak Mami yang kalau terkena debu sedikit aja bisa bersin-bersin tiada henti. Mending cari sendiri. Tapi, siapa coba?

"Makanya cepat dicari jangan lama-lama. Kalau enggak mama bakal jodohin kamu titik!" Dengan angkuhnya mamaku tersayang membanting pintu.

Flasback End

Mengingat pembicaraanku dengan mama kemarin membuat perutku bergejolak. Mama adalah wanita lembut yang ambisius sebenarnya semua itu demi kebaikanku juga. Ia tak ingin putri semata wayangnya menjadi perawan tua. Lebih baik aku pulang, makan lalu tidur memikirkanya saja membuatku pusing.

Bruuuk... tiba-tiba seseorang menabrakku hingga jatuh

"Sorry... gue nggak sengaja." Kata suara bariton yang membuatku mendongak memandangnya. Ah ternyata dia lelaki tampan yang sedang jogging tadi.

"Eh, iya nggak papa. Lain kali hati-hati ya mas"

"Iya, sekali lagi gue minta maaf ya. Rumah lo dimana?" Ia mengulurkan tangannya dan membantuku berdiri.

"Blok E no.130"

"Gue antarin ya. Sebagai permintaan maaf gue"

"Nggak usah, gue bawak sepeda kok.Yaudah, berhubung hari mau maghrib gue pulang dulu. Bye"

Aku meninggalkan lelaki itu seorang diri dan mengambil sepedaku lalu menggayuh pedalnya menuju rumah. By the way cowok itu charming banget.

Bad Boy to be Good ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang