Barang sedetik saja

1.1K 25 1
                                    

____________

Karena pagi ini aku ingin melihatmu.
Barang sedetik saja. Setelah itu, kau boleh pergi.
________

Di bawah pohon mangga, 2017

Seorang gadis menengadah ke atas pohon mangga sambil membimbing lelaki berseragam SMA untuk meraih buahnya. Mereka adalah Liam dan Keisya. Tampak tiga kawan lainnya menunggu di teras sambil bercanda ala anak SMA pada umumnya.

"Iya iyaa... Kanan! Eh kanan!" sorak Keisya dari bawah pohon mangga.

"Itu bukan?" Liam menunjuk salah satu buah mangga yang muda.

"Bukan Liaaam, itu looh, kanan atas kamu."

"Yang ini?" Liam menunjuk mangga yang lain.

"Sebelahnya."

"Ini?"

"Iya iya... sama mangga yang agak kekuningan sebelah kiri kamu juga, ya!"

Keisya tersenyum girang dari bawah pohon mangga, sedangkan Liam bersusah payah memetik buahnya. Dengan penuh hati-hati dan menimbang-nimbang kekuatan dahan, cowok itu berpindah dari dahan satu ke dahan lainnya.
Beberapa menit berlalu usai Liam memetik mangga ia menoleh ke bawah.

"Tangkep ya Sya!" tukas Liam.

"Siiaaap boosss."

Kedua telapak tangan Keisya menjulur ke atas lalu Liam menjatuhkan buahnya.

Bugh!

"Aduuhh!"

"Key!!" teriak Liam.

Ketiga kawannya yang sejak tadi asik sendiri tak kalah histeris ketika mengalihkan perhatiannya kepada Keisya yang sudah terduduk sambil memegangi keningnya.

"Key..." Firda mendekati Keisya.

"Ayo bangun Key!" Alivia membantu Keisya berdiri dan menuntunnya ke tempat selain di bawah pohon mangga.

"Lo nggak apa-apa kan?" tanya Farel.

"Nggak apa-apa gimana? Bonyok jidat dia, Rel," seloroh Aliva.

Bugh!
Liam loncat dari ketinggian pohon kurang dari satu meter dan bergegas mendekati Keisya. Cowok itu jongkok di depan Keisya seraya menatap jeli pada keningnya. Terlihat sedikit berwarna ungu di bagian yang tepat kejatuhan mangga. Lalu Liam merabanya pelan.

"Masih sakit nggak?"

Keisya mengangguk.

"Da, tolong ambilin kompresan dong."

"Oke." Firda langsung pergi untuk mengambil sesuatu yang dituju.

"Maaf ya," suara Liam terdengar lirih.

Keisya hanya diam. Entah pertanda tidak mau memaafkan Liam atau karena ia sedang menetralisir rasa sakitnya, yang jelas Liam merasa khawatir. Takutnya Keisya sampai mengalami gegar otak gara-gara dirinya.

"Sya... gue bener-bener nggak sengaja," ucap Liam lirih.

Masih belum keluar suara dari bibir mungil Keisya. Hening sejenak, tak beberapa lama setelah itu Keisya memegangi tangan Liam yang masih jongkok di depannya sambil sesekali matanya merem melek.

"Jangan pingsan dong, Sya. Ntar lo ngga kebagian rujaknya gue yang disalahin," seloroh Farel.

Alivia menepuk tangan Farel keras, "Apaan sih. Orang lagi sakit malah diledek!"

Dari balik pintu Firda datang sambil membawa kompresan yang kemudian disodorkan pada Liam. Dengan lihainya Liam mulai mencelupkan kain ke dalam air yang kemudian diperasnya. Lalu ia menempelkannya pelan-pelan di kening Keisya.

"Seenggaknya ini bisa sedikit mengurangi rasa sakitnya," ucap Liam.

Keisya tersenyum ketika tangan cowok itu mulai merawatnya. Pelan, lamban, dan sangat berhati-hati namun pasti.
Rasa bahagia di dada Keisya menyeruak begitu saja, lalu entah kenapa angin sepoi seolah menerpanya.

Duuh! Kenapa darah gue rasanya kocar-kacir begini si. Btw... Jantung gue... Jantung gue... rasanya kek mau meledak, boy. Gue bener-bener terbang, Yam!
Pliiiisss pegangin gue supaya gue tetap di sini. Jangan buat gue menjauh. Pliss. Pegangin gue, Yam....

Keisya jadi senyum-senyum nggak jelas di depan Liam. Farel, Alivia dan Firda sempat heran juga. Khawatir teman mereka yang satu ini menjadi gila gara-gara ketiban buah mangga.

"Dududu... Pangeran sama tuan putri lagi romantis-romantisan," celetuk Alivia memecah kesunyian.

Yang dikatain begitu malah senyum-senyum menahan malu.

"Kalo ntar malem masih terasa sakit juga, lo boleh hubungi gue kok," ujar Liam semakin membuat Keisya melambung tinggi.

"Eh eh eh! Udah ya romantis-romatisannya. Mending cepet-cepet bikin rujak, deh! Gue ngidam!" Ujar Alivia.

"Yee, ngidam-ngidam. Omongan lo aja mau ngerusak suasana!" Seloroh Firda.

Sore itu mentari berangsur di ujung barat, hingga petang menyelimuti bumi.

***

SMK & SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang