Aldo
Gue melihat kedalam mata perempuan yang saat ini bersanding disebelah gue. Dengan riasan yang berat tak mengurangi kecantikannya. Tamu tak henti-hentinya berkunjung sepertinya orangtua kami benar-benar mengadakan pesta yang sangat meriah untuk kami.
"Kamu capek?" tanya bidadari itu pada gue. Matanya memancarkan kebahagiaan. Apakah ia bahagia menikah dengan gue?
"Enggak kok." jawabku singkat. Meski terasa sedikit pegal di sendi kaki gue. pastilah dia lebih letih dari gue. Bayangkan aja berjam-jam berdiri dengan high heels.
Gue terus saja memandangnya. Setelah seminggu dekat untuk mempersiapkan pernikahan ini dengannya membuat gue nyamaan banget berada dekat dengan dia.
Cincin yang gue pilihin untuknya tampak cantik bertengger di jari manisnya. Sebenarnya gue ini kenapa sih. Jatuh cinta? Aldo nggak mungkin jatuh cinta secepat ini. Masak gue bisa ditaklukin dalam waktu yang sesingkat ini. Gue nggak boleh terlalu cepat jatuh cinta sama cewek ini meskipun sekarang dia adalah istri gue.
Malam semakin larut. Akhirnya selesai sudah pesta pernikahan yang melelahkan ini. Tiba-tiba Tomy memanggilku untuk mengajakku bicara.
"Bro, gue kira lo harus buang tabiat buruk lo mulai sekarang. Istri lo itu cantik banget tau nggak."
"Terus kenapa kalau dia cantik. Gue Aldo, harus penuh perjuangan buat dapatin hati gue seutuhnya. "
"Jangan bilang lo masih trauma Al?" Tomy dengan mudahnya membuka kartuku.
"May be. Udalah tom gue mau istirahat dulu. Mending lo cari cara buat nembak Clara supaya lo cepetan nikah." gue meninggalkan Tomy dan berjalan menuju istri cantik gue yang sedang memijit-mijit kakinya.
"Mending gue gendong lo sekarang ke kamar" dia menatapku heran bercampur terkejut. Tanpa meminta persetujuannya gue langsung menggendongnya ala bridal style. Membuat tamu-tamu yang belum pulang menyoraki kami. Termasuk mama.
"Aldo kenapa kamu gendong aku tadi?" tanyanya setiba di kamar hotel yang memang telah disediakan untuk kami. Baru kali ini ia memanggil nama gue.
"Emangnya nggak boleh aku gendong kamu?" entah sejak kapan gue jadi beraku-kamu sama dia. Berasa cupu banget.
"Boleh sih. Yaudah tolong bukain baju aku dong. Ribet banget nih." aha ini dia yang gue tungguin dari tadi. Pengen bantuin buka tapi takut dia marah.
"Yaudah sini aku bukain." gue membantunya membuka resleting gaun super ribet ini.
"Bisa nggak buka bajunya sambil tutup mata?" tanya-nya tiba-tiba. Bukain gaun ini tanpa melihat. Raba-raba dong. Yang bener aja nih bini gue.
"Enggak bisa. " jawabku ketus.
Akhirnya gaun sialan ini terbuka juga. Saat resleting terbuka terlihatlah punggung mulus bini gue ini. Gue jadi kepengin meluk dan dedek gue kok jadi sesak nafas dibuatnya.
"Liatinnya jangan lama-lama" tiba-tiba suaranya menginterupsi pikiran gue yang udah melayang entah kemana.
"Siapa juga yang ngeliatin. Udah ah, aku mau mandi" sepertinya aku butuh air dingin untuk menenangkan yang bergejolak di bawah.
Diandra
Saat ini dia sedang mandi. Seandainya dia mencintaiku pasti malam ini aku sudah berada di kamar mandi itu berdua dengannya. Ah, harus berapa lama lagi waktu bisa mengubah segalanya menjadi cinta. Saat ini aku hanya percaya "Witing tresno jalaran suko kulino" cinta datang karena terbiasa.
------------------------------------
cintaku tak sambutmu bagai panas tanpa hujan
jiwaku berbisik lirih kuharus milikimu
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu biar cinta datang karena telah terbiasa
Simpan mawar yg kuberi mungkin wanginya mengilhami
Sudikah dirimu untuk kenali aku dulu
Sebelum kau ludahi aku sebelum kau robek hatiku
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu biar cinta datang karena telah terbiasa
Dewa 19 - Risalah Hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy to be Good Man
RomanceDiandra Jelita Admoedjoe wanita cantik nan mempesona setelah menikah dengan Aldo Yunanda Alielanor ia bertekad untuk merubah semua tabiat buruk suaminya demi mangabdikan diri untuk keluarga dan suaminya. Berhasilkah Diandra?