Veera berjalan malas menuju koridor anak kelas 11 itu.
Ia menendang beberapa kaleng minuman yang ada di depannya.
"Kenapa si? Harus di koridor anak kelas 11??dan kenapa harus gueee..." gumam veera tak terima
Ia menatap sekeliling tak ada orang sama sekali. Yaiyalah... sekarang aja bukan waktunya istirahat jadi masih banyak siswa yang berada di dalam kelas
Ia berjalan sendiri di tiap-tiap koridor yang ia lewati seraya bersiul mengusir sunyiKemudian veera sampai di koridor kelas sebelah, ia terkejut melihat kondisi koridor itu
Sangat kotor dan becek, padahal tadi tidak hujan. Padahal ia rasa tadj pagi masih bersih dan kinclong tapi kenapa sekarang menjadi sangat kotor?, dan banyak sekali sampah yang berserakan.
Veera menghembuskan nafas pasrah, pantas saja bu vanya menyuruhnya membersihkan koridor anak kelas sebelas, kondisinya saja seperti ini
Dengan amat terpaksa, ia berjalan ke arah gudang penyimpanan alat-alat kebersihan. Beruntung gudang itu tak terkunci, jadi ia bisa masuk tanpa berusaha mencari kuncinya.
Ia mengambil beberapa alat kebersihan seperti sapuk ijuk, kain pel, dan serokan air yang terbuat dari karet, tak lupa juga dengan pewangi lantai
Pertama ia memulai dulu dengan mengikat rambutnya agar, tidak menutupi matanya saat sedang bersih-bersih.
"Duh ikat rambut gue mana ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Tangannya meraba lagi saku kantung bajunya, seingatnya tadi ia memasukan kuncuran berwana pink itu kedalam sakunya.
Tapi hasilnya nihil tak ada kuncir rambut didalamnya.
Gadis dengan rambut panjang sebahu dan setengah pirang itu, menghela nafas.
kalau gini caranya dia tidak akan fokus bersih-bersih karna terganggung oleh rambutnya yang panjang dan itu akan bisa menutupi matanya saat sedang memunduk.
Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Duhh gak enak kalo terurai gini"."Nyari ini de?". Tiba-tiba suara seseorang membuat veera berhenti mengacak-ngacak rambutnya
Ia melihat orang itu sedang memegang ikat rambutnya. Dengan samar ia menyerit heran dari mana dan bagaimana bisa ikat rambutnya ada pada orang itu, yang tak lain adalah kak varo anak kelas 12
Perlahan veera menghampiri aldi.
"Emhh iya, kok bisa ada di kakak?" Tanyanya
"Tadi ketemu di jalan dekat lab ipa". Ujar varo
Veera kembali mengingat, benar tadi ia lewat sana sebelum ke koridor kelas 11. Tadi ia sempat merogoh saku bajunya untuk mengambil permen karet, mungkin saja pas ia mengeluarkan kembali tangannya ikat rambutnya tersangkut oleh jarinya dan jatuh..mungkin
Entah mengapa veera tiba-tiba tersenyum dan senyuman itu menular pada varo yang ada di hadapannya.
"Makasih kak, untung ketemu" ucap veera dan mengambil ikat rambutnya dari varoVaro tersenyum ramah, membuat veera entah mengapa terasa seperti lilin sekarang.
"Sekarang gue baru sadar, kak varo punya senyum yang indah...gila melting gue".batin veera
"Iya sama-sama de, ngomong-ngomong ngapain di sini?" Tanya varo masih dengan sanyumannya, ia melihat veera dari ujung kaki hingga kepala. Dan seketika membuatnya salah tingkah
Veera menggaruk belakang kepalanya yg tidak terasa gatal.
"Emhh itu kak, di suruh bersihin koridor ini sama buk vanya". Ujar veera. Varo melihat keadaan koridor itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"si kutub es"
Teen Fiction"Lo serius? mau lelehin tuh si kutub es?" "Ya serius masa gua boong" "emangnya bisa?" veera tampak berfikir. kemudian mengangguk mantap. "Pasti bisa!percaya aja sama gue" "Yaa semerdeka lu dah". "Tapi kalian berdua dukung dan bantuin gue kan?".tanya...