1.permulaan

297 14 0
                                    

Pagi ini veera sangat bersemangat, entah karena apa alasannya

Intinya dia sangat senang dan semangat hari ini. sepanjang di perjalanan menuju kelasnya, senyuman di bibirnya tak pernah hilang sedetik pun.

Aurel dan nadin yang berada di sampingnya bingung dengan sikap veera hari ini. Gadis itu kadang-kadang semangat, kadang-kadang redup seakan kebahagiaan yang dimiliki sudah direnggut secara paksa.

Solah mengerti apa yang nadin pikirkan, aurel hanya terkekeh.
"Emang gitu din! Tingkahnya si veera tergantung moodnya aja"

Nadin menoleh dan ikut terkekeh.

"Ngobrol apaan si? Kok asik bener?".

Nadin dan aurel menengok bersamaan,di depannya kini sudah ada wajah veera yang minta di tabok.

"Apa ya?? Pengen tau banget nih kayanya si veera". Goda nadin, aurel yang ada di sambing nadin menjulurkan lidahnya.

Veera mengerucutkan bibirnya dan menjauhkan sedikit wajahnya dari nadin dan aurel.

Seketika tawa mereka meledak, dan itu membuat veera semakin jengkel.

Veera berbalik dan berjalan sendiri meninggalkan nadin juga aurel yang masih tertawa geli.

Tawa mereka perlahan mereda, seketika mereka menyadari bahwa veera telah menghilanh di hadapan mereka.

Veera berjalan mundur, seraya menatap nadin dan aurel sambil terkekeh pelan.

Brukk!

Pundaknya tiba-tiba tertabrak oleh seseorang, veera berbalik bermaksud menatap siapa orang yang telah ia tabrak

Ia menatap dari unjung kaki hingga ujung kepala. Veera terkejut melihat siapa yang telah ia tabrak.

Itu adalah Galen brajakusumo, si kakak kelas terdingin dan tercuek dari semua cowo di SMA mandiri.

Veera menelan salvianya, menatap galen ragu. Tatapan itu menyorot tajam kearah bola mata veera dengan wajah tanpa ekspresi, tatapan mereka bertemu beberapa detik sebelum akhirnya veera mengalihkan pandangannya.

"Ma-maaf kak". Ucap veera dengan kepala tertunduk, tak berani menatap galen.

"Serem banget si tuh mata". Cibir veera dalam hati

Galen menatapnya datar namun masih dengan sorotan tajam. Sedetik berlalu tak ada jawaban akhirnya veera memberanikan diri untuk mendongkak dan melihat galen.

Rupanya cowo itu sudah berjalan melewati veera, veera menghembuskan nafas lega.

"Woii!!" Dari arah belakang seseorang menepuk pundaknya, dan tidak salah lagi itu adalah......

Yapp si nadin_-
"Apaan si nad? Hobi lu ya?nepuk pundak gue?".tanya veera

Nadin menyengir lebar,memperlihatkan sederet gigi putihnya.
"mungkin veer".

"Gila ya? Tu cowo dingin banget". Ucap veera entah pada siapa, sambil menatap galen yang semakin menjauh

"Kak Galen maksud lo veer?". Tanya aurel memastikan

Veera mengangguk.

"Emang ada apa sama dia?". Tanya nadin

"Tadi gua gak sengaja nabrak dia, gila tatapannya tajam banget, karna itu gua minta maaf sambil nunduk ehh.. kaga ada respon pas gue dongkak dia udah jalan di samping gua tanpa satu katapun!!bayangin aja?heran gue". Ucap veera menggebu-gebu

Nadin dan aurel saling tatap, lalu tertawa berbarengan.veera menautkan alisnya bingung

"Lu berdua kenapa ketawa?apanya yang lucu sih?". Veera semakin jengkel dengan sikap kedua sahabatnya itu.

"Dia emang gitu ver, jadi jangan heran dehh". Kata nadin di sela tawanya dan seraya mengibaskan tangannya di udara.

Veera mengedikan bahu. "Yaa tapi jangan dingin-dingin banget kek". Ucapnya.

"Oke...lahh mending ke kelas, dari pada masih medok di sini?". Ucap aurel, gadis ber-rambut pirang itu dengan segera menarik kedua lengan sahabatnya menuju kelas.
             
                ****

Pelajaran hari ini sungguh membuat veera dan aurel bosan, lantaran di depan sana berdiri seorang guru dengan kumis tebal, juga kepala plotos yang sedang berceloteh..mereka sendiri pun tidak tau pak darmono berbicara mengenai hal apa.

Berbeda dengan veera dan juga aurel, nadin justru nampak sangat fokus mendengarkan pak darmono berbicara.

Veera mencolek pundak nadin pelan, satu kali tidak ada respon
Dua kali tidak ada masih sama,cewe itu masih fokus memperhatikan pak darmono, hingga ketiga kalinya barulah cewe itu memutar tubuh menghadap veera.

"Kenapa si ver?ahh ganggu aja lu". Ucap nadin sedikit kesal

Veera menampilkan cengiran andalnya. Nadin memutar bola mata malas sungguh ia bosan melihat kala veera seperti itu.

"Kok lo fokus banget si din?biasanya mah males-malesan". Kata-kata veera barusan membuat nadin menghembuskan nafas pasrah.

"Ver! Lu ga denger?pak darmono tadi ngomong apaan?". Tanya nadin memastikan.

Veera mengeleng.
Benar dugaan nadin pasti anak satu ini tidak sama sekali mendengarkan ucapan pak darmono barusan.

"Emang apaan nad?". Tanya aurel yang ada di samping veera, tepatnya mereka duduk berdua sedangkan nadin duduk bersama dita di depan mereka.

"Pak darmono tadi bilang, sekolah bakal ngadain lagi staditour ke jogja khusus anak kelas 10 sama 11,paham?". Ucap nadin menirukan ucapan pak darmono tadi.

Keduanya serempak menjawab. "Ohh"

"Tapi kapan din?". Tanya veera penasaran.

"Katanya sih sehabis ukk, gue juga kurang tau". Jawabnya

"Heii yang di belakang! Silahkan keluar jika masih berbicara". Suara pak darmono mengintrupsi mereka bertiga yang sedang asik mengobrol.

Alhasil mereka tiba-tiba diam seribu bahasa, dan sama-sama terkekeh pelan.

______________________
         _____________

Di part ini belum ada konflik ya...jadi sabar aja di part nanti pasti ada konfliknya kok

Yang bikin baper dan seruu...

So baca terus yaa, dan jangan lupa tekan bintang di bawah ini⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇
⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇
⬇⬇⬇⬇⬇⬇
⬇⬇⬇⬇⬇
⬇⬇⬇⬇
⬇⬇⬇
⬇⬇

"si kutub es"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang