Pagi ini aku menuju kamar Diandra. Saat aku membuka pintu kamarnya ia sedang membaca sebuah buku. Hari ini aku harus melepaskan wanita yang kucintai.
"Lagi apa Diandra sayang?" tanyaku lembut.
"Lagi baca novel." jawabnya singkat seolah tidak peduli.
"Bisa kita bicara sebentar?" tanyaku. Ia mendongakkan kepalanya menatap tepat ke arah mataku.
Aku tak tahu harus memulainya dari mana. Aku bingung mengatakannya. Apakah ini adalah keputusan yang tepat atau tidak. "Diandra, siapa Kelvin sebenarnya?" entah mengapa pertanyaan itu yang keluar dari mulutku.
"Kamu mau aku jujur?" tanya nya kaku.
"Ya, aku mau kamu jawab dengan jujur."
"Dia cinta pertamaku. Saat dia pergi ke USA aku berjanji akan menunggunya pulang. Tetapi, aku malah menikah dan jatuh cinta pada orang lain." ini kalimat terpanjang yang ia ucapkan setelah kejadian itu.
"Kamu bahagia hidup denganku?"
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...Tidak ada jawaban darinya. Tolong katakan kamu bahagia denganku Diandra. Agar aku tak perlu pergi dari hidupmu.
"Kamu nggak bahagia kan? Aku rasa kamu lebih baik bersama Kelvin Di. Kamu sering terluka karena aku. Kelvin juga sepertinya masih mencintai kamu." kataku tenang. Akhirnya aku bisa mengucapkan kalimat yang sulit itu.Diandra POV
"Dia cinta pertamaku. Saat dia pergi ke USA aku berjanji akan menunggunya pulang. Tetapi, aku malah menikah dan jatuh cinta pada orang lain. " kataku menjelaskan padanya. Setelah semua yang terjadi padaku ia masih bisa cemburu pada Kelvin. Jelas-jelas aku sudah menikah dan jatuh cinta padanya."Kamu bahagia hidup denganku?"
Mencintaimu adalah kebahagian bagiku. Aku bahagia hidup denganmu Aldo. Tetapi, setelah apa yang kau lakukan dengan Renata semuanya jadi tak mudah untuk dijalani bersama lagi. Butuh waktu untuk memaafkanmu."Kamu nggak bahagia kan? Aku rasa kamu lebih baik bersama Kelvin Di. Kamu sering terluka karena aku. Kelvin juga sepertinya masih mencintai kamu." kata nya tenang. Tanpa ada beban sedikit pun. Sangat mudah ia mengatakannya.
"Aku cinta kamu Diandra." katanya sambil memeluk tubuhku. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke arahku. Mengulum lembut bibirku.
"Ciuman terakhir." katanya sambil mengusap pelan puncak kepalaku.
Aku ingin memintanya untuk jangan pergi. Tetapi, aku tak mampu mengatakannya. Semua begitu cepat terjadi. Aku memang menyalahkannya atas semua kejadian ini tetapi, aku tidak memintanya untuk pergi. "I still your wife until whenever. Tolong jangan pergi." bisikku saat pintu menutup. Pengecut. Seharusnya aku katakan itu keras-keras tadi.
Aku menangis tertahan. Apa yang dia pikirkan? Bukan ini yang aku inginkan. Aku tak mau dia pergi. Aku ingin dia membujukku untuk tidak membencinya lagi. Memohon maaf padaku dan kami akan hidup seperti sedia kala. Tapi, apa? Dia malah pergi meninggalkanku. Cowok brengsek! Semua cowok itu sama saja. Selalu pergi sesuka hatinya.
Entah sudah berapa lama aku tertidur. Tertidur karena lelah menangis. Aku melewatkan makan siangku. Aku teringat Aldo. Apa dia akan benar-benar pergi meninggalkanku? Aku bergegas mencari dirinya.
Aku menemukannya duduk di beranda. Mengisap sebatang rokok. Seperti bukan Aldo yang kukenal. Tiba-tiba seorang perempuan datang menghampirinya. Wanita yang menyapanya di warung sarapan pagi kemarin. "Sore pak." sapanya ramah pada suamiku.
"Sore." jawab Aldo singkat. "Mau jemput Bi Sari lagi? Tunggu sebentar ya saya panggilin." kata Aldo padanya
"Enggak usah pak." ia menarik tangan Aldo untuk duduk kembali. Mereka lalu saling pandang lalu sama-sama tersenyum. Seperti dua sejoli yang jatuh cinta. Apa mungkin Aldo sudah menemukan penggantiku hingga dia menyuruhku untuk bersama Kelvin. Tetapi, rasanya tidak mungkin suamiku seperti itu. Aldo laki-laki terhormat mana mungkin ia mempermainkan kata-kata cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy to be Good Man
RomanceDiandra Jelita Admoedjoe wanita cantik nan mempesona setelah menikah dengan Aldo Yunanda Alielanor ia bertekad untuk merubah semua tabiat buruk suaminya demi mangabdikan diri untuk keluarga dan suaminya. Berhasilkah Diandra?