Another

21.6K 712 6
                                    

Author POV
"Sudah makannya?" tanya Aldo lembut. Diandra hanya mengangguk. Setiap ada waktu Aldo selalu mensuapi Diandra makan seperti saat ini.

"Sekarang tidur ya? Aku selimutin. Nanti sore kita jalan-jalan." Aldo menyelimuti Diandra lalu mengecup keningnya dengan sayang. Lalu menutup pintu kamar dengan hati-hati dan berjalan ke ruang tengah.

Aldo duduk di samping Thomas memijat pelan kepalanya. "Kaya orang stress lo Al."

"Emang gue stress mau apa lo?"

"Biasanya kalau stress clubbing, senang-senang sama perempuan. Sekarang kok enggak?"

"Clubbing nggak akan menyelesaikan masalah malah bisa nambah masalah." jawab Aldo skeptis.

"Jadi elo benar-benar udah berubah, ya? Syukur lah."

"Lo nanti nginap? Sampai kapan?" tanya Aldo mengalihkan pembicaraan.

"Sampai minggu lah dodol. Senin kan gue harus kerja. Kerja keras gantiin posisi lo."

"Kan enak jadi bos." goda Aldo

"Iya enak tapi gaji gue segitu-gitu doang. Gue korup baru tau rasa lo."

"Awas aja kalau sampai pemasukan gue kurang, gue laporin lo ke KPK."

"Laporin aja." kata Thomas tak gentar. "Gue lapar mau makan. Elo ada makanan nggak?" tanya Thomas berjalan ke arah dapur.

"Tanya aja sama Bi Sari." Thomas dengan bersemangat menanyakan makanan pada Bi Sari. Seakan-akan ia belum pernah makan dalam waktu yang cukup lama.
"Bi, ada makanan nggak? Apa aja deh asal jangan sandal aja Bi."

"Ada tuan. Sup jamur. Kalau tuan mau biar saya siapkan makanannya."

"Yang lain deh Bi. Saya nggak suka jamur. Apa aja deh asal jangan jamur." ia paling tidak suka sama yang namanya jamur.

"Tadi tuan bilang apa saja asal jangan sandal." kata Bi Sari sambil berusaha menahan tawanya.

"Maklum deh Bi masih abg. Jadi masih labil gitu." ABG apanya. ABG tua sih iya. Umur Thomas sudah lebih dari seperempat abad. 27 tahun.

"Yasudah telur dadar aja kalau begitu tuan."

"Ha itu dia Bi. Kenapa nggak nawarin saya dari tadi sih Bi. Keburu kena penyakit busung lapar ni saya." Bi Sari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menahan tawa. Kelakuan Thomas emang terkadang suka bikin pusing.

Sedangkan Aldo termenung di tepi kolam. Ini merupakan kebiasaan buruknya sejak Diandra sakit. Termenung lalu memainkan ujung-ujung jarinya.

"Al, elo nggak makan?" tanya Kelvin padanya. Sudah berkali-kali ia mendapati Aldo termenung seperti ini.

"Nanti aja. Elo makan aja duluan sama Tomy." Kelvin menghela nafas melihat kelakuan Aldo. Ia hanya makan satu kali sehari bahkan ia pernah tidak makan selama satu hari.

"Gimana?" tanya Thomas pada Kelvin.

"Nanti katanya." jawab Kelvin lesu. "Kak, elo nggak berusaha buat menghibur gitu atau apalah. Kalau bisa suruh Davin ke sini biar dia agak semangat. Kalau dia lemah gitu gimana Diandra bisa sembuh."

"Gue capek vin. Elo pikir gue kesini tiap minggu cuma buat ngantarin berkas-berkas doang? Enggak vin, gue kesini juga mau jengukin dia yang makin hari makin parah keadaannya." kata Thomas frustasi.

"Ajak kemana gitu kak. Jangan di rumah terus."

"Dari tadi gue juga udah berusaha buat ngajakin dia keluar. Besok gue ajak Davin sama anaknya kesini. Kali aja dia bisa semangat lagi." Thomas menyendokkan nasi ke mulutnya. Ia jadi tak nafsu makan melihat Aldo seperti itu. Walaupun sedari tadi perutnya memang sudah sangat lapar.

Bad Boy to be Good ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang