Tresi dan Osa

730 17 1
                                    

Tresi bersendawa seraya mengusap mulutnya dengan telapak tangan. Kemudian ia menggendong ranselnya bersiap melanjutkan perjalanan. Sementara pipi Osa masih menggembung penuh dengan makanan.

"Tungguin dong!" ujarnya masih tak berhenti mengunyah.

"Yee. Elu makan lama bener. Kalo gini kan bisa-bisa kemaleman nyampenya." Seloroh Tresi.

"Memangnya ... Kostan bapak kamu masih jauh ya."

Tresi menghela napas, "Ya jauh lah, ondol!! Belom naek becaknya. Si abang becak mana bisa goes cepet kek motor."

"Naik angkot aja napa, Tres. Lebih cepet juga bayarnya lebih murah."

"Tau ah. Bawel lu. Yang penting nyampe, kan?"

***

Tresi dan Osa. Dua gadis itu berdiri di depan gerbang rumah tingkat besar seraya menatap ke lantai dua rumah itu.

"I-ni kostannya?" tanya Osa yang dibalas seringaian oleh Tresi.

"Gede banget." Lanjut Osa.

Tresi menekan bel di bawah nomor rumah yang tertera di tembok gerbang.

Ting tong ting tong ting tong!!

Lumayan lama tidak ada jawaban. Ia mendengus kesal sampai pada akhirnya keluarlah sosok bertubuh besar penuh lemak dengan koyo cabe nempel di setiap kanan kiri keningnya.

Pasti ini si penjaga kost yang bokap gue ceritain. Sial! Lelet bener kerjanya. Tresi merutuk dalam hati.

"Lama bener bukain pintu. Gue capek! Mau istirahat tau!" Seloroh Tresi.

"Ssst... Tres kalo bicara yang sopan, dong." Bisik Osa.

Ibu kost itu memandang raut wajah Tresi yang sangar dari atas ke bawah beserta kopernya.

"Maaf ye. Kagak nerima kost. Udeh penuh." Ucap ibu itu.

"Ooh, lo mau dipecat ama bokap gue? Berani-beraninya ngusir anak bos ya!" Tresi mulai menggulung lengan jaket kulitnya.

Lalu ibu kost mengangkat kedua tangannya tinggi, "Ma-maaf neng. Saya tidak tau. S-silakan masuk neng. Tapi jangan pecat aye ye neng."

"Bodo!"

Tresi berangsur memasuki kostan dengan angkuhnya diikuti Osa yang justru tersenyum risih ke ibu itu.

"Eh! Kamar gua yang mana neh?!" teriak Tresi begitu sampai di anak tangga paling atas.

Wanita tadi tergopoh-gopoh menaiki anak tangga lalu ia membukakan pintu kamar paling ujung.

***

SMK & SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang